Deskripsi Description merupakan teknik penerjemahan yang diterapkan Kreasi diskursif Discursive creation dimaksudkan untuk menampilkan Kesepadanan Lazim Established equivalent adalah teknik dengan Generalisasi Generalization Teknik ini menggunakan

this and that, written English uses these and those. “Them men have arrived”, Tapi dalam proses terjemahan, bagaimana pun juga “ pelanggaran” gramatikal dalam sastra tetap mengandung nuansa ekspresif yang wajib disampaikan lewat teknik kompensasi oleh penerjemah ke dalam teks terjemahan, tidak pandang akan adanya pengakuan, bahwa pelanggaran seperti itu tidak masalah. Mengingat bahasa Indonesia tidak mengenal sistem kasus yang mengubah bentuk pronominal personal seperti itu penerjemah memutuskan untuk menggunakan teknik kompensasi, yaitu mengkompensasikan me dengan pronomina ragam cakapan “apaan” di tempat pronominal ragam baku “apa”. Dengan demikian, penerjemah berha sil menyampaikan informasi yang sama juga “melanggar” norma gramatikal karena menggunakan pronominal ragam tidak baku. Contoh terjemahan di atas menunjukkan, bahwa teknik kompensasi digunakan, terutama sekali, untuk menyampaikan spesifikasi bahasa pemberi, seperti nuansa dialek, pertuturan individual yang spesifik, yang tidak selalu mempunyai padanan dalam bahasa sumber.

6. Deskripsi Description merupakan teknik penerjemahan yang diterapkan

dengan menggantikan sebuah Istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan fungsinya. Contoh : Samurai The sword of Japanese aristocracy Dalam bahasa Jepang tidak bisa diterjemahkan dengan kaum bangsawan saja jika teks yang bersangkutan adalah teks yang menerangkan budaya Jepang, untuk itu, padanan deskriptif harus digunakan. Kaum Samurai harus diterjemahkan menjadi aristocrat Jepang pada abad XI sampai XIX yang menjadi pegawai pemerintahan, padanan deskriptif ini sering kali ditempatkan menjadi satu dalam daftar kata - kata atau glossary. Padanan ini berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari bahasa sumber, teknik ini dilakukan karena kata bahasa sumber tersebut sangat terkait dengan budaya khas bahasa sumber dan penggunaan padanan budaya dirasa tidak bisa memberikan derajat ketepatan yang dikehendaki seperti yang telah dijelaskan pada contoh tersebut.

7. Kreasi diskursif Discursive creation dimaksudkan untuk menampilkan

kesepadanan sementara yang tidak terduga atau keluar dari konteks. Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan judul buku atau judul film. Contoh : A betrayed son si Malinkundang diterjemahkan Si Malingkundang

8. Kesepadanan Lazim Established equivalent adalah teknik dengan

penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari. Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah. Contoh : Kata handphone lebih dikenal dari pada telepon genggam. Pada teknik penerjemahan kata handphone berasal dari bahasa Inggris namun sudah menjadi Istilah umum dan lazim digunakan dalam berbahasa sehari – hari meskipun kata tersebut terletak pada bahasa sumber bahasa Indonesia namun padanannya tetap digunakan dalam terjemahannya.

9. Generalisasi Generalization Teknik ini menggunakan istilah yang lebih umum

pada BSa untuk BSu yang lebih spesifik. Hal tersebut dilakukan karena BSa tidak memiliki padanan yang spesifik. Contoh: She was letting her temper go by inches diterjemahkan dia sedikit demi sedikit kehilangan kesabaran’. Pada contoh pertama,tidak mungkin digunakan padanan kamus kata bahasa Inggris, Inchi – ‘inci’, karena dalam bahasa Indonesia kata ‘inci’ biasanya tidak digunakan dalam bahasa makna kiasan atau metaforis seperti dalam bahasa Inggris. Contoh lainnya : Penthouse diterjemahkan menjadi tempat tinggal

10. Amplifikasi Linguistik Linguistic Amplification yakni teknik penerjemahan