beda menurut jenisnya dan rasa mie. Bumbu dan mie disatukan pada waktu pembungkusan. Bumbu ini terdiri dari pala, lada. Monosodium glutamate, rasa
daging ayam, garam, hidrolisa, protein sayur, bumbu seledri, kecap, bumbu bawang putih dan daun bawang.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu
atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong ini tidak tampak pada barang jadi. Bahan penolong
yang digunakan adalah : 1. Air
Dalam proses pembuatan mie, air berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang digunakan serta menjadikan adonan dapat bercampur secara homogen. Air berasal
dari sumur pompa yang ditampung dalam tangki penyaring atau filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa.
2.9.3. Uraian Proses
1. Pembuatan Larutan Konsui Pencampuran dan pengadukan larutan alkali ini dilakukan di tangki konsui
selama ± 1 jam sehingga larutan homogen, lalu larutan ini dialirkan ke mesin mixer. Untuk satu adonan dibutuhkan 70 liter larutan alkali.
Universitas Sumatera Utara
Larutan alkali ini digunakan untuk campuran dalam pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka menjadi adonan pembentuk mie di mesin mixer.
2. Pencampuran Pengadukan di Mesin Mixer Tepung terigu sebanyak 9 sak 225 kg dan tepung tapioka sebanyak 10 kg
yang berada di lantai I lantai produksi dipompakan melalui screw conveyor ke mesin mixer yang berada pada lantai II.
Pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka merupakan tahap awal proses pembuatan mie instan ini. Proses ini merupakan proses pencampuran tepung
terigu dan tepung tapioka dengan larutan alkali pada temperatur 30 – 36
C selama 12-15 menit, dengan kecepatan 60-70 rpm. Pengadukan dilakukan secara
perlahan-lahan sampai terbentuk adonan yang homogen dan memiliki tekstur yang elastis. Adonan yang dihasilkan berwarna kuning muda, yang tidak
menggumpal tidak mudah pecahhancur. Adonan yang baik adalah adonan yang lembut dan kadar airnya cukup. Proses kerja mesin mixer ini diatur melalui
sebuah panel control untuk mengetahui suhu, waktu, dan kecepatan pengadukan. 3.
Penampungan di Mesin Feeder Bila pencampuran selesai yang berarti telah terbentuk adonan yang baik
menurut standar produk maka tutup bagian bawah damper mesin mixer terbuka dan adonan ditampung oleh mesin feeder yang berada tepat di bawah mesin mixer
di lantai I, sehingga adonan dapat berpindah hanya dengan menggunakan gaya gravitasi.
Universitas Sumatera Utara
Mesin feeder ini berfungsi sebagai tempat penampungan adonan untuk diratakan dan juga untuk mengatur jumlah adonan yang akan di press, agar
adonan yang akan di press rata. Proses kerja mesin feeder ini diatur melalui sebuah panel control sehingga
proses dapat berjalan secara kontiniu selama masih ada adonan di dalam mesin ini. Mesin ini juga dilengkapi sensor infra merah, yang akan mengatur jumlah
adonan yang akan jatuh ke mesin press. 4.
Pengepresan di Mesin Press Dari mesin feeder, adonan didorong sedikit demi sedikit ke mesin press dengan
menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskan adonan menjadi lembaran-lembaran. Di mesin press terdapat 2 pasang secara seri. Dari
masing-masing roller akan keluar lembaran-lembaran dengan ketebalan yang semakin kecil. Pada hasil output roller ke-8 akan memberikan ketebalan yang
dikehendaki yaitu pada toleransi antara 1,0-1,2 mm. Ketebalan dari lembaran adonan ini selalu dikendalikan dengan menyetel setiap pasangan-pasangan roller.
Lebar lembaran adonan adalah 80 cm dan lembaran yang dihasilkan tidak boleh putus atau berlubang, bersifat elastis dan tidak tegang.
5. Penyisiran di Mesin Slitter
Mesin slitter atau penyisir terletak tepat berada di ujung mesin press. Lembaran adonan yang keluar dari roller terakhir mesin press akan masuk ke
mesin slitter penyisir. Kemudian lembaran dipotong-potong menjadi mie yang berukuran sekitar 1 mm dengan mesin slitter. Kemudian mie diuntai dibuat
bergelombang dengan menampung mie hasil sisiran dari slitter pada conveyor
Universitas Sumatera Utara
dengan kecepatan yang lebih kecil dari kecepatan keluaran potongan-potongan mie dari mesin slitter.
Kecepatan yang lebih kecil atau lebih lambat ini dibuat dengan tujuan agar potongan-potongan mie menjadi menumpuk, sehingga mie menjadi mengendur
dan akhirnya bergelombang dan keriting. Selanjutnya mie dilewatkan pada alat pemisah yang berbentuk roda-roda yaitu alat-alat yang membagi-bagi mie
menjadi 5 bagian. Perbedaan kecepatan dari motor conveyor dengan motor slitter juga digunakan untuk menentukan berat mie yang akan diproduksi. Jika conveyor
bergerak lambat maka gelombang mie akan rapat yang berarti akan semakin berat dan sebaliknya.
6. Penguapan atau Pengukuran di Steam Box
Selanjutnya untaian mie yang selalu berada di atas conveyor dilewatkan melalui steam box. Steam box ini sepanjang ± 12 meter berisi uap panas 100
C yang dialirkan dari boiler dan dilewati mie selama 1 menit. Disini dimasak
dengan cara mengukur karena hanya menggunakan uap panas atau tanpa kontak dengan api. Pengukuran mempunyai tujuan :
a. Mendapatkan mie dengan kematangan yang baik b. Menghasilkan mie dengan tekstur yang empuk dan elastis
c. Mempercepat pemasakan mie pada saat dikonsumsi oleh konsumen. Kemudian dari steam box untaian mie dilewatkan melalui 2 unit kipas angin
fan untuk menurunkan suhu dari mie agar dapat diproses pada proses selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
7. Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter Untaian mie yang dilewatkan melalui 2 unit kipas angin fan untuk
menurunkan suhu dimaksudkan agar mie tidak terlalu lembek untuk dipotong dan dilipat dengan alat pelipat. Cutter ini terdiri dari pisau pemotong dan alat pelipat
sendiri dari pengkait. Untaian mie pada akhir conveyor dilewatkan pada mesin pemotong dan
kemudian untaian mie tersebut dipotong berdasarkan ukuran panjang yang ditentukan yaitu sekitar 24 cm dan kemudian untaian mie yang telah dipotong
dilipat dengan pengkait yang tepat berada dibawah pisau pemotong, sehingga panjang mie hasil lipatan menjadi 12 cm.
8. Pendistribusian Kemudian mie yang telah dilipat dijatuhkan ke conveyor distribusi yang
membawa potongan-potongan mie conveyor penggorengan yang berisi mangkok- mangkok. Ketika meletakkan mie dari bagian distribusi sering mie yang
dijatuhkan tidak tepat pada mangkok karena kecepatan antara conveyor tidak sama. Untuk menghindari hal ini perusahaan menggunakan tenaga karyawan
untuk mengatur atau meletakkan mie pada mangkok. 9. Penggorengan
Prinsip penggorengan mie adalah pengeringan mie basah dengan media minyak goreng pada temperature tinggi sehingga mencapai kadar air tertentu
dengan tujuan membentuk mie kering yang matang, renyah, gurih, tahan lama, dan siap dikemas.
Mie yang dimasukkan ke dalam mangkok-mangkok penggorengan ditutup dengan jaring-jaring yang bertujuan untuk menjaga mie
Universitas Sumatera Utara
agar tidak mengembang melebihi ukuran yang diinginkan dan tidak mengapung saat digoreng.
Mangkok-mangkok conveyor dilewatkan dalam penggorengan yang telah berisi minyak yang telah dipanaskan. Penggorengan berbentuk memanjang sekitar
6 meter dan dilalui conveyor dengan kecepatan sangat lambat. Sebelum penggorengan dimulai, minyak dipanaskan dulu dengan pipa-pipa panas yang
dipanaskan oleh uap panas dari boiler dengan tekanan 0,5 kgcm
2
. Dibagian awal penggorengan sekitar 135
C, dibagian tengah 165 C dan dibagian ujung 150
C. Minyak yang telah dipakai untuk menggoreng lalu dialirkan kembali ke heat
exchanger, agar panasnya tetap. Lalu dipompakan kembali ke penggorengan. Lama penggorengan sekitar 2 menit. Mie keluar dari penggorengan
dijatuhkan ke conveyor lain yang berbentuk jaring-jaring. Ini dimaksudkan untuk meniriskan sisa minyak dari penggorengan.
10. Pendinginan
Potongan-potongan mie yang telah digoreng kemudian dibawa ke mesin pedingin cooling fan dengan menggunakan conveyor. Pendinginan mie ini
dilakukan di dalam cooling box dengan menghembuskan udara kea rah mie melalui kipas angin yang ditempatkan sedemikian rupa di dalam cooling box.
Adapun jumlah kipas angin yang berada dalam mesin pendingin adalah 20 unit. Tujuan pendinginan mie adalah untuk mengeringkan minyak yang bersisa
saat penggorengan. Sehingga mie menjadi benar-benar kering dan tidak berbau tengik dan tahan lama. Proses pendinginan berlangsung selama 2 menit.
Universitas Sumatera Utara
Temperatur ideal untuk produk akhir ialah pada temperature kamar atau suhu sekitar 27
C. 11. Pembungkusan
Setelah mie didinginkan dan keluar dari cooling fan, mie didistribusikan oleh conveyor menjadi 2 jalur dan di bawa ke mesin pembungkus di bagian kiri
dan bagian kanan. Di pembungkusan, mie yang bergerak akan melewati operator yang bertugas menyusun dan membenarkan letak mie berdasarkan panjangnya
dan memeriksa mie yang layak dibungkus. Operator pengisian mie memeriksa agar setiap conveyor
Pada mesin pembungkus berisi mie. Selanjutnya operator pengisi bumbu memasukkan bumbu ke setiap mie sesuai dengan rasa dan jenis mie dan kemudian
conveyor mie berjalan menuju pembungkus dimana plastik pembungkus telah ada pada mesin tersebut. Mesin ini dilengkapi dengan sensor yang memberi nomor
produksi dari masing-masing mie dan tanggal penggunaan yang diperbolehkan. 12. Pengepakan
Dipengepakan, mie dikemas ke dalam karton-karton yang masing-masing berisi 40 bungkus. Mie dimasukkan ke dalam karton dengan cara manual.
Kemudian karton atau kardus ditutup dengan selotip. selanjutnya dibawa ke gudang bahan jadi untuk disimpan.
Di kotak karton dicantumkan jenis mie, isi karton, tanggal produksi, batas tanggal pemakaian produk, kode produksi dan nama perusahaan.
Blok Diagram dari urutan proses pembuatan mie instan ini dapat dilihat pada Gambar 2.2. di bawah ini
Universitas Sumatera Utara
Bahan Baku Di Gudang
Pencampuran di Mesin Mixer Penampungan di Mesin
Feeder Pengepresan di Mesin Press
Pengukusan di Mesin Steam Box
Penyisiran di Mesin Slitter
Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter
Pendistribusian
Penggorengan
Pendinginan di Colling Fan
Pembungkusan Packing Pembuatan larutan Alkali
Konsui
Uap air Steam
Bumbu, Pembungkus, dan Kotak Karton
Minyak Goreng
Gambar 2.2. Urutan Proses Pembuatan Mie Instan di PT. Jakarana Tama
Sumber : PT Jakarana Tama Food Industry
Universitas Sumatera Utara
2.10. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan digunakan sebagai alat untuk memproduksi suatu produk. PT. Jakarana Tama Cabang Medan dalam menjalankan aktivitas
produksinya menggunakan mesin – mesin yang sebagian besar buatan luar negeri. Adapun spesifikasi mesin – mesin dan peralatan dapat dilihat pada Lampiran 2
2.10.1. Utilitas
Adapun unit – unit pendukung atau unit pembantu yang terdapat di perusahaan antara lain adalah :
1. Uap Steam
Uap merupakan salah satu unit pendukung di bagian produksi. Uap yang digunakan oleh pabrik dihasilkan oleh boiler. Uap adalah bentuk gas dari zat air
yang dalam kondisi normal tidak berbentuk gas. Yang dimaksud dengan uap jenuh adalah uap yang suhunya sama dengan titik didih air. Uap yang terbentuk
pada saat air mendidih. Unsaturated adalah uap yang suhunya masih dibawah titik didih air. Steam Boiler di PT. Jakarana Tama cabang Medan menggunakan uap
Saturated. Uap yang dihasilkan seluruhnya digunakan di bagian produksi yakni untuk :
a. Proses pengukusan pada steam box, yang digunakan untuk memasak mie.
b. Proses penggorengan pada fryer, yang digunakan untuk memanaskan minyak
goring.
Di PT .Jakarana Tama terdapat dua boiler dengan kapasitas 10 tonjam. Boiler ini diperoleh dari PT. Mechmar jaya industri.
Universitas Sumatera Utara