terarah sesuai dengan Tupoksi atau pedoman-pedoman lainnya yang menyangkut pada tugas tersebut untuk dapat mewujudkan tujuan organisasi secara maksimal.
2. Daftar Hadir
Sarana pengawasan yang selanjutnya adalah daftar hadir. Dengan adanya daftar hadir, maka atasan dapat mengetahui bagaimana ketaatan pegawai atau staf
terhadap permulaan jam kerja yaitu apel pagi dan berakhirnya jam kerja yaitu apel sore. Namun dalam pelaksanaannya, penggunaan daftar hadir masih kurang
efektif. Hal ini dikarenakan masih ada pegawai atau staf yang terlambat masuk dan tidak mengikuti apel pagi tetapi masih diberikan kesempatan untuk
menandatangani daftar hadir bahkan diantara pegawai atau staf tersebut ada yang sama sekali tidak mengingat untuk menandatangani daftar hadirnya. Hal ini
menggambarkan rendahnya kesadaran sebagian pegawai atau staf dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
5.2 Penerapan Fungsi Pengawasan Di Badan Kepegawaian Daerah
Penerapan fungsi pengawasan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini masih belum berjalan dengan maksimal. Pengawasan
yang dilakukan atasan kepada bawahan masih lemah. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya kesalahan-kesalahan yang terdapat di Badan Kepegawaian
Daerah tersebut. Belum maksimalnya pengawasan yang diterapkan atasan yaitu oleh
Kepala Badan Kepegawaian Daerah dikarenakan adanya hubungan kekeluargaan yang sangat kental di antara atasan dan bawahan yang tidak dapat terpisahkan dari
urusan-urusan kedinasan. Hubungan kekeluargaan ini tercipta dari adanya
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara marga-marga dalam Suku Batak yang kemudian menimbulkan panggilan atau tutur di antara pegawai yang ada. Harmonisnya hubungan
kekeluargaan tersebut mengakibatkan para pegawai atau staf menyalahartikan hubungan ini sehingga mereka menjadi lalai dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya. Keharmonisan hubungan kekeluargaan ini mengakibatkan atasan tidak dapat bertindak tegas kepada staf atau bawahannya yang lalai dalam
menyelesaikan tugasnya tanpa memberikan sanksi atau hukuman yang sesuai. Kondisi ini tidak hanya di tingkat atasan atau pimpinan saja bahkan di tingkat
kepala bidang dan kepala sub bidang juga ditemukan hal yang sama. Dalam tingkat kehadiran mengikuti apel pagi maupun apel sore di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah hanya berkisar 40-50 sedangkan selebihnya tidak mengikuti apel dengan berbagai alasan, diantaranya
keterlambatan, tugas luar, sakit, izin, dan alpha. Dari ketidakhadiran pegawai atau staf dalam mengikuti apel pagi maupun apel sore tersebut di atas, tidak ada
dilakukan pemanggilan untuk memastikan apa alasan ketidakhadirannya, sehingga diantara staf atau pegawai tidak ada rasa bersalah atas ketidakhadirannya itu.
5.3 Kondisi Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil
Kondisi disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para pegawai atau staf. Bagi
organisasi atau suatu instansi, adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas sehingga diperoleh hasil yang
optimal. Adapun bagi pegawai atau staf, akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaannya. Dengan demikian, pegawai akan dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya
semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi atau instansi. Kondisi disiplin kerja dari pegawai atau staf yang ada di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah masih kurang baik. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya pegawai atau staf yang tidak berusaha untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya pada saat jam kerja, melainkan mereka saling berkumpul dan mendiskusikan hal-hal yang kurang penting yang tidak ada
kaitannya dengan Tupoksi masing-masing sehingga tugas-tugas menjadi terabaikan.
Jika ditanya kepada pegawai atau staf tersebut, mereka bukannya tidak memiliki pekerjaan atau tugas yang perlu untuk diselesaikan, tetapi dikarenakan
tugas tersebut belum dibutuhkan dalam waktu dekat sehingga mereka bermalas- malasan dalam menyelesaikannya. Pada akhirnya pekerjaan tersebut belum juga
selesai hingga waktunya akan tiba. Untuk menghadapi hal ini, maka atasan akan membagi tugas yang belum selesai tersebut kepada seluruh pegawai atau staf yang
ada di bidangnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara bersama-sama agar dapat selesai tepat pada waktunya.
Untuk dapat mengarahkan dan mengendalikan kondisi disiplin kerja yang ada pada pegawai, maka atasan dalam memberikan pekerjaan atau tugas kepada
bawahannya harus menjelaskan secara rinci bagaimana penyelesaian dan juga menjelaskan batas waktunya. Padahal apabila setiap pekerjaan dilaksanakan setiap
hari, maka pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu dan lebih berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Kendala-Kendala Dalam Penerapan Fungsi Pengawasan Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Kondisi disiplin kerja yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah berawal dari adanya beberapa kendala dalam penerapan fungsi
pengawasan. Adapun kendala-kendala yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1.
Kurangnya Ketegasan AtasanPimpinan Selaku pimpinan atau atasan dalam melakukan pengawasan, idealnya
harus memperlakukan sama terhadap seluruh pegawai atau staf, sehingga semua merasa sama terhadap ketentuan yang berlaku. Namun, bila dilihat dalam praktek
sehari-hari belum ditemukan tindakan yang tegas dari atasan kepada bawahan yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh diantara staf atau
pegawai yang kebetulan mempunyai keluarga di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan menduduki posisi yang lebih tinggi, maka
perlakuan kepada staf tersebut apabila terjadi pelanggaran peraturan tidak diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sebagai contoh lain dalam keputusan yang telah disepakati bersama antara atasanpimpinan dengan bawahan dalam suatu pertemuan internal untuk
diterapkan kepada seluruh staf atau pegawai di Badan Kepegawaian Daerah yaitu siapa saja yang tidak mengikuti apel tiga kali berturut-turut atau tidak berturut-
turut di dalam satu bulan, maka tidak dibayarkan haknya berupa uang kesejahteraan selama satu bulan sebesar Rp. 300.000 Tiga Ratus Ribu Rupiah.
Namun karena lebih banyak staf yang tidak dapat memenuhi ketentuan sesuai dengan yang telah disepakati, maka sanksi tersebut tidak jadi diberlakukan.
Universitas Sumatera Utara
2. Eratnya Hubungan Kekeluargaan
Sebagaimana diketahui dalam tutur adat Batak antara satu marga dengan marga lain selalu mempunyai keterkaitan yang mengakibatkan kedekatan
hubungan antara seseorang dengan orang lain. Dan secara kebetulan pimpinan dan staf yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
mayoritas Suku Batak. Hal ini menjadi kendala dalam penerapan fungsi pengawasan karena dengan eratnya hubungan kekeluargaan ini maka atasan atau
pimpinan tidak mampu untuk melaksanakan pengawasan sesuai dengan semestinya.
3. Rendahnya Kesadaran Pegawai atau Staf Tentang Tupoksinya
Kebiasaan yang terjadi di sebagian besar pegawai atau staf di Badan Kepegawaian Daerah yaitu kurang menghargai waktu sehingga lebih banyak
waktu digunakan mendiskusikan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya sehari-hari yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya kesadaran
pegawai atau staf untuk bekerja sesuai dengan Tupoksinya masing-masing. Dengan demikian, pengawasan yang dilakukan melalui Tupoksi menjadi tidak
maksimal.
5.5 Kendala Dalam Penegakan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil