3. Frekuensi Makan Sumber Protein
Berdasarkan hubungan frekuensi makan sumber protein dengan kejadian obesitas anak, hasil penelitian ini menunjukan
tidak ada hubungan antara frekuensi makan sumber protein terhadap kejadian obesitas anak.
Duvigneaud dkk, 2007 di Jeman yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara frekuensi makan sumber
protein dengan kejadian obesitas p=0,017. Penelitian Duvigneaud ini didukung hasil penelitian yang dilakukan Westerterp yang
menyatakan ada beberapa mekanisme yang dilaporkan untuk menjelaskan peningkatan kehilangan berat badan dan lemak tubuh
dengan diet protein tinggi. Diet protein yang tinggi tampaknya meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan pengeluaran energi, dan
mempertahankan jaringan yang tinggi aktivitas metaboliknya Westerterp dan Lejeune, 2004. Hasil penelitian ini berbeda,
kemungkinan disebabkan karena tidak lengkapnya anak mengisi food recall yang diberikan dan perbedaan kuesioner yang
diberikan.
4. Frekuensi Makan Makanan Cepat Saji
Berdasarkan hubungan frekuensi makan makanan cepat saji terhadap kejadian obesitas anak, hasil penelitian ini menunjukan
ada hubungan yang signifikan antara frekuensi makan makanan cepat saji terhadap kejadian obesitas anak PR=8,914. Hal ini
menunjukan anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji 8,914 kali lebih berisiko untuk menjadi obes dibanding yang tidak
sering mengonsumsi sumber makanan cepat saji. Sebuah studi yang dilakukan di daerah Victoria menemukan
bahwa anak usia 4-12 tahun yang mengkonsumsi tiga porsi atau lebih minuman ringan soft drink per hari lebih berisiko menjadi
Universitas Sumatera Utara
obesitas daripada mereka yang mengkonsumsi 0-2 porsi per hari
Makanan cepat saji fast food dan junk food memiliki kandungan tinggi kalori, karbohidrat dan lemak. Jika makanan fast
food dan junk food dikonsumsi dengan frekuensi yang sering dan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan obesitas.
Anak yang mengonsumsi fast food 75 lebih berisiko untuk menjadi obesitas daripada anak yang tidak mengonsumsi fast food.
Mudjianto, 1993.
Peneliti memperhatikan banyaknya anak yang mengonsumsi fast food di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tersedianya menu jajanan berupa fast food di kantin sekolah, lokasi sekolah
yang dekat dengan pusat perbelanjaan supermarket dan restoran- restoran khususnya restoran fast food. Selain itu, makanan cepat
saji fast food menjadi pilihan utama orang tua yang sibuk atau konsumsi ketika menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal ini
disebabkan karena pengolahannya yang cenderung cepat, mudah dijangkau, dan pelayanannya selalu sedia setiap saat.
5. Frekuensi Makan Sumber Serat