Akibat-Akibat Kalau Bukan Data Interval Digunakan Dalam Prosedur

7. Menghitung nilai penskalaan yang dihitung dengan mengubah nilai Sv terkecil diubah menjadi sama dengan 1, kemudian data berikutnya ditambahkan dengan jumlah skala terkecil dan nilai mutlak Sv terkecil. Contoh : Sv terkecil adalah -1,8629 Nilai 1 diperoleh dari : -1,8629 + X = 1, maka X = 1 + 1,8629 X = 2,8629 Sehingga , data interval pertama = -1,8629 + 2,8629 = 1 data interval kedua = Sv ke-2 + 2,8629, dan seterusnya.

3.6.2. Akibat-Akibat Kalau Bukan Data Interval Digunakan Dalam Prosedur

yang Mengharuskan Adanya Data Interval Penggunaan data ordinal atau nominal dalam prosedur yang mengharuskan data berskala interval akan mengecilkan koefesien korelasi. Akibatnya model yang dibuat peneliti salah dan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diharuskan dalam model fit. Hal ini dapat dipahami dalam konteks regresi linier. Salah satu cara melihat kelayakan model regresi ialah dengan cara melihat nilai r² dalam regresi. Semakin mendekati 1 nilai r² maka kesesuaian model semakin tingi sebaliknya nilai r² semakin rendah kecocokan model makin rendah. Nilai r² merupakan nilai koefesien korelasi Pearson yang dikuadratkan. Oleh karena itu, jika koefesien korelasi kecil maka nilai r² juga akan kecil. Kesimpulannya dengan menggunakan data ordinal atau nominal akan berakibat model yang dibuat oleh peneliti tidak layak atau salah. Itulah sebabnya jika data ordinal yang digunakan maka sebelum di digunakan dalam prosedur yang mengharuskan data berskala Universitas Sumatera Utara interval, maka data harus diubah ke dalam bentuk data interval dengan menggunakan method of successive interval MSI. Salah satu keuntungan mengubah data ini ialah hasil analisis yang menggunakan prosedur-prosedur yang mengharuskan penggunaan data berskala interval akan menjadi signifikan. Hal ini disebabkan karena prosedur – prosedur tersebut menghendaki kalkulasi dengan menggunakan data kuantitatif atau nilai sebenarnya. Pelanggaran terhadap masalah ini akan berdampak pada: 1. Pelanggaran asumsi yang mendasari prosedur yang kita pergunakan 2. Hasil analisis tidak signifikan 3. Kita dapat melakukan kesalahan Tipe I Alpha, yaitu gagal menerima H karena hasil analisis yang kita lakukan mengatakan ada perbedaan atau ada pengaruh sedang sebenarnya tidak ada karena kita keliru menggunakan data yang sesuai dengan persyaratan prosedur tersebut. 4. Kesimpulan yang kita buat dalam pengujian hipotesis dapat terbalik atau keliru. Z Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan bagian dari penelitian yang didalamnya membahas mengenai sistematika dan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan sebelum pembahasan dan pemecahan masalah. Metodologi penelitian dibuat dengan maksud agar pembahasan serta analisis permasalahan menjadi lebih tersususun dan terarah dengan baik.

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan manajemen perusahaan, yang diteliti tentang variable-variabel yang digunakan dalam penilaian kinerja karyawan. Kemudian peneliti dan manajemen perusahaan terkait bersama-sama menentukan masalah yang dibahas, membuat desain, dan melaksanakannya.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Kurnia Aneka Gemilang yang beralamat di Jl. Medan, Km 14 Desa Limau Manis No. XII Tj. Morawa Medan yang bergerak dibidang pembuatan sirup manis. Waktu penelitian mulai Desember 2012 sampai dengan April 2013. Universitas Sumatera Utara