Empati Analisa Data I. Responden I

dan permasalahan yang ada tidak akan mempengaruhi sebagian besar hidupnya Tidak semua Reivich Shatte, 2002. Seperti yang dikemukakan oeh Seligman dalam Reivich Shatte, 2002, bahwa gaya berpikir explanatory yang erat kaitannya dengan kemampuan causal analysis yang dimiliki individu. Causal Analysis merujuk pada kemampuan individu untuk mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi. Individu yang tidak mampu mengidentifikasikan penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus berbuat kesalahan yang sama Reivich Shatte, 2002. Pada saat itu Irfan merasa bahwa kegagalannya yang pertama karena dari dalam dirinya sendiri yang belum ada niat sungguh-sungguh berhenti. Setelah melihat letak penyebab dari kegagalannya tersebut ia lalu mencoba kembali untuk kedua kalinya dan akhirnya berhasil. Menurut Reivich Shatte 2002, individu yang resilien tidak terlalu terfokus pada faktor-faktor yang berada di luar kendali mereka, sebaliknya mereka memfokuskan dan memegang kendali penuh pada pemecahan masalah, perlahan mereka mulai mengatasi permasalahan yang ada, mengarahkan hidup mereka, bangkit dan meraih kesuksesan.

5. Empati

a Responden I Abdi merupakan sosok pribadi yang cukup berempati. Kemampuannya untuk berempati banyak terlatih sejak Abdi bergabung sebagai sukarelawan di PMI. Di PMI Abdi banyak menghadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan, ada korban kecelakaan lalu-lintas, korban kebakaran, korban bencana alam, dan banyak korban-korban lainnya. Ketika Abdi diperhadapkan dengan situasi-situasi yang demikian, ia membayangkan bagaimana jika posisi yang dialami mereka dialami oleh dirinya sendiri atau bagian dari keluarganya. Hal tersebut membuat Abdi merasa kasihan dan mengerjakan tugasnya menolong orang lain dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Greef 2005, yang menyatakan bahwa empati adalah kemampuan untuk memahami dan memiliki kepedulian terhadap orang lain. Selain itu, Abdi juga menunjukkan empatinya terhadap para pecandu narkoba. Karena Abdi pernah juga merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang pecandu narkoba dan sulitnya untuk berhenti, maka ia memiliki sebuah keinginan untuk membantu para pecandu narkoba. Hal tersebut dilakukannya dengan membangun suatu tempat rehabilitasi bagi para pecandu di Aceh pada tahun 2004. Bahkan, pekerjaan yang ditekuni oleh Abdi saat inipun adalah suatu bentuk kepeduliannya terhadap para pecandu narkoba dan berupaya membantu mereka untuk bisa pulih. b Responden II Irfan merupakan pribadi yang cukup berempati, hal tersebut dapat dilihat selama ia menjalankan tugasnya sebagai konselor di tempat rehabilitasi. Di rehabilitasi tersebut Abdi belajar bagaimana menjadi seorang konselor, dimana salah satu syarat utamanya adalah harus dapat berempati. Irfan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh para pecandu narkoba yang sedang dalam proses pemulihan tersebut karena ia sendiri pernah berada posisi mereka. Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu untuk membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain Reivich Shatte, 2005. Selain itu, Abdi juga memiliki kepedulian terhadap teman-temannya sesama pecandu dulu. Ia berusaha mengajak mereka untuk meninggalkan narkoba, karena ia merasa kasihan kepada mereka.Ia ingin agar teman-temannya tersebut bisa memiliki kehidupan yang lebih baik lagi. Seperti yang dikemukakan oleh Greef 2005, bahwa empati merupakan kemampuan untuk memahami dan memiliki kepedulian terhadap orang lain.

6. Self-Efficacy