Hasil Observasi Responden II

2. Responden II

Peneliti mengenal Irfan sejak 6 bulan sebelum melakukan penelitian. Pada waktu itu peneliti mendapatkan tugas kuliah yang mengharuskan magang di sebuah LSM. Kebetulan LSM tempat magang peneliti bergerak di bidang pengurangan dampak buruk narkoba sesuai dengan topik penelitian peneliti. Setelah melihat dan mendengar sejarah dan kehidupan Irfan maka peneliti melihat Irfan sesuai denngan karakteristik subjek dalam penelitian ini. Kemudian peneliti menceritakan maksud dan tujuan peneliti dan penelitian ini. Akhirnya, Irfan bersedia dijadikan subjek dalam penelitian ini.

a. Hasil Observasi

1 Wawancara I Wawancara pertama diadakan pada tanggal 23 Februari 2011 pada pukul 14.00.15.10 WIB di Rumah Singgah Cordia. Pada pertemuan ini Irfan mengenakan pakaian kaos hitam dengan celana ¾ berwarna merah. Peneliti datang ke LSM tempat partisipan bekerja Rumah Singgah Cordia Caritas Medan, yang terletak di Jl. Sei Asahan No.36 Tanjung Rejo, Medan. Pada pertemuan ini Irfan mengenakan kaus berwarna hitam dengan celana jeans panjang. Irfan adalah salah seorang staf di Cordia yang mengawasi kinerja staf lainnya. Irfan memiliki tinggi badan 170 cm, berat badan 70 kg, dan kulit sawo matang. Rumah Singgah Cordia ini terletak sekitar 200 meter dari jalan raya atau jalan besar, sehingga jalan menuju ke tempat ini tidak dilalui oleh kendaraan umum. Rumah Singgah Cordia ini terletak di pinggir jalan yang tidak terlalu banyak dilalui oleh kendaraan, kendaraan yang sering melintas adalah sepeda motor dan mobil pribadi. Rumah Singgah Cordia ini berwarna merah bata dan di kelilingi oleh pagar yang terbuat dari batu permanen di bagian belakang, kanan dan kiri. Bagian depannya ditutup oleh pagar besi berbentuk jeruji yang dicat berwarna merah bata dan di sudut bagian kiri terdapat gerbang yang dapat digeser ke kanan untuk membuka. Di dalam Rumah Singgah ini terdiri dari 1 ruangan khusus untuk project manager dan sekretaris, 1 ruangan untuk 6 orang staf, 1 ruangan digunakan sebagai kamar untuk orang yang tinggal di tempat tersebut, dan di bagian belakang ada sebuah kamar mandi, dan ada juga dua ruangan lagi yang dijadikan gudang tempat penyimpanan barang-barang kantor. Di bagian depan Rumah Singgah ini terdapat teras berukuran 2 x 3 meter dengan 2 buah kursi berwarna biru dan 1 buah meja, dan halaman seluas 6 x 2 meter, di halaman ini terdapat 4 buah bunga dalam pot. Ketika membuka gerbang maka yang pertama kali kita lihat adalah sebuah garasi yang dijadikan tempat untuk menjamu pengunjung yang datang. Di samping kanan garasi terdapat pintu utama lalu kemudian ruang tamu. Seluruh lantai Rumah Singgah ini dilapisi keramik berwarna oranye muda. Di ruang tamu ini terdapat 3 buah kursi berbahan busa berwarna oranye, 1 buah yang kecil kapasitas 1 orang dan 2 lagi berukuran 1,5 meter. Dinding ruang tamu ini berwarna putih, ruang tamu ini biasanya digunakan untuk berbincang- bincang dengan tamu yang datang. Wawancara pertama dilakukan dilakukan di kursi dengan sandaran di dalam sebuah ruang kerja yang ada dalam Rumah Singgah Cordia. Luas ruangan sekitar 3 x 4 m, dan kami melakukan wawancara dengan berhadapan satu sama lain dan ditengah dibatasi oleh sebuah meja. Lantai ruangan itu berwarna oranye dan cat dinding berwarna putih. Di dalam ruangan tersebut ada sebuah lemari tempat para staf menyimpan berkas mereka, dan ada tersedia 4 meja dalam rungan tersebut. Masing-masing meja memiliki satu kursi dengan sandaran dan pada satu meja terdapat komputer di atasnya. Irfan duduk dengan memegang sebungkus rokok yang belum dibuka ditangannya. Sebelum wawancara dimulai Irfan mengatur suhu Air Conditioner yang ada di dalam ruangan dengan sebuah remote kecil. Beberapa kali Irfan memutar- mutar bungkus rokok yang dipegangnya pada saat berbicara. Tatapan mata partisipan tetap tertuju pada peneliti. Walaupun sesekali ia melihat ke arah atas atap ruangan, ke arah lantai dan ke arah bungkus rokok yang dipegangnya saat menceritakan hal-hal yang mengingatkannya pada masa lalu, yaitu saat menceritakan masa lalu saat masih menggunakan narkoba. Terkadang Irfan terlihat menerawang melihat ke atas dan mengeluarkan suara e... panjang saat partisipan mencoba mengingat peristiwa yang dialaminya. Pada saat menceritakan kisah hidupnya setelah bebas dari narkoba Irfan terlihat tersenyum dan ia menceritakan tujuan hidupnya kepada peneliti. 2 Wawancara II Wawancara kedua dilakukan di tempat yang sama dengan tempat pada wawancara I, yakni Rumah Singgah Cordia Caritas Medan yang terletak di Jl. Sei Asahan No.36 Tanjung Rejo, Medan. Pada pertemuan ini, Irfan mengenakan kemeja garis-garis berwarna hitam dan coklat lengan pendek dan celana panjang berbahan jeans berwarna hitam, tanpa menggunakan alas kaki.Wawancara kali ini dilakukan di sebuah ruang tamu. Di ruang tamu ini terdapat 3 buah kursi berbahan busa berwarna oranye, 1 buah yang kecil kapasitas 1 orang dan 2 lagi berukuran 1,5 meter. Dinding ruang tamu ini berwarna putih, ruang tamu ini biasanya digunakan untuk berbincang- bincang dengan tamu yang datang. Suasana di ruang tamu ini kurang kondusif karena sekitar 2 meter dari ruang tamu ini, tanpa ada pembatas, merupakan tempat kumpul para staf yang sedang mengerjakan aktivitasnya, seperti mengetik, berdiskusi, menulis, dan aktivitas lainnya. Tempat kumpul para staf tersebut berupa meja persegi panjang berukuran 3 x 1 meter, dengan 8 buah kursi cheetos. Pada saat itu terdapat 3 orang staf yang ada di tempat itu, ada yang mengetik, menulis, dan ada juga yang sedang internetan. Saat wawancara, peneliti duduk membentuk sudut 45 derajat responden dan peneliti tetap dapat melakukan kontak mata. Di depan kursi responden dan peneliti terdapat sebuah meja kaca yang tinggginya sejajar dengan tinggi kursi. Di awal wawancara Irfan bertanya apakah peneliti mengijinkannya untuk merokok. Peneliti mengijinkan dan Irfanpun mengambil sebatang rokok dan sebuah mancis yang ada di atas meja kemudian Irfan merokok. Beberapa kali asap rokok Irfan berhembus ke arah peneliti namun hal tersebut tidak mengganggu peneliti dalam melakukan wawancara sehingga peneliti tetap membiarkan Irfan tetap merokok. Irfan menjawab pertanyaan dengan nada suara sedang sambil memegang sebuah telepon genggam berwarna hitam di tangan sebelah kanan dan memegang sebatang rokok di tangan sebelah kiri. Pada 5 menit pertama Irfan duduk agak condong maju ke depan setelah itu beberapa kali Irfan bersandar dan kembali mencondongkan badannya ke depan. Saat menjawab pertanyaan tatapan mata responden tertuju kepada peneliti sesekali melirik ke arah telepon genggam yang dipegang di tangan sebelah kanan. Beberapa kali pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti tidak langsung dijawab karena berusaha mengingat kembali masa lalunya. Wawancara kedua ini berjalan lancar sampai akhir, setelah peneliti selesai menanyakan informasi yang diperlukan peneliti menutup pembicaraan. 3 Wawancara III Wawancara ketiga dilakukan di tempat yang sama dengan tempat pada wawancara I, yakni Rumah Singgah Cordia Caritas Medan yang terletak di Jl. Sei Asahan No.36 Tanjung Rejo, Medan. Perbedaannya pada wawancara kedua ini wawancara dilakukan di ruang konseling. Ruang konseling ini memiliki luas 3 x 3 meter. Di dalam ruangan ini terdapat 2 buah kursi, 1 kursi memiliki panjang sekitar 1,5 meter, berwarna oranye, terbuat dari bahan busa dan satu kursi lagi di sebelah kanan berkapasitas 1 orang berwarna hitam, terbuat dari besi. Terdapat sebuah meja di depan kursi dengan tinggi 0,5 meter, berwarna hitam dan ditutupi oleh kain penutup meja berwarna coklat muda. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah AC dan sebuah lampu yang pada saat itu menyala. Dinding ruangan berwarna putih dan lantainya berwarna merah bata. Pada wawancara kali ini responden mengenakan kaos berwarna hitam dan bergambar berwarna putih di bagian depannya. Celana yang dipakai oleh responden celana pendek di bawah lutut berwarna merah. Responden memakai sebuah gelang plastik berwarna hitam di tangan sebelah kiri. Peneliti duduk di kursi yang berkapasitas 1 orang dan responden duduk di kursi panjang, peneliti dan responden duduk membentuk sudut sekitar 45 derajat. Di awal wawancara responden duduk tegak ketika mendengarkan peneliti bertanya dan menjawab pertanyaan. Di menit yang ke-25 responden duduk bersandar sambil mencoba mengingat jawaban dari pertanyaan peneliti. Responden tetap menjaga kontak mata dengan peneliti selama proses wawancara. Hampir setiap kali responden selalu menjawab pertanyaan dengan tersenyum. Setelah peneliti sudah menanyakan informasi yang diperlukan, kemudian peneliti menutup wawancara.

b. Rangkuman Hasil Wawancara