Hal. 57 Laporan Kinerja Pemkab. Manggarai Tahun 2016
Pemerintah Kabupaten Manggarai berusaha menekan angka kemiskinan melalui berbagai program yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat
demi terwujudnya masyarakat yang makmur dan sejahtera Kěté api oné, téla
galang pé’ang. Berikut adalah tabel jumlah penduduk miskin Kabupaten Manggarai dari
tahun 2011-2016, sebagai berikut : Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Manggarai Tahun 2011-2016
Tahun Persentase
Jumlah Penduduk Orang
Jumlah Penduduk Miskin Orang
2011 21,39
302.781 64.765
2012 21,52
323.897 69.703
2013 21,52
332.560 71.567
2014 21,52
337.286 72.584
2015 21,52
338.324 79.745
2016 23,15
344.159 79.673
Ket. -
Jumlah Penduduk berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
- Persentase Penduduk Miskin berdasarkan data BPS Kabupaten Manggarai
Grafik 3. 4 Persentase Penduduk Miskin
6. Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian
suatu daerah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE diukur dengan
2011 2012
2013 2014
2015 2016
21.52 21.52
21.52 21.52
21.52 23.15
1 2
3 4
5 6
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
Hal. 58 Laporan Kinerja Pemkab. Manggarai Tahun 2016
menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK dan Atas Dasar Harga Berlaku ADHB.
Salah satu agenda prioritas RPJMD 2016-2021 adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi Manggarai. Sasaran ini dimaksudkan untuk mendapat
gambaran tentang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai. Berbagai upaya dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
pelaksanaan pembangunan. Sesuai data Manggarai Dalam Angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik
Kabupaten Manggarai tahun 2016, LPE Kabupaten Manggarai Atas Dasar Harga Konstan ADHK tahun 2016 adalah 5,14 dari target 5,2 atau 98,85
bermakna MEMUASKAN. LPE ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan LPE tahun 2015 sebesar 5,09.
Grafik 3.5 Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Manggarai Tahun 2011-2015
7. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal lainnya per Hektar
Pengembangan tanaman pokok seperti padi dan jagung lebih diarahkan untuk memenuhi keperluan konsumsi rumah tangga disamping untuk memenuhi
kebutuhan pasar lokal, regional maupun nasional. Indikator produktivitas Padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar mencakup Padi, Padi
Gogo, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menyebutkan bahwa dari
20.535 Ha luas lahan panen padi yang dikelola masyarakat, jumlah produksi tahun 2016 adalah 106.451 ton. Jumlah produksi ini mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai 101.287 ton. Atau dengan kata lain produktivitas tahun 2016 adalah 5,18 TonHa dari target 4,71
4.8 4.9
5 5.1
5.2 5.3
5.4 5.5
2011 2012
2013 2014
2015
Hal. 59 Laporan Kinerja Pemkab. Manggarai Tahun 2016
TonHa dengan tingkat capaian 110,06. Sedangkan produktivitas bahan pangan lokal lainnya adalah sebesar 20,34 TonHa.
Peningkatan produksi dan produktivitas ini disebabkan karena:
Adanya percetakan sawah baru
Pembangunan jaringan irigasi
Penggunaan benih unggul berlabel dan
Penerapan budi daya padi pusat seluas 5.000 Ha Strategi yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi ke depan adalah :
Menanam komoditi yang tahan terhadap kekeirngan
Mengintensifkan pengamatan pembasmianpengendalian terhadap
hamapenyakit
Menggunakan benih berlabel
Meningkatkanmemberikan sosialisasi kepada masyarakatpetani Perkembangan produktivitas komoditi tanaman pangan kondisi 4 empat
tahun terakhir dapat dibaca pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
Tahun 2011-2016 No. Jenis Komoditi
Produktivitas TonHa Thn. 2011 Thn. 2012
Thn. 2013 Thn. 2014 Thn. 2015 Thn.2016
1. Padi
5,02 5,03
5,04 5,02
5,01 5,18
2. Padi Gogo
1,94 1,83
2,11 2,10
2,18 2,19
3. Jagung
3,18 2,62
2,61 2,37
2,82 2,83
4. Kedelai
0,22 1,31
0,96 1,19
1,20 1,22
5. Kacang Tanah
0,51 1,14
1,05 1,02
1,01 1,03
6. Kacang Hijau
0,55 1,14
1,15 1,35
1,13 1,16
7. Ubi Kayu
7,18 8,05
8,05 0,06
8,03 8,05
8. Ubi Jalar
3,29 3,94
3,91 3,92
3,85 3,86
4.95 5
5.05 5.1
5.15 5.2
2010 2012
2014 2016
2018
PRODUKTIVITAS PADI
Produktivitas TonHa
Produktivitas TonHa
Hal. 60 Laporan Kinerja Pemkab. Manggarai Tahun 2016
8. Indikator Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Berdasarkan data dan proyeksi BPS Provinsi NTT, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi Kabupaten Manggarai maupun provinsi
NTT. Dengan menggunakan tahun dasar 2010, laju pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha pada tahun 2015 sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan berkontribusi dengan kisaran 24,03 terhadap total PDRB menurut lapangan usaha. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memberikan
harapan bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai. Upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten adalah
mengintensifkan produksi pertanian di Kabupaten Manggarai maupun kabupaten lainnya yang berpotensi secara iklim dan geografis untuk
meningkatkan PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sesuai data yang dirilis Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai,
kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada tahun 2011-2015 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 peranan sektor ini
mencapai 27,01 dan pada tahun 2012 menurun menjadi 26,14 dan pada tahun 2013 peranan sektor ini kembali menurun menjadi 25,52. Pada tahun
2014, kontribusi sektor ini terhadap PDRB sebesar 24,58 dan tahun 2015 yang dirilis tahun 2016, sebesar 24,03 dengan persentase capaian 93,36
berpredikat MEMUASKAN data masih bersifat sangat sementara. 9.
Indikator Kontribusi Sektor Perkebunan Tanaman Keras Terhadap PDRB
Kontribusi sektor perkebunan tanaman keras ini tidak dapat dihitung karena sistem perhitungan PDRB tahun 2016 ini dihitung per sektor bukan per
komoditi.
10. Indikator Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB