1.5.2.3 Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah untuk dapat menjaga kelangsungan dari organisasi atau instansi tertentu baik pada
hari ini ataupun pada hari esok. Menurut Malayu Hasibuan 2008: 193-194 tujuan dari adanya disiplin
kerja adalah sebagai berikut: 1.
Adanya disiplin kerja sangat penting karena dengan baiknya disiplin kerja seorang pegawai, maka prestasi kerjanya juga akan meningkat. Dengan
demikian, adanya disiplin kerja yang baik maka suatu organisasi akan dapat mencapai hasil yang optimal.
2. Tindakan disiplin akan dapat menciptakan pegawai-pegawai yang taat
akan aturan dan norma-norma yang ada dan berlaku dalam suatu organisasi baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
3. Disiplin kerja yang baik dapat meningkatkan rasa tanggung jawab seorang
pegawai atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini akan dapat mendorong semangat kerja dari pegawai sehingga mampu
mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut sebagaimana yang telah diinginkan.
4. Pegawai dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan benar sesuai
dengan peraturan yang berlaku dalam organisasi kerjanya. 5.
Adanya disiplin agar pegawai dapat mewujudkan produktivitas yang tinggi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya demi mewujudkan berbagai tujuan
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.4 Jenis-Jenis Disiplin
Semua organisasi atau instansi akan memiliki standar dan aturan yang harus dilakukan dan dipatuhi oleh pegawai dalam hubungannya dengan
pelaksanaan pekerjaannya baik yang tertulis ataupun tidak tertulis sehingga akan dapat mewujudkan tujuan organisasi. Dan untuk bisa mewujudkan hal tersebut
sangat diperlukan adanya disiplin. Menurut Marihot Tua Hariandja 2002: 299- 303 ada beberapa jenis tindakan disiplin yaitu sebagai berikut:
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendorong setiap pegawai agar menaati peraturan-peraturan yang ada dan
standar yang telah ditetapkan sehingga akan dapat mencegah terjadinya pelanggaran atau penyelewengan. Tindakan ini dilakukan tanpa adanya
paksaan dari pihak-pihak tertentu sehingga dengan sendirinya akan dapat menciptakan disiplin diri atau self discipline dalam diri pegawai.
Untuk dapat mewujudkan disiplin preventif tersebut, beberapa cara yang perlu dilakukan adalah:
a. Pegawai harus mengetahui dan memahami standar yang berlaku dalam
organisasi tempat kerjanya. b.
Standarnya harus jelas c.
Dalam penyusunan standar harus melibatkan pegawai d.
Standar atau aturan harus dinyatakan dalam pernyataan yang positif e.
Tindakan disiplin ini harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan semua elemen yang ada dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
f. Standar dan aturan yang dibuat adalah demi kebaikan bersama bukan
untuk kepentingan pihak tertentu saja. 2.
Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan dan diambil untuk
menangani berbagai pelanggaran atau kesalahan yang terjadi terhadap standar dan aturan-aturan yang telah ada dan melakukan pencegahan agar
pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak terjadi kembali. Tindakan ini biasanya berupa hukuman tertentu yang biasa disebut sebagai tindakan
disipliner yang berupa peringatan, skors, dan pemecatan. Tujuan disiplin korektif ini adalah untuk melakukan perbaikan atas perilaku yang
melanggar standar dan aturan yang berlaku, melakukan pencegahan agar orang lain tidak melakukan kesalahan atau pelanggaran yang sama, serta
upaya untuk tetap mempertahankan standar dan aturan yang ada. 3.
Disiplin Progresif Disiplin progresif adalah adanya pengulangan terhadap kesalahan dan
pelanggaran-pelanggaran yang sama akan dapat mengakibatkan jatuhnya hukuman yang lebih berat. Maksud dari tindakan disiplin ini adalah agar
pegawai yang melakukan pelanggaran dapat memperbaiki tindakannya sebelum hukuman yang berat tersebut benar-benar dijatuhkan untuknya.
1.5.2.5 Prinsip-Prinsip Pendisiplinan