Penilaian Pola Makan pada Anak Terapi

Tabel 2.3 Anjuran Komposisi Energi dari Karbohidrat, Protein, dan Lemak Zat Gizi Makro Persen Terhadap Total Energi Bayi 0-11 bulan Anak 1-3 tahun Anak 4-18 tahun Dewasa Protein 5 15 5-20 15 10-30 15 10-30 Lemak 55 35 30-40 30 25-35 25 20-30 Karbohidrat 40 50 45-65 55 45-65 60 45-65 Berdasarkan Air Susu Ibu ASI dari United Nations University Center. Angka dalam kurung merupakan kisaran anjuran di Amerika Serikat IOM,2005.

2.2.6. Penilaian Pola Makan pada Anak

Pola makan pada anak terdiri dari jumlah makanan, jenis makanan, dan frekuensi makan. Penilaian pola makan individu dapat dikelompokkan menjadi : a Mengingat makanan food recall yang dimakan oleh individu selama 24 jam sebelum dilakukan wawancara. Contoh makanan food model dapat dipakai sebagai alat bantu. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi diperkirakan atau dihitung dengan ukuran rumah tangga yang kemudian dikonversikan ke dalam ukuran berat. Pemakaian metode food recall ini digunakan untuk mengukur rata-rata konsumsi makanan dan zat gizi kelompok masyarakat yang jumlahnya besar Supariasa, Bakri, Fajar, 2002. b Pencatatan makanan yang dimakan food records oleh individu dalam jangka waktu tertentu, jumlahnya ditimbang dan diperkirakan dengan ukuran rumah tangga Siagian, 2010. c Frekuensi konsumsi makanan food frequency questionaire adalah recall makanan yang dimakan pada waktu lalu. Kuesioner terdiri dari daftar bahan makanan dan frekuensi makan. Cara ini merekam keterangan tentang berapa kali konsumsi bahan makanan dalam sehari, seminggu, sebulan, tiga bulan atau jangka waktu tertentu Supariasa, Bakri, Fajar, 2002. Universitas Sumatera Utara d Riwayat makan dietary history yaitu mencatat apa saja yang dimakan dalam waktu lama. Cara ini dilakukan oleh petugas wawancara yang terlatih. Periode yang diukur biasanya adalah selama 6 bulan atau 1 tahun yang lalu. Metode wawancara ini merupakan modifikasi dari cara recall 24 jam untuk dapat memperoleh informasi tentang makanan yang dikonsumsi, frekuensi dan kebiasaan makan Siagian, 2010.

2.2.7. Terapi

Tatalaksana sebaiknya didasarkan pada faktor risiko, termasuk usia, tingkat keparahan obesitas, komorbiditas, dan riwayat keluarga Krebs Primak, 2007. Pada anak dengan obesitas yang tidak berkomplikasi maka tujuan primer dari tatalaksana ini adalah untuk mempertahankan asupan makanan yang sehat dan memperbaiki pola aktivitas sehingga pasien tidak perlu mencapai berat badan ideal. Sedangkan pada anak obesitas yang memiliki komplikasi, maka tujuan tatalaksana adalah memperbaiki komplikasi tersebut. Ada beberapa kelompok tatalaksana obesitas pada anak yaitu sebagai berikut. 1. Untuk anak usia 2-7 tahun dengan IMT = persentil 95 th 2. Untuk anak usia 2-7 tahun dengan IMT = persentil 95 dan tanpa komplikasi, tujuan umum tatalaksana adalah mempertahankan berat badan yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan dengan tumbuh kembang anak. th 3. Untuk anak usia 7 tahun dengan IMT berada di antara persentil 85 dan dengan komplikasi maka diindikasikan untuk melakukan penurunan berat badan pada anak. th dan 95 th 4. Untuk anak usia 7 tahun dengan IMT berada di antara persentil 85 dan tanpa komplikasi maka tujuan terapi adalah mempertahankan berat badan. th dan 95 th Modifikasi perilaku, tatalaksana diet, dan aktivitas fisik merupakan komponen yang efektif dalam pengobatan obesitas pada dan dengan komplikasi maka direkomendasikan untuk menurunkan berat badan. Universitas Sumatera Utara anak. Beberapa cara perubahan perilaku tersebut di antaranya yaitu pengawasan sendiri terhadap masukan makanan, aktivitas fisik, mencatat perkembangannya, kontrol terhadap rangsangan stimulus, mengubah perilaku makan, penghargaan dan hukuman dari orang tua, dan pengendalian diri. 2.3. Anak Usia Sekolah 2.3.1. Karakteristik Anak Sekolah Menurut WHO World Health Organization anak sekolah adalah golongan yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia anak sekolah lazimnya anak yang berusia antara 7-12 tahun. Golongan ini memiliki karakteristik mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan atau norma. Disinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali, seperti pada pertumbuhan dan perkembangan, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian, serta asupan makanan. 2.3.2. Kebiasaan Makan Anak Anak sekolah dasar memiliki kebiasaan makan yang kurang baik, seperti : 1. Kebiasaan anak yang suka jajan di sekolah dibandingkan makan di rumah. Kebiasaan banyak jajan merupakan kebiasaan yang tidak baik karena selalu diragukan kebersihannya dan belum tentu makanan yang dibeli tersebut bergizi baik. Selain itu, makanan tersebut dapat menyebabkan badan anak tidak sehat karena mungkin saja makanan tersebut mengandung kuman penyakit. 2. Kebiasaan yang hanya menyukai makanan tertentu tanpa menghiraukan apakah makanan yang disenanginya itu bergizi atau tidak. 3. Makan tidak teratur, misalnya karena asyik atau sibuk bermain sehingga waktu makan dilewatkan begitu saja. Hal ini dapat Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMP Harapan 1 Medan Dan SMP Negeri 10 Medan Tahun 2004

0 32 88

Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2 83 115

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS ANAK PADA SISWA SD DEK PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

0 2 13

Hubungan Riwayat Obesitas pada Orangtua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah Dasar.

0 0 13

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

0 1 5

Hubungan Antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadian Kelebihan Berat Badan Pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Getasan Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadia

0 0 48

Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah

1 3 7