314. “ Tidak, sayang.
√
315. Tak perlu cemas, kata ibu, sambil mencium keningku.
√
316. Tetap saja aku tidak suka saat harus menunggu dokter.
√ 317.
Apalagi kalau ruangan itu penuh dengan anak – anak lain yang juga sakit.
√ 318
Aku tidak tahu harus berbuat apa. “
√ 319.
Seharusnya aku tadi membawa mainan, “ keluhku.
√ 320.
“Lihatlah gadis cilik yang kakinya di gips
di ujung ruangan itu
√ 321.
“Anne “ kata ibu sambil menunjuk seorang gadis. √
322. “Tahukah kamu bahwa gips itu sebenarnya adalah tempat
tinggal yang cacing – cacing yang suka melukis ?” Tanya ibu.
√
323. Benarkah?” tanyaku.
√ 324.
“Coba saja kau bayangkan” Jawab ibu.
√ 325.
Aku mencoba membayangkannya dan tersenyum. √
326. “Jadi saat gips itu dilepas nanti, kaki gadis akan menjadi
begitu indah dan berwarna – warni kataku
√
327. Ibu tersenyum
√ 328.
Saat itu, seorang perawat berjalan masuk ke ruangan dokter dengan membawa setoples kapas
√ 329.
“Bayangkan kapas itu ikan berenang dalam toples”said my mother
√ 330.
Jadi ketika..... digunakan untuk membersihkan luka, √
331. Anak itu kegelian , “ kataku
√ 332.
Ibu dan aku terkikik
√ 333.
Kau lihat tidak gadis yang sedang makan mie?
√ 334.
Di samping ibunya yang sedang merajut baju hangat?”Tanya ibu.
√ 335.
..........................my mother continued √
336. “Bayangkan apa jadinya kalau si ibu merajut mie itu menjadi
sweter Tanya ibu
√
337. “ Gadis itu akan bisa memakai baju hangat dan juga
memakannya sekaligus’ kataku. √
338. Aku dan Ibu tertawa.
√ 339.
Tiba- tiba aku tidak lagi merasa cemas. √
340. Malah aku sudah merasa lebih sehat.
√ 341.
“Anne, “panggil perawat. “ Oh, giliran kita” kata Ibu
√ 342.
Aku berdiri dan kami berjalan ke dalam ruang tunggu dokter dengan cerah.
√ 343.
Ternyata menunggu di ruang tunggu dokter tidak seburuk yang kubayangkan, apalagi jika ditemani ibu.
√
10. Judul Cerita : Anak Seorang Penganyam No.
Bahasa Sumber Mudah
Sulit
344. Anak seorang pengayam √
345. Dahulu ada sebuah desa di mana semua penduduknya adalah penganyam.
√
346. Mereka menjual hasil anyaman untuk mencari nafkah. √
347. Orang – orang dari segala penjuru datang ke desa itu untuk membeli anyaman.
√
348. Keluarga – keluarga penganyam itu telah menjadi penganyam
selama beberapa generasi.
√
349. Anak – anak mereka belajar menganyam sedari kecil dan setelah dewasa, mereka melanjutkan usaha orang tua
mereka. √
350. Ada seorang wanita yang merupakan penganyam terbaik di
desa itu. √
351. Dia dapat menganyam keranjang dengan begitu rapi sehingga
keranjang itu dapat digunakan sebagai tempat air.
√