1.8 Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi, misi, dan struktur organisasi.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan selama penelitian berlangsung dan juga dokumen-
dokumen lain yang akan dianalisa.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang kajian dan analisis data yang diperoleh dari lapangan saat penelitian dan memberikan interpretasi terhadap
masalah yang diajukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan untuk kemajuan objek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dalam penelitian ini, seorang peneliti akan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak
akan melakukan pengujian hipotesa Singarimbun, 1995: 4-5. Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diteliti dan
diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah BKD Kabupaten Tapanuli Tengah yang beralamat di Jalan Dr. F. L. Tobing No. 18
Pandan.
2.3 Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya
populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini akan menjadi informan
yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Menurut Hendarso dalam Suyanto 2005: 171-172 informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:
1. Informan kunci key informan, yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. 2.
Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menentukan informan dengan
menggunakan teknik purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan strata, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap
berhubungan dengan permasalahan penelitian. Maka peneliti dalam hal ini menggunakan informan yang terdiri atas:
1. Informan kunci, berjumlah satu orang yaitu:
a. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
2. Informan utama, berjumlah lima orang yaitu:
a. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
b. Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai
c. Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan
d. Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat
e. Kepala Bidang Mutasi
3. Informan tambahan, berjumlah delapan orang yaitu:
a. Pegawai atau staf Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli
Tengah.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut: a.
Wawancara Mendalam, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan- pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau
sejumlah pihak yang terkait dan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam.
b. Observasi atau Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi
data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk
mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti
dengan instansi terkait.
2.5 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa data kualitatif. Analisa
data kualitatif ini adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta-fakta, data, dan informasi.
Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan di lapangan sehingga akan
diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah 3.1.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah
Wilayah Tapanuli Tengah dahulu dikuasai oleh Kolonial Inggris. Namun dengan Traktat London tanggal 17 Maret 1824, Inggris menyerahkan Sumatera
kepada Belanda dan sebagai imbalannya Belanda memberikan Semenanjung Melayu. Pada saat itulah Inggris menyerahkan Barus dan Singkil kepada Belanda.
Selanjutnya Belanda memasukkan Teluk Tapian Nauli dalam wilayah Residen Sumatera Barat yang beribukota di Padang. Pada tahun 1859, daerah jajahan
Belanda meluas ke daerah Silindung dan meluas lagi ke daerah Toba pada tahun 1883. Oleh karena adanya perluasan wilayah tesebut, Pemerintah Belanda
mengeluarkan Staadblad Nomor 193 Tahun 1884 yang menentukan teritorial baru di Keresidenan Tapanuli untuk lebih memperkokoh strategi pembagian dan
perluasan wilayah. Keresidenan Tapanuli pada saat itu dibagi atas empat afdeling. Salah satunya adalah Afdeling Sibolga yang meliputi empat onder afdeling yaitu
Sibolga dan daerah sekitarnya, Distrik Batang Toru, Barus dan Pakkat, serta Singkil BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010.
Sejak keluarnya Staadblad Nomor 496 Tahun 1906, status Tapanuli yang tadinya bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi di bawah Gubernur Sumatera
yang berkedudukan di Medan. Selanjutnya wilayah Keresidenan Tapanuli dibagi dalam lima afdeling yaitu Afdeling Natal dan Batang Natal, Afdeling Sibolga dan
Batang Toru, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Nias, Afdeling Tanah Batak.
Universitas Sumatera Utara
Afdeling Sibolga diperintah oleh seorang Contraleur dengan wilayah meliputi 13 Kakurian yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Kuria. Pada saat itu Onder
Afdeling Barus masih termasuk Afdeling Tanah Batak. Dengan keluarnya Staadblad Nomor 93 Tahun 1933, maka sebagian Onder Afdeling Barus digabung
ke Afdeling Sibolga dan sebagian lagi masuk Afdeling Dataran-dataran Tinggi Toba. Selanjutnya dengan Staadblad Nomor 563 Tahun 1937 Onder Afdeling
Barus keseluruhannya dimasukkan ke Afdeling Sibolga dimana berdasarkan Staadblad tersebut Keresidenan Tapanuli dibagi atas empat Afdeling yaitu
Afdeling Sibolga, Afdeling Nias, Afdeling Sidempuan, Afdeling Tanah Batak. Dan yang termasuk dalam Afdeling Sibolga adalah Onder Distrik Sibolga, Onder
Distrik Lumut, dan Onder Distrik Barus BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010.
Setelah dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah khususnya di daerah Kabupaten
Tapanuli Tengah tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keresidenan Tapanuli pada tanggal 24 Agustus 1945 menunjuk Sutan Komala
Pontas yang pada saat itu merupakan pemimpin Distrik Sibolga menjadi Demang dan sebagai penanggung jawab pelaksanaan roda pemerintahan di Kabupaten
Tapanuli Tengah. Kemudian Dr. Ferdinand Lumbantobing menjadi Residen Tapanuli yang berkedudukan di Tarutung. Pada tanggal 15 Oktober 1945,
Gubernur Sumatera Mr. T. Mohammad Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom pada pemerintahan daerah kepada masing-masing residen. Bahkan
telah dipertegas lagi dengan PP No. 8 Tahun 1947 yang menetapkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kabupaten yang dibentuk oleh residen sekaligus menjadi daerah otonom BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010.
Gubernur Tapanuli Sumatera Timur dengan Keputusan Nomor 1 Tahun 1946 mengangkat dan mengukuhkan Sutan Komala Pontas sebagai Bupati
Tapanuli Tengah. Sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Timur tanggal 17 Mei 1946, Kota Sibolga dijadikan kota administratif yang dipimpin oleh seorang
walikota yang pada saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga, maka pada tanggal 17 November 1947 dibentuk sebuah Dewan Kota. Luas wilayah kota
administratif Sibolga ditetapkan dengan Ketetapan Residen Tapanuli Nomor 999 Tahun 1946 BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010.
Di Tapanuli Tengah pada tahun 1946 mulai dilakukan pembentukan kecamatan-kecamatan untuk menggantikan sistem pemerintahan Onder Distrik
Afdeling pada masa pemerintahan Belanda. Kecamatan yang pertama sekali dibentuk adalah Kecamatan Sibolga, kemudian Lumut, dan Barus. Sedangkan
Kecamatan Sorkam ditetapkan kemudian berdasarkan perintah Residen Tapanuli pada tahun 1947. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai daerah otonom dipertegas
oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 Drt 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Propinsi Sumatera Utara dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan tanggal 24 Agustus
1945 sebagai Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah BPS Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010.
Universitas Sumatera Utara
3.1.2 Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah
Propinsi Sumatera Utara, dimana salah satu daerah otonom kabupaten yang dibentuk menurut undang-undang tersebut adalah Tapanuli Tengah. Kabupaten
Tapanuli Tengah yang merupakan bagian integral dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di bagian selatan Kota Medan Ibukota Propinsi Sumatera
Utara dan berlokasi di Pantai Barat Propinsi Sumatera Utara. 1.
Letak Dan Batas Administrasi Daerah Menurut letak geografis, Kabupaten Tapanuli Tengah berada pada 0 –
1.226 m di atas permukaan laut serta terletak pada 01 11’00” – 02
22’00” Lintang Utara LU dan 98
07’ - 98 12’ Bujur Timur BT, dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut: a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil Propinsi Nangroe Aceh Darussalam NAD.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan
Kabupaten Humbang Hasundutan. c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nias atau secara fisik dengan Samudera Indonesia.
2. Luas Wilayah
Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Ibukotanya Pandan mempunyai luas wilayah daratan sebesar 219.498 Ha sedangkan luas wilayah lautan kurang
lebih 400.000 Ha, sehingga secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Tapanuli Tengah adalah sekitar 619.498 Ha. Pada tahun 2007 Kabupaten Tapanuli Tengah kembali dimekarkan dari 15 kecamatan menjadi 20
kecamatan, yang terdiri dari 147 desa dan 30 kelurahan. 3.
Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak
di Pantai Barat Sumatera Utara, berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dengan garis pantai kurang lebih 200 km dan berada di wilayah
yang dilalui jalur Pegunungan Bukit Barisan. Umumnya wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sekitar 72,36 berada pada ketinggian
25 – 1.000 m di atas permukaan laut.
3.1.3 Kondisi Demografis Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis antara lain etnis Batak, Melayu, Minangkabau, Jawa,
Bugis, Aceh, dan pembauran dari suku-suku bangsa lain sebagai pendatang. Kehidupan etnis yang ada berjalan cukup baik dan harmonis serta memiliki rasa
kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini didukung kegiatan sosial dan adat istiadat di kalangan masyarakat serta didorong rasa kebersamaan sesuai dengan motto
Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu ”Sahata Saoloan” atau Seia Sekata. Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 310.962 jiwa, yang terdiri atas 156.175 laki- laki dan 154.787 perempuan Data BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2010. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut masih tampak bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Gambaran Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah 3.2.1 Profil Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur penunjang Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Kepegawaian Daerah ini dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas membantu Bupati
dalam membina pelaksanaan pembinaan kepegawaian, meliputi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya pegawai, penempatan dan mutasi serta
pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berada di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah:
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
1. Laki-laki
21 61.76
2. Perempuan
13 38.24
Total 34
100
Sumber : BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Pegawai Negeri Sipil
di Badan Kepegawaian Daerah yang berjenis kelamin laki-laki adalah 21 orang dan yang berjenis kelamin perempuan 13 orang.
Berdasarkan tingkat pendidikan, maka tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
1. S2
- -
2. S1
18 52.94
3. D3Sarjana Muda
4 11.77
4. SMA
11 32.35
5. SMP
- -
6. SD
1 2.94
Total 34
100
Sumber: BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011 Berdasarkan tabel di atas, maka Pegawai Negeri Sipil yang berada di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki tingkat pendidikan mayoritas S1 Strata 1 dengan jumlah 18 orang, yang berpendidikan
D3Sarjana Muda sebanyak 4 orang, berpendidikan SMA sebanyak 11 orang, dan berpendidikan SD sebanyak 1 orang.
Jumlah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah yang telah mengikuti Diklatpenjenjangan karir sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Yang Telah Mengikuti Diklat
No. Jenis Diklat
Jumlah
1. Diklatpim II
-
2. Diklatpim III
2 3.
Diklatpim IV 14
Total 16
Sumber: BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011 Berdasarkan tabel di atas, Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti
Diklatpim III adalah sebanyak 2 orang, yang telah mengikuti Diklatpim IV sebanyak 14 orang. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pegawai yang
telah mengikuti Diklat adalah 16 orang dan 18 orang pegawai lainnya belum ada mengikuti Diklat atau penjenjangan karir.
Jumlah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah yang memiliki eselon II, III, dan IV adalah:
Tabel 3.4 Jumlah Pegawai Eselon II, III, IV
No. Eselon
Jumlah
1. Eselon II
1 2.
Eselon III 5
3. Eselon IV
15
Total 21
Sumber: BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, jumlah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah yang bereselon II adalah 1 orang, yang bereselon III sebanyak 5 orang, dan
bereselon IV sebanyak 15 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 34 orang Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah, ada 13 orang
pegawai lagi yang tidak memiliki eselon. Selanjutnya, jumlah Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Daerah
apabila dirinci berdasarkan pangkat atau golongan ruangnya sebagai berikut:
Tabel 3.5 Jumlah Pegawai Berdasarkan PangkatGolongan Ruang
No. PangkatGol. Ruang
Jumlah Persentase
1. PangkatGol. Ruang IV
3 8.82
2. PangkatGol. Ruang III
23 67.65
3. PangkatGol. Ruang II
8 23.53
4. PangkatGol. Ruang I
- -
Total 34
100
Sumber: BKD Kabupaten Tapanuli Tengah, Maret 2011 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa Pegawai Negeri Sipil
yang memiliki Golongan Ruang IV adalah 3 orang, Golongan Ruang III sebanyak 23 orang, dan Golongan Ruang II sebanyak 8 orang.
3.2.2 Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Visi merupakan tujuan yang akan dicapai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah untuk masa yang akan datang. Penetapan visi sangat
penting sebagai penentu arah pelaksanaan tugas yang diemban oleh pimpinan dan
Universitas Sumatera Utara
seluruh staf unit kerja. Dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya dan keselarasannya dengan visi pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah maka
dapat ditetapkan bahwa visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah “Menjadi Katalisator Dan Mobilisator Dalam Pengembangan
Sumber Daya Aparatur Dan Pemberdayaan Aparatur Sebagai Penunjang Pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah”.
Untuk tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang berbeda, perlu dijelaskan hakekat yang terkandung dalam visi tersebut yaitu:
a. Katalisator dan Mobilisator, yaitu penyusun program kerja, rencana kerja,
dan pedoman pelaksana tugas sekaligus memotivasi aparatur untuk
meningkatkan sumber daya aparatur.
b. Pengembangan Sumber Daya Aparatur, yaitu mempersiapkan, menyusun,
menghimpun, serta mengevaluasi data pegawai untuk diolah dan
dikembangkan dalam rangka pengembangan karier pegawai negeri sipil.
c. Pemberdayaan Aparatur, yaitu mempersiapkan, menghimpun, dan
melaksanakan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan, tugas belajar, serta kursus keterampilan baik yang dilaksanakan di luar maupun
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
3.2.3 Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan agar visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dalam rangka mewujudkan katalisator dan mobilisator dalam pengembangan sumber
daya dan pemberdayaan aparatur sebagai penunjang pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah:
1. Meningkatkan pemberdayaan pegawai melalui pelatihan, tugas belajar,
dan kursus keterampilan. 2.
Mewujudkan pengelolaan administrasi yang baik dan benar di bidang kepegawaian.
3. Meningkatkan pembinaan disiplin sumber daya aparatur.
3.2.4 Susunan Organisasi
Secara hirarki Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Sub Bidang yang
dibantu oleh kelompok Jabatan Fungsional. Susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari:
1. Kepala Badan
2. Sekretaris, yang terdiri dari
a. Sub Bagian Administrasi
b. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan, yang terdiri dari:
a. Sub Bidang Program
b. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan
4. Bidang Pengembangan Karir dan Diklat, yang terdiri dari:
a. Sub Bidang Pengembangan Karir Struktural
Universitas Sumatera Utara
b. Sub Bidang Pengembangan Karir Fungsional
5. Bidang Mutasi, yang terdiri dari:
a. Sub Bidang Mutasi Struktural
b. Sub Bidang Mutasi Fungsional
6. Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai, yang terdiri dari:
a. Sub Bidang Disiplin
b. Sub Bidang Pemberdayaan dan Hak Pegawai
7. Kelompok Jabatan Fungsional
3.2.5 Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi 1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Sesuai dengan Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2008 Pasal 6 Tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Tapanuli Tengah dalam menyusun rencana kerja
Kepegawaian Daerah serta melakukan penilaian atas pelaksanaannya. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tersebut, Kepala
Badan menyelenggarakan fungsi: a.
Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Badan Kepegawaian Daerah. b.
Merumuskan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai dasar pelaksanaan tugas pada Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. c.
Menetapkan program kerja Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Universitas Sumatera Utara
d. Menentukan kebijakan teknis tentang pelaksanaan program kepegawaian
di daerah. e.
Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas Sekretariat, Sub Bagian, dan bidang-bidang di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah.
f. Mengoreksi dan menandatangani surat-surat serta memaraf surat untuk
ditandatangani Bupati. g.
Merumuskan kebijakan dan solusi pemecahan terhadap masalah-masalah pelaksanaan tugas Badan Kepegawaian Daerah.
h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati sehubungan dengan
kebijakan penyelenggaraan tugas Badan Kepegawaian Daerah. i.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati.
2. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah
Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur staf yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Badan. Sesuai dengan Pasal 8 ayat 2, Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memberikan pelayanan teknis administrasi
dan ketatausahaan kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Badan Kepegawaian Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris
menyelenggarakan fungsi: a.
Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang
berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Sekretariat.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyusun langkah-langkah kerjakegiatan Sekretariat sesuai dengan
rencana kerja yang ditetapkan. c.
Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sekretariat dengan bidang lainnya.
e. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf sekretariat serta meneruskan proses
surat menyurat kepada Kepala Badan. f.
Memberikan pelayanan teknis administrasi umum. g.
Melaksanakan urusan keuangan. h.
Mengkoordinasikan penyusunan anggaran Badan Kepegawaian Daerah. i.
Melaksanakan urusan kepegawaian. j.
Melakukan urusan examinasi terhadap produk hukum, surat menyurat yang dikeluarkan Badan Kepegawaian Daerah.
k. Melaksanakan urusan perlengkapan, inventaris kantor, dan rumah tangga
Badan Kepegawaian Daerah. l.
Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Bidang tentang penyusunan rencana dan program kerja tahunan di lingkungan Badan Kepegawaian
Daerah. m.
Menganalisa dan memaraf atas segala bentuk dokumen atau peraturan yang diproduk Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disampaikan
kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah. n.
Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Badan.
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan.
Universitas Sumatera Utara
Uraian tugas Kepala Sub Bagian Administrasi antara lain adalah: a.
Membantu Sekretaris dalam pelayanan teknis operasional perencanaan dan teknis administratif kepada satuan organisasi Badan Kepegawaian Daerah
bidang administrasi umum serta bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris.
b. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub Bagian Administrasi sesuai
dengan pedoman kerja. c.
Memberikan pelayanan teknis administrasi umum dan administrasi kepegawaian.
d. Melakukan urusan pembuatan Kartu Pegawai, Sertifikat, dan Taspen.
e. Menginventarisasi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
berhubungan dengan tugas Perencanaan di Daerah. f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris.
Uraian tugas Kepala Sub Bagian Keuangan antara lain adalah: a.
Melaksanakan urusan pelayanan penerbitan surat kenaikan gaji berkala. b.
Melaksanakan tugas teknis urusan perlengkapan dan inventaris barang serta kebutuhan rumah tangga Badan Kepegawaian Daerah.
c. Mengumpulkan bahan dan mempersiapkan penyusunan RKA dan DPA.
d. Mengkoordinir pelaksanaan penatausahaan keuangan dan pengelolaan
administrasi keuangan oleh bendaharawan. e.
Melaksanakan urusan penggajian PNS di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah.
Universitas Sumatera Utara
f. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub Bagian Keuangan sesuai dengan
pedoman kerja.
3. Kepala Bidang Program, Evaluasi, Dan Pelaporan
Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan adalah unsur teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Badan. Sesuai dengan Pasal 11 ayat 2 Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2008, Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan
mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas di bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan. Untuk melaksanakan tugas tersebut
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
Pelaksanaan, dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Bidang Program, Evaluasi, dan
Pelaporan. b.
Menyusun langkah-langkah kerjakegiatan Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
c. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai
bentuk sesuai dengan keperluannya. d.
Mengkoordinasikan tugas Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan dengan Sekretaris dan bidang-bidang lainnya.
e. Menyusun data pegawai satuan kerja perangkat daerah berdasarkan
klasifikasi dan tingkat pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
f. Menyusun bezething Pegawai Negeri Sipil se-Kabupaten Tapanuli
Tengah. g.
Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan serta meneruskan proses surat menyurat kepada Kepala Badan.
h. Mempersiapkan dan menganalisa kebutuhan pegawai dan formasi
kebutuhan Pegawai Negeri Sipil. i.
Mempersiapkan bahan dan menyusun program kerja di bidang pengadaan pegawai.
j. Mempersiapkan dan mengelola pelaksanaan dan pelayanan teknis
administrasi pengadaan pegawai. k.
Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Badan.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan
Kepegawaian Daerah.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Program antara lain sebagai berikut: a.
Membantu Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan dalam melaksanakan tugas bidang program.
b. Membantu penyusunan data PNS pada semua unit kerja.
c. Membantu menyusun bezething PNS Kabupaten Tapanuli Tengah.
d. Mengarsipkan data dan bezething Pegawai Negeri Sipil.
e. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub Bidang Program sesuai dengan
pedoman kerja.
Universitas Sumatera Utara
f. Menyusun langkah-langkah kerja atau kegiatan Sub Bidang Program
sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan antara lain adalah:
a. Membantu Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan dalam
melaksanakan tugas bidang Evaluasi dan Pelaporan. b.
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan dengan sub bidang lainnya.
c. Menyusun laporan kinerja dan laporan keuangan BKD dengan
berkoordinasi dengan sub bidang dan sub bagian yang ada di BKD serta koordinasi Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan.
d. Mengarsipkan laporan kinerja dan laporan keuangan BKD.
e. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Subbid Evaluasi dan Pelaporan sesuai
dengan pedoman kerja. f.
Menyusun langkah-langkah kerja Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
4. Kepala Bidang Pengembangan Karir Dan Diklat
Bidang Pengembangan Karir dan Diklat Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan. Berdasarkan Pasal 14 ayat 2 Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat mempunyai tugas
membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas di Bidang Pengembangan
Universitas Sumatera Utara
Karir dan Diklat meliputi Pengembangan Karir Struktural dan Pengembangan Karir Fungsional.
Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat menyelenggarakan fungsi:
a. Mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan,
Petunjuk Teknis, serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Bidang Pengembangan Karir dan Diklat.
b. Menyusun langkah-langkah kerja atau kegiatan Bidang Pengembangan
Karir dan Diklat sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan. c.
Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Pengembangan Karir dan
Diklat dengan bidang-bidang lainnya dan dengan Sekretaris. e.
Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Bidang Pengembangan Karir dan Diklat serta meneruskan proses surat menyurat kepada Kepala Badan.
f. Mempersiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di Bidang
Pengembangan Karir dan Diklat. g.
Mempersiapkan data administrasi pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural dan Fungsional.
h. Mempersiapkan perencanaan dan pengembangan karir pejabat struktural
dan fungsional. i.
Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Badan.
Universitas Sumatera Utara
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan
Kepegawaian Daerah.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Pengembangan Karir Struktural antara lain:
a. Membantu Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat dalam
melakukan pengelolaan dan penyusunan perencanaan di bidang pengembangan karir struktural.
b. Menyusun data dan klasifikasi tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil
struktural se-Kabupaten Tapanuli Tengah. c.
Mempersiapkan administrasi izin belajar dan tugas belajar bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural.
d. Mempersiapkan administrasi untuk pelaksanaan ujian dinas bagi PNS.
e. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub Bidang Pengembangan Karir
Struktural sesuai dengan pedoman kerja. f.
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub bidang lainnya.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Pengembangan Karir Fungsional antara lain:
a. Membantu Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat dalam
melakukan pengawasan dan menyusun perencanaan bidang pengembangan karir fungsional.
b. Menyusun data dan klasifikasi tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil
PNS fungsional se-Kabupaten Tapanuli Tengah.
Universitas Sumatera Utara
c. Mempersiapkan administrasi izin belajar dan tugas belajar bagi PNS yang
menduduki jabatan struktural. d.
Mempersiapkan administrasi Penetapan Angka Kredit PAK jabatan fungsional.
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sub Bidang Pengembangan Karir
Fungsional dengan sub bidang lainnya. f.
Mengarahkan pelaksanaan tugas agar sesuai dengan pedoman kerja.
5. Kepala Bidang Mutasi
Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Badan. Sesuai dengan Pasal 17 ayat 2 Kepala Bidang Mutasi mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan
tugas di Bidang Mutasi meliputi Mutasi Struktural dan Mutasi Fungsional. Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat 2
Kepala Bidang Mutasi menyelenggarakan fungsi: a.
Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang
berhubungan dengan Penegakan Peraturan Perundang-undangan. b.
Menyusun langkah-langkah kerjakegiatan Bidang Mutasi sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
c. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi mutasi dalam
berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya.
Universitas Sumatera Utara
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Mutasi dengan bidang-
bidang lainnya dan dengan Sekretaris. e.
Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Bidang Mutasi serta meneruskan proses surat menyurat kepada Kepala Badan.
f. Mempersiapkan dan mengelola data jabatan struktural dan fungsional yang
telah diisi dan yang masih kosong. g.
Mempersiapkan bahan dan menyusun program kerja di bidang mutasi pegawai.
h. Mempersipakan dan mengelola pelaksanaan dan pelayanan teknis yang
memenuhi persyaratan untuk pengangkatan, mutasi, perpindahan, kepangkatan, pensiun, pegawai dan menduduki jabatan.
i. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Badan. j.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Mutasi Struktural antara lain: a.
Membantu Kepala Bidang Mutasi dalam melaksanakan tugas bidang Mutasi Struktural.
b. Menyusun langkah kerja Sub Bidang Mutasi Struktural sesuai dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan. c.
Membantu mengumpulkan, menghimpun, dan mengelola data serta informasi jabatan struktural yang telah diisi dan yang masih lowong.
Universitas Sumatera Utara
d. Mempersiapkan administrasi mutasi staf, mutasi jabatan, pengangkatan
dalam jabatan, pemberhentian dari jabatan, serta urusan pensiun pegawai struktural.
e. Mengarahkan pelaksanaan tugas-tugas staf agar sesuai dengan pedoman
kerja. f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Mutasi.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Mutasi Fungsional antara lain: a.
Membantu Kepala Bidang Mutasi dalam melaksanakan tugas bidang mutasi fungsional.
b. Membantu mengumpulkan, menghimpun, dan mengelola data serta
informasi jabatan fungsional yang telah diisi dan masih lowong. c.
Mempersiapkan administrasi mutasi staf, mutasi jabatan, pengangkatan dalam jabatan, pemberhentian dari jabatan serta urusan pensiun pegawai
fungsional. d.
Mengarahkan pelaksanaan tugas agar sesuai dengan pedoman kerja. e.
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub bidang lainnya. f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Mutasi.
6. Kepala Bidang Disiplin Dan Kesejahteraan Pegawai
Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan. Sesuai dengan Pasal 20 ayat 2 Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai
Universitas Sumatera Utara
tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas di Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai meliputi disiplin, pemberdayaan, dan hak pegawai.
Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai menyelenggarakan fungsi:
a. Mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan,
Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai.
b. Menyusaun langkah-langkah kerjakegiatan Bidang Disiplin dan
Kesejahteraan Pegawai sesuai dengan rencana kerja yang yang ditetapkan. c.
Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Disiplin dan Kesejahteraan
Pegawai dengan bidang-bidang lainnya dan dengan Sekretaris. e.
Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai serta meneruskan proses surat menyurat kepada Kepala Badan.
f. Mengelola teknis administrasi pembinaan dan peningkatan disiplin
Pegawai Negeri Sipil. g.
Menganalisa dan memproses pegawai yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.
h. Mengolah dan menguruskan KarisKarsu, pemberian penghargaan dan
Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. i.
Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Badan.
Universitas Sumatera Utara
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan
Kepegawaian Daerah.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Disiplin antara lain: a.
Membantu Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai dalam melaksanakan tugas bidang disiplin.
b. Menyusun langkah-langkah kerja Sub Bidang Disiplin sesuai dengan
rencana kerja yang ditetapkan. c.
Membantu mengelola menguruskan KarsiKarsu PNS. d.
Membantu menganalisa dan memproses pegawai yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang disiplin PNS.
e. Mengarahkan pelaksanaan tugas sesuai dengan pedoman kerja.
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub bidang lainnya.
Uraian tugas Kepala Sub Bidang Pemberdayaan dan Hak Pegawai antara lain:
a. Membantu Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai dalam
bidang pemberdayaan dan hak pegawai. b.
Menyusun langkah kerja Sub Bidang Pemberdayaan dan Hak Pegawai sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.
c. Membantu mengelola pengurusan pemberian penghargaan kepada PNS.
d. Membantu mengelola pengurusan tunjangan kesejahteraan PNS.
e. Mengarahkan pelaksanaan tugas sesuai dengan pedoman kerja.
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub bidang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional adalah susunan jabatan fungsional dari tenaga-tenaga ahli sesuai keahliannya. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai
tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas Daerah sesuai dengan bidang keahliannya yang diatur dengan Peraturan Bupati. Kelompok Jabatan Fungsional
ini dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditetapkan dan diangkat oleh Bupati.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis akan memaparkan berbagai data yang telah berhasil dihimpun selama penulis melakukan penelitian di Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah. Data yang disajikan berikut merupakan data dari berbagai teknik pengumpulan data baik primer maupun sekunder.
Hasil dari penyajian data ini tidak bersifat baku dimana penyajiannya seluruhnya sesuai dengan yang didapat di lapangan, melainkan penulis mencoba
melakukan sedikit perubahan agar maksud yang hendak disampaikan dapat dipahami, namun tentu dengan tidak mengubah hasil akhir dari penelitian itu
sendiri. Data yang disajikan dalam bab ini selanjutnya akan menjadi bahan analisis
penulis terhadap fenomena yang sedang diteliti dan akan diuraikan pada bab selanjutnya, sekaligus menjadi bukti dari fenomena itu sendiri.
Berikut ini adalah penyajian data-data yang diperoleh melalui metode wawancara dengan berbagai informan, baik dari informan kunci key informan
yaitu Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, informan utama yaitu Sekretaris dan Kepala Bidang di Badan Kepegawaian Daerah, serta
informan tambahan yaitu pegawai atau staf yang ada di Badan Kepegawaian Daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.1 Hasil Wawancara dengan Informan Kunci key informan yaitu Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
1. Pertanyaan mengenai adanya pedoman-pedoman kerja secara tertulis di
Badan Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan di Badan Kepegawaian Daerah pasti memiliki pedoman-pedoman yang akan
menjadi petunjuk atau panduan bagi setiap pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya.
2. Pertanyaan mengenai jenis-jenis dari pedoman kerja tersebut.
Jawabannya adalah: Ada beberapa jenis pedoman kerja yang menjadi petunjuk dan panduan pegawai di Badan Kepegawaian Daerah dalam
pelaksanaan pekerjaan yaitu petunjuk dari pusat Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Presiden, Keputusan Bupati Tapanuli
Tengah, Surat Edaran, dan Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Tupoksi yang diatur di dalam Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2008.
3. Pertanyaan mengenai pembagian tugas terhadap pegawai.
Jawabannya adalah: Kepala Badan Kepegawaian Daerah selaku pimpinan telah melakukan pembagian tugas secara menyeluruh kepada seluruh
pegawai yang ada di Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.
4. Pertanyaan mengenai pelaksanaan sosialisasi dalam pembagian tugas
kepada pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Jawabannya adalah: Dalam melaksanakan pembagian tugas, Kepala Badan Kepegawaian Daerah melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai
mengenai apa dan bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut kepada masing-masing bidang yang mendapatkan pekerjaan tersebut melalui
pertemuan-pertemuan internal yang dilakukan di instansi ini. 5.
Pertanyaan mengenai pengetahuan dan pemahaman pegawai terhadap
pedoman kerja.
Jawabannya adalah: Telah menjadi suatu keharusan bagi seorang pegawai untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan setiap pekerjaannya. Namun di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah tidak semua pegawai mengetahui dan
memahami pedoman kerjanya. Bagi pegawai yang menduduki jabatan struktural di Badan Kepegawaian Daerah tentu mengetahui dan
memahaminya tetapi bagi staf yang lain kurang memahami apa yang menjadi pedoman kerjanya.
6. Pertanyaan mengenai penyelesaian tugas-tugas oleh pegawai apakah telah
sesuai dengan tupoksi atau pedoman lainnya yang telah ada. Jawabannya adalah: Penyelesaian tugas dengan baik akan sangat
dipengaruhi oleh pemahaman pegawai terhadap pedoman kerja atau tupoksinya. Dengan demikian, hanya sebagian dari pegawai di BKD yang
telah mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan tupoksi atau pedoman kerja lainnya.
Universitas Sumatera Utara
7. Pertanyaan mengenai apakah bidang-bidang yang ada di Badan
Kepegawaian Daerah telah mampu untuk menopang pencapaian tujuan
organisasi.
Jawabannya adalah: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari Bagian Sekretaris dan empat bidang yaitu Bidang
Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai, Bidang Mutasi, Bidang Pengembangan Karir dan Diklat, Bidang Program, Evaluasi, dan
Pelaporan. Bidang-bidang tersebut telah melaksanakan dan mampu menyelesaikan tugas-tugasnya secara baik dengan adanya koordinasi
antara bidang-bidang tersebut sehingga mampu menopang dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
8. Pertanyaan mengenai jenis pengawasan yang diterapkan di Badan
Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: Jenis pengawasan yang diterapkan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah pengawasan
melekat atau pengawasan berjenjang. Pengawasan melekat maksudnya adalah pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung kepada para
bawahannya untuk mengawasi sikap, perilaku, dan semangat kerja mereka. Selanjutnya pengawasan secara berjenjang adalah pengawasan
yang dilakukan berdasarkan struktur organisasi yang ada yaitu oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah kepada masing-masing Kepala Bidang dan
selanjutnya dari Kepala Bidang kepada bawahannya. 9.
Pertanyaan mengenai prinsip-prinsip pokok pengawasan yang dilakukan
bagi pegawai di Badan Kepegawaian Daerah.
Universitas Sumatera Utara
Jawabannya adalah: Dalam pelaksanaan pengawasan di Badan Kepegawaian Daerah mengandung prinsip pokok yaitu transparansi
keterbukaan. Maksudnya adalah bahwa pengawasan yang dilakukan oleh atasan itu diketahui oleh seluruh pegawai yang ada di instansi tersebut.
Pegawai mengetahui bagaimana cara pelaksanaannya, prosedur, dan lain sebagainya.
10. Pertanyaan mengenai bagaimana penerapan fungsi pengawasan di Badan
Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: Penerapan pengawasan belum berjalan secara maksimal di BKD Kabupaten Tapanuli Tengah. Hal ini dikarenakan para
staf menyalahartikan hubungan baik yang dilakukan pimpinan dengan staf di lingkungan BKD Kabupaten Tapanuli Tengah. Sebagai pimpinan,
Kepala Badan Kepegawaian Daerah selalu berupaya agar hubungan harmonis antara staf dengan pimpinan selalu terpelihara dengan baik,
namun dengan adanya hubungan yang harmonis tersebut membuat sebagian staf menjadi lalai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
11. Pertanyaan mengenai sarana yang digunakan dalam pelaksanaan
pengawasan di Badan Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: Sarana dalam pelaksanaan pengawasan yaitu melalui daftar hadir. Dengan daftar hadir ini akan dilihat bagaimana tingkat
kehadiran pegawai pada apel pagi atau apel gabungan, pada waktu kerja, dan apel sore. Selain itu, hasil kerja yang diselesaikan pegawai juga dapat
digunakan sebagai sarana dalam pelaksanaan pengawasan. Dengan melihat
Universitas Sumatera Utara
hasil pekerjaan tersebut, dapat diketahui bagaimana disiplin kerjanya. Jika ia memiliki disiplin kerja yang baik, maka hasil kerjanya juga akan baik.
12. Pertanyaan mengenai sasaran dalam pelaksanaan pengawasan di Badan
Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: Yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan pengawasan adalah terwujudnya disiplin kerja yang baik pada setiap pegawai yang ada
di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. 13.
Pertanyaan mengenai standar pelaksanaan pekerjaan di Badan
Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: Secara tertulis memang standar pelaksanaan kerja di Badan Kepegawaian Daerah belum ada. Namun setiap pekerjaan akan
selalu diupayakan dengan penyelesaian maksimal. 14.
Pertanyaan mengenai Inspeksi Mendadak Sidak di Badan Kepegawaian
Daerah.
Jawabannya adalah: Inspeksi Mendadak Sidak pernah dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah. Sidak ini dilakukan oleh Bupati atau Wakil
Bupati dan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah sendiri. 15.
Pertanyaan mengenai kondisi di lapangan saat dilaksanakannya Inspeksi
Mendadak Sidak.
Jawabannya adalah: Ada beberapa hal yang ditemukan di lapangan saat dilaksanakannya Inspeksi Mendadak Sidak yaitu masih banyaknya
pegawai yang sedang mengobrol dengan pegawai lainnya, masih ada pegawai yang tidak berada di tempat pada waktu jam kerja, adanya
Universitas Sumatera Utara
pegawai yang tidak menyelesaikan tugas-tugasnya melainkan mengerjakan kegiatan atau hal-hal yang kurang berguna untuk pekerjaan.
16. Pertanyaan mengenai cara untuk melakukan penilaian terhadap pekerjaan
pegawai.
Jawabannya adalah: Penilaian dilakukan melalui hasil-hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pegawai atau staf. Dari hasil kerja tersebut
dapat dilihat bahwa seorang pegawai mampu atau tidak dalam memahami pekerjaan yang diberikan atasan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi
Tupoksi. 17.
Pertanyaan mengenai penemuan kesalahan atau penyimpangan dari hasil
kerja pegawai.
Jawabannya adalah: Masih ada ditemukan berbagai kesalahan dari hasil kerja seorang staf di Badan Kepegawaian Daerah. Hal ini dikarenakan
karena kurangnya pemahaman staf terhadap tupoksi dan pedoman- pedoman kerja yang lain.
18. Pertanyaan mengenai keterlambatan penyelesaian tugas oleh pegawai.
Jawabannya adalah: Masalah keterlambatan dalam penyelesaian tugas oleh pegawai masih sering ditemukan di Badan Kepegawaian Daerah ini.
Seharusnya pekerjaan tersebut selesai pada waktu yang telah ditentukan, tetapi tugas-tugas tersebut belum selesai maka penyelesaian tugas itu
dilakukan secara bersama-sama dengan beberapa pegawaistaf lainnya. 19.
Pertanyaan mengenai upaya perbaikan atau koreksi yang diberikan kepada
pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Jawabannya adalah: Upaya perbaikan atau koreksi ini diberikan kepada pegawai setelah atasan memeriksa bagaimana hasil kerja dari para
pegawainya. Apabila masih ditemukan kesalahan-kesalahan dalam hasil kerja pegawai maka atasan akan memberikan tindakan koreksi berupa
arahan bagi pegawai tersebut agar menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang telah ditetapkan.
20. Pertanyaan mengenai kondisi disiplin kerja pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah dengan adanya pengawasan.
Jawabannya adalah: Dengan adanya pengawasan ini, ada peningkatan disiplin kerja di Badan Kepegawaian Daerah Tapanuli Tengah. Secara
umum para pegawai apabila diberikan tugas dan disertai dengan batasan- batasan waktu penyelesaian, maka mereka akan menyelesaikan pekerjaan
mereka tepat pada waktunya. 21.
Pertanyaan mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan fungsi pengawasan.
Jawabannya adalah: Dalam penerapan fungsi pengawasan masih ada kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah:
a. Bawahan kurang menerima atau kurang menaati arahan-arahan dari
atasan. b.
Bawahan kurang termotivasi untuk memahami tupoksinya. c.
Sulit untuk mengubah perilaku bawahan ke arah yang positif. d.
Rendahnya kesadaran dan keinginan dari bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
22. Pertanyaan mengenai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin
kerja pegawai. Jawabannya adalah: Upaya yang dilakukan dalam peningkatan disiplin
kerja pegawai antara lain: a.
Melaksanakan Inspeksi Mendadak Sidak di Badan Kepegawaian Daerah.
b. Memberikan arahan-arahan saat rapat atau pertemuan internal.
c. Memberikan insentif atau reward kepada pegawai.
d. Lebih mengefektifkan penerapan pengawasan di Badan Kepegawaian
Daerah. 23.
Pertanyaan mengenai kedisiplinan pegawai terhadap waktu kerja. Jawabannya adalah: Kondisi kedisiplinan pegawai Badan Kepegawaian
Daerah terhadap jam kerja masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya pegawai yang mengobrol dengan pegawai lain saat jam kerja,
pegawai ada yang tidak berada di kantor pada saat jam kerja berlangsung, pegawai datang terlambat ke kantor tetapi pulang lebih awal.
24. Pertanyaan mengenai kendala-kendala dalam penegakan disiplin kerja
pegawai di Badan Kepegawaian Daerah. Jawabannya adalah: Yang menjadi kendala dalam proses penegakan
disiplin kerja di Badan Kepegawaian Daerah antara lain tingkat kesadaran pegawai yang masih kurang akan pentingnya disiplin kerja tersebut dan
masih belum maksimalnya pemberian sanksi atau hukuman bagi pegawai yang melanggar aturan.
Universitas Sumatera Utara
25. Pertanyaan mengenai penjatuhan sanksihukuman kepada pegawai yang
melakukan pelanggaran disiplin. Jawabannya adalah: Bagi pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin,
pemberian sanksi atau hukuman belum dilaksanakan secara maksimal. Sanksi-sanksi tersebut belum maksimal sesuai dengan peraturan yang
berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4.2 Hasil Wawancara Dengan Informan Utama yaitu Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah, Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan
Pegawai, Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat, Kepala Bidang Mutasi, dan Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan
Dari wawancara yang dilakukan dengan informan utama yang terdiri dari Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah, Kepala Bidang Disiplin dan
Kesejahteraan Pegawai, Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Diklat, Kepala Bidang Mutasi, dan Kepala Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan diperoleh
hasil wawancara dengan rangkuman sebagai berikut: 1.
Pertanyaan mengenai pemahaman dan pengetahuan staf terhadap pedoman kerjanya.
Jawabannya adalah: Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang telah mengetahui dan memahami setiap pedoman kerja atau Tupoksi yang ada.
Sedangkan staf hanya sebagian saja yang mengetahui dan memahami apa
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan di Badan Kepegawaian Daerah khususnya pada bidang masing-masing.
2. Pertanyaan mengenai pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing
Kepala Bidang kepada stafnya. Jawabannya adalah: Secara umum Kepala Bidang melakukan pengawasan
kepada stafnya berdasarkan pelaksanaan suatu pekerjaan oleh pegawai yang meliputi ketepatan waktu, hasil yang diperoleh dari pekerjaan
tersebut, serta kerapian dari pekerjaan itu sendiri. 3.
Pertanyaan mengenai pembagian tugas yang dilakukan kepada pegawaistaf.
Jawabannya adalah: Setiap Kepala Bidang telah melakukan pembagian tugas secara menyeluruh kepada semua pegawai atau staf yang ada di
bagiannya masing-masing. 4.
Pertanyaan mengenai tindakan yang diberikan bagi pegawaistaf yang melanggar aturan kerja.
Jawabannya adalah: Dalam menghadapi pegawai atau staf yang melanggar aturan kerja, Kepala Bidang selalu memberikan arahan-arahan
membangun kepada stafnya, mencari tahu apa yang menjadi penyebab dilanggarnya ketentuan-ketentuan yang ada, serta selalu mengingatkan
pegawai agar kedepannya tidak terulang lagi pelanggaran yang sama. 5.
Pertanyaan mengenai pegawai Badan Kepegawaian Daerah yang tidak mengikuti apel pagi atau apel sore tanpa izin.
Jawabannya adalah: Masih ada pegawai yang tidak mengikuti apel pagi ataupun apel sore tanpa memberikan izin. Hal ini terjadi karena belum
Universitas Sumatera Utara
efektifnya pembinaan disiplin yang dilakukan, termasuk rendahnya penerapan sanksi atau hukuman yang dijatuhkan kepada pegawai yang
melakukan pelanggaran disiplin. 6.
Pertanyaan mengenai bagaimana ketertiban penandatanganan daftar hadir di Badan Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah Penandatanganan daftar hadir di Badan Kepegawaian Daerah masih belum berjalan dengan tertib. Hal ini disebabkan karena
adanya tenggang rasa kepada rekan lain yang terlambat ke kantor sehingga sering terjadi penandatanganan daftar hadir di luar waktu yang telah
ditentukan. 7.
Pertanyaan mengenai penilaian terhadap lingkungan kerja di Badan Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: a.
Dari sudut fisik gedung ataupun ruangan kerja yang tersedia masih kurang memadai sesuai dengan jumlah staf yaitu 34 orang. Dengan
demikian, fasilitas gedung yang ada ini kurang dapat mendukung dalam mewujudkan suasana kerja yang nyaman.
b. Dari sudut staf atau pegawai, secara umum dapat dikatakan harmonis
antara satu bidang dengan bidang yang lainnya. 8.
Pertanyaan mengenai kedisiplinan pegawai terhadap jam kerja di Badan Kepegawaian Daerah.
Jawabannya adalah: Kedisiplinan pegawai terhadap jam kerja masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya pegawai atau staf
Badan Kepegawaian Daerah yang tidak berada di tempat saat
Universitas Sumatera Utara
berlangsungnya jam kerja, datang terlambat ke kantor namun pulang lebih awal, dan lain sebagainya. Keadaan inilah yang akan mengakibatkan
terlambatnya penyelesaian berbagai pekerjaan atau tugas yang ada.
4.3 Hasil Wawancara Dengan Informan Tambahan yaitu Pegawai atau Staf Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan informan tambahan yaitu pegawai atau staf yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli
Tengah diperoleh hasil rangkuman sebagai berikut: 1.
Pertanyaan mengenai pembagian tugas yang dilakukan oleh atasan kepada pegawai atau staf.
Jawabannya adalah: Setiap atasan di bidang masing-masing yaitu setiap Kepala Bidang telah melakukan pembagian tugas secara menyeluruh
kepada semua staf yang ada di bidangnya masing-masing. 2.
Pertanyaan mengenai tingkat kedisiplinan pegawai atau staf setelah adanya pengawasan.
Jawabannya adalah: Secara umum dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh atasan kepada para pegawai atau staf, ada peningkatan
kedisiplinan pegawaistaf dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan atasan kepadanya.
3. Pertanyaan mengenai penilaian pegawai atau staf terhadap lingkungan
kerja di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Universitas Sumatera Utara
Jawabannya adalah: Dari sudut hubungan antara atasan dengan bawahan, para staf memberikan penilaian yang baik terhadap keharmonisan
hubungan antara atasan dengan bawahan di Badan Kepegawaian Daerah. Sedangkan dari sudut fisik ruang kerja, para pegawai atau staf menilai
masih kurang memadai untuk jumlah staf yang ada di Badan Kepegawaian Daerah tersebut sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi kurang efektif.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA