Tujuan Khusus Patogenesis Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas anak kelas V dan VI, mengingat kota Medan menduduki peringkat ketiga tertinggi di Indonesia untuk kejadian obesitas pada anak. Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti menganggap penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas anak kelas V dan VI di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah ada hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas anak kelas V dan VI di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah?” 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas anak kelas V dan VI di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi hubungan jumlah asupan energi terhadap kejadian obesitas pada anak kelas V dan VI di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. 2. Mengidentifikasi hubungan jenis makanan karbohidrat, lemak, dan protein terhadap kejadian obesitas pada anak kelas V dan VI di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. 3. Mengidentifikasi hubungan frekuensi makan sumber karbohidrat, lemak, protein, makanan cepat saji, dan sumber serat terhadap kejadian obesitas pada anak kelas V dan VI di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Universitas Sumatera Utara 4. Mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada anak kelas V dan VI di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.

1.3.3. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Kedokteran dan diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Bidang Akademis Sumbangan dalam mengkaji masalah obesitas pada anak dan faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas. 3. Bidang Penelitian Sebagai titik tolak penelitian lebih lanjut dalam hal pencegahan obesitas pada anak. 4. Bidang Pelayanan Kesehatan Data penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk dalam menyusun program terpadu yang menyangkut semua aspek yang terkait dalam pencegahan dan penanggulangan obesitas pada anak. 5. Bagi SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Data penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi pihak sekolah mengenai kejadian obesitas anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Universitas Sumatera Utara metabolisme lemak dan glukosa, seperti penyakit diabetes melitus, jantung koroner, stroke, perdarahan otak, dan hipertensi. Kegemukan yang tergolong tipe ginekoid memiliki timbunan lemak pada bagian bawah tubuh, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan bokong. Kegemukan tipe ini banyak diderita oleh perempuan. Jenis timbunan lemaknya adalah lemak tidak jenuh, ukuran sel lemaknya kecil dan lunak. Tipe ginekoid lebih aman bila dibandingkan dengan tipe android karena lebih kecil kemungkinannya untuk terserang penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa. Namun, orang dengan tipe obesitas ini lebih sulit untuk menurunkan berat badan.

2. Berdasarkan kondisi sel

Penelitian oleh Hirsch dan Knittle dalam Purwati 2001 menunjukan bahwa berdasarkan kondisi sel, kegemukan dibagi menjadi beberapa tipe yaitu hiperplastik, hipertropik, dan hiperplastik-hipertropik. Pada tipe hiperplastik, seseorang memiliki jumlah sel lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal, tetapi ukuran selnya sama dengan ukuran sel normal. Kegemukan tipe ini biasanya terjadi sejak masa kanak-kanak dan penurunan berat badan akan sulit terjadi. Kegemukan tipe hipertropik memiliki jumlah sel yang normal, tetapi ukurannya lebih besar dari ukuran sel normal. Kegemukan tipe ini biasanya terjadi setelah dewasa dan berat badannya lebih mudah diturunkan daripada tipe hiperplastik. Tipe hiperplastik-hipertropik memiliki jumlah dan ukuran sel yang melebihi normal. Kegemukan ini berlangsung sejak masa kanak-kanak dan berlangsung terus hingga Universitas Sumatera Utara dewasa. Penurunan berat badan pada tipe ini paling sulit dan paling rentan terhadap timbulnya komplikasi.

2.1.3. Patogenesis

Keseimbangan pemasukan energi dari saluran cerna dan penggunaan energi dari jaringan adiposa diatur oleh otak. Keinginan untuk makan disesuaikan dengan penggunaan energi agar berat badan tetap stabil. Otak menerima informasi mengenai isi pencernaan dari usus dan metabolisme zat-zat makanan pada hepar melalui nervus vagus. Peninggian konsentrasi glukosa setelah makan menyebabkan penyampaian rangsang dari traktus solitarius pada nukleus serabut saraf vagus diteruskan ke hipotalamus dan komponen sistem limbik pada otak depan Stanley, 2005. Pada hipotalamus, daerah yang berperan dalam proses makan adalah nukleus lateral hipotalamus yang berperan sebagai pusat makan feeding center dan nukleus ventromedial hipotalamus yang berperan sebagai pusat kenyang satiety center Guyton, 2006. Selain itu, terdapat juga nukleus lain seperti nukleus arkuatus yang terletak pada basal hipotalamus yang memiliki reseptor untuk banyak hormon dan peptida yang dapat mengatur rasa lapar dan nukleus paraventrikular PVN yang berada dekat dengan ventrikel tiga hipotalamus anterior. PVN merupakan tempat sekresi utama Corticotrophin-Releasing Hormone CRH dan TRH Thyrotropin Releasing Hormon sehingga ia memegang peranan dalam integrasi sinyal nutrisi dengan aksis HPA Hipothalamus Pituitary Axis dan tiroid Neary dkk, 2004. Pada nukleus arkuatus, terdapat dua neuron yang berperan dalam regulasi nafsu makan dan penggunaan energi yaitu neuron propiomelanocortin POMC yang menghasilkan α-melanocyte stimulating hormone α-MSH bersama dengan Cocain Universitas Sumatera Utara Amphetamine Related Transcript CART dan neuron yang menghasilkan senyawa neuro peptide Y NPY dan Agouti Related Protein AGRP. Pengaktifan neuron POMC akan menyebabkan pelepasan α-MSH yang kemudian berikatan dengan melanocortin receptor MCR, terutama MCR-3 dan MCR-4 yang berada pada nukleus paraventrikular. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke nukleus traktus solitarius yang kemudian menstimulasi aktivasi saraf simpatis sehingga terjadi penurunan asupan makanan dan peningkatan penggunaan energi. Pelepasan NPY dan AGRP akan menimbulkan hal yang berlawanan dengan POMC melalui hambatan pada MCR-3 dan MCR-4 sehingga muncul efek peningkatan asupan makanan dan penurunan penggunaan energi Guyton, 2006. Asupan makanan dapat diatur melalui proses jangka pendek ataupun jangka panjang. Regulasi jangka pendek dipengaruhi oleh faktor distensi lambung dan faktor hormon gastrointestinal, seperti kolesistokinin CKK, peptida YY PYY, glucagon-like peptide-1 GLP-1, dan ghrelin. Faktor-faktor tersebut menimbulkan efek penekanan asupan makan, kecuali hormon ghrelin. Ghrelin akan meningkatkan asupan makan dengan cara merangsang pelepasan senyawa orexigenic seperti, NPY dan AGRP. Pada regulasi jangka panjang, hormon yang paling berperan ialah insulin dan leptin. Leptin akan dilepas dari adiposit ke dalam darah ketika terjadi peningkatan jumlah jaringan adiposa, kemudian leptin akan menembus sawar darah otak dan menuju hipotalamus. Leptin memiliki efek menekan nafsu makan melalui beberapa cara, yaitu menurunkan produksi NPY dan AGRP, mengaktivasi neuron POMC, meningkatkan produksi CRH yang akan menurunkan asupan makanan, dan menstimulasi aktivitas simpatis Guyton, 2006. Universitas Sumatera Utara Pada orang-orang yang mengalami obesitas, terjadi keadaan resistensi leptin dimana meskipun kadar leptin tinggi dalam darah, namun reseptor leptin mengalami defek sehingga tidak dapat berfungsi secara optimal. Studi lain juga menunjukan bahwa disfungsi aksis saluran cerna-otak-hipotalamus melalui jalur hormonal ghrelinleptin merupakan faktor penyebab dari sepuluh persen pada penderita obesitas Schwarz, 2011. 2.1.4. Komplikasi Obesitas memiliki berbagai komplikasi, antara lain penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus tipe 2 ,Obstructive sleep apnea, gangguan ortopedik, dan risiko cukup tinggi untuk menjadi orang dewasa gemuk Hidayati, 2005.

2.2. Obesitas pada Anak

Kegemukan dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis kegemukan pada anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai sangat berat.

2.2.1. Gambaran klinis

Adapun gambaran klinis anak yang mengalami obesitas adalah sebagai berikut. 1. Pertumbuhan berjalan cepat atau pesat disertai adanya ketidakseimbangan antara peningkatan berat badan yang berlebih dibanding dengan tingginya. 2. Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih daripada yang normal dan kulit tampak lebih kencang. 3. Kepala tampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya atau dibandingkan dengan dadanya pada bayi. 4. Bentuk muka lebih ‘tembem’, hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil, mungkin disertai dengan bentuk dagunya berganda dagu ganda. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMP Harapan 1 Medan Dan SMP Negeri 10 Medan Tahun 2004

0 32 88

Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2 83 115

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS ANAK PADA SISWA SD DEK PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

0 2 13

Hubungan Riwayat Obesitas pada Orangtua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah Dasar.

0 0 13

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

0 1 5

Hubungan Antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadian Kelebihan Berat Badan Pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Getasan Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadia

0 0 48

Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah

1 3 7