Jenis kelamin Umur Tingkat sosial ekonomi Faktor lingkungan Aktivitas fisik

ditentukan posisi persentilnya. Untuk persentil 85-94 th dikategorikan dalam overweight dan untuk persentil ≥ 95 th Tabel 2.1. Kategori Status Berat Badan pada Anak berdasarkan dikategorikan dalam obesitas. CDC 2000 Kategori Status Berat Badan Rentang Persentil Kurang dari persentil ke-5 Underweight Normal Antara persentil ke-5 hingga kurang dari persentil ke- 85 Antara persentil ke-85 hingga kurang dari persentil ke- 95 Overweight Obesitas Sama dengan atau lebih dari persentil ke-95 Sumber : Centers for Disease Control and Prevention CDC 2000 2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas antara lain.

1. Jenis kelamin

Obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama pada masa remaja, hal ini disebabkan faktor endokrin dan perubahan hormonal. Perempuan sedikit lebih gemuk dan pada laki-laki pada saat kelahiran sampai anak-anak. Komposisi tubuh berbeda nyata antara laki-laki dan perempuan selama remaja.

2. Umur

Obesitas sering terjadi pada saat remaja karena merupakan periode pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang cepat disertai dengan peningkatan lemak tubuh. Obesitas yang muncul pada tahun pertama kehidupan biasanya disertai dengan perkembangan rangka tubuh yang Universitas Sumatera Utara cepat. Anak yang obesitas cenderung menjadi obesitas pada saat remaja dan dewasa.

3. Tingkat sosial ekonomi

Obesitas yang terjadi pada kelompok masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah disebabkan karena tingginya konsumsi makanan sumber karbohidrat, sementara konsumsi protein rendah. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan terhadap kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, berarti semakin baik kualitas dan kuantitas makanan yang diperoleh, seperti beraneka ragam jenis makanan. Asupan kalori dipengaruhi oleh status ekonomi. Salah satu ukuran status ekonomi adalah tingkat pendapatan total yang diterima oleh keluarga. Peningkatan tingkat pendapatan akan mempengaruhi kebiasaan makan sehingga cenderung untuk makan berlebihan.

4. Faktor lingkungan

Pola makan, jumlah, dan komposisi nutrisi dalam makanan, serta intensitas aktivitas tubuh merupakan hal yang paling berpengaruh dalam terjadinya obesitas. Gaya hidup modern dan santai seringkali menyebabkan ketidakseimbangan jumlah dan kandungan masukan kalori seperti makan fast food, ‘ngemil’ makan berkalori tinggi, dan tinggi karbohidrat pada saat nonton televisi atau bioskop, dan sebagainya.

5. Aktivitas fisik

Aktifitas fisik yang rendah memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan kejadian obesitas yang terjadi di seluruh dunia. Banyak studi yang menunjukan bahwa perilaku gaya hidup santai sedentary life style seperti Universitas Sumatera Utara menonton televisi dan bermain komputer memiliki hubungan dengan tingginya kejadian obesitas. Pada studi yang dilaksanakan pada 3132 individu pada tujuh pusat kesehatan di Jepang, terlihat adanya hubungan antara olahraga dan obesitas. Studi ini menunjukan bahwa kejadian obesitas rendah pada kelompok orang yang memiliki kebiasaan berolahraga dengan OR=0,48 dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan olahraga. Studi Coronary Artery Risk Development in Young Adults CARDIA, diantara orang-orang yang berusia 20 tahun terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan olahraga selama dua tahun dengan penurunan berat badan. Risiko kenaikan berat badan berkurang dengan jogging OR=0,57 dan aerobik OR=0,59, tetapi untuk olahraga tim atau tenis tidak menunjukan penurunan berat badan yang signifikan Fukuda, S. Takeshita, 2001.

6. Nutrisi

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMP Harapan 1 Medan Dan SMP Negeri 10 Medan Tahun 2004

0 32 88

Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2 83 115

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS ANAK PADA SISWA SD DEK PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

0 2 13

Hubungan Riwayat Obesitas pada Orangtua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah Dasar.

0 0 13

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

0 1 5

Hubungan Antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadian Kelebihan Berat Badan Pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Getasan Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadia

0 0 48

Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah

1 3 7