I didn’t know what to “If only I had brought my toys. ‘ I sighed.

257. Bantal – bantal buatan ibu membuat ruangan itu semakin terasa istimewa. √ 258. Kamar tidurku, seperti ruangan lainnya di rumah, juga kecil. √ 259. Di dindingnya ada banyak fotoku dan ibuku tersayang. √ 260. Setiap hari, aku membantu ibu…. membersihkan kamarku. √ 261. Dan ibu selalu ingat untuk meletakkan bunga mawar di kamarku. √ 262. Tidak ada tempat yang lebih nyaman daripada tempat tidur ibuku. √ 263. Di sana ibu sering membacakan cerita untukku dan juga menciumku. √ 264 Suatu hari, aku diajak menginap dirumah temanku. √ 265. Kebun rumahnya begitu luas dan banyak hal yang bisa kami lakukan di sana……… √ 266. Ruangan – ruangan besar dan temboknya juga tinggi. √ 267. Dan rumah itu berisi begitu banyak benda mewah √ 268. Ibu membuat selimut itu dari baju – baju bayiku. √ 269. Di pagi hari, aku rindu sendok makan pagiku. √ 270. Dan tidak ada suara ibu yang menyanyikan lagu istimewanya. √ 271. Jadi ketika tiba waktunya untuk pulang, aku senang sekali. √ 272. Aku senang bersama – sama teman – temanku, tapi aku rindu ibuku. √ 273. Aku berlari pulang dan memeluk ibuku erat – erat. √ 274. Tapi itulah tempat terbaik di dunia. √ 275. Dan tahukah kamu kenapa aku menyukai rumahku yang kecil ini ? √ 276. Karena didalamnya kamu bisa merasakan betapa ibuku menyayangiku. √

8. Judul Cerita : Pasukan Ibu – Ibu

No. Bahasa Sasaran Mudah Sulit 277. .....Pasukan ibu –ibu √ 278. Di tepi sebuah sungai, ada sebuah desa yang damai. √ 279. Tanahnya subur dan setiap orang hidup bahagia. √ 280. Suatu hari, terdengar kabar buruk . √ 281. Desa tetangga sedang mengirimkan pasukannya untuk mengambil alih tanah yang subur itu √ 282. Para prajurit telah mendirikan kemah di dekat perbatasan. √ 283. Semua pria dewasa bersiap – siap. √ 284. Tetapi, Mereka berbaris menuju perbatasan untuk mempertahankan desa mereka. √ 285. Tapi, mereka semua adalah petani yang tidak pernah menggunakan senjata. √ 286. Karena itu, mereka semua tertangkap dengan mudah. √ 287. Malam itu,semua wanita bertemu untuk membicarakan keadaan saat itu. “ Tidak ada harapan lagi ” kata seorang wanita. √ 288. “Habislah kita” kata seorang yang lain. √ 289. Dan mereka duduk dengan sedih, √ 290. “Jangan menyerah” kata Lilia. “ Pasti ada sesuatu yang dapat kita lakukan” √ 291. “ Tapi kita semua hanya ibu – ibu” kata yang lain √ 292. “ Tepat sekali Kita adalah pasukan ibu – ibu. √ 293. Ayo mulai bekerja” katanya. √ 294. Malam itu, Lilia dan ibu – ibu yang lain menggiling bubuk cabai. √