BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam rangka perwujudan kesejahteraan masyarakat maka pemerintah menyelenggarakan pelayanan publik untuk memenuhi segala kebutuhan
masyarakat. Pelayanan publik tersebut senantiasa di reformasi untuk mewujudkan tujuan pemerintah untuk memaksimalkan kinerjanya dalam melayani masyarakat.
Hakekat dari pelayanan publik adalah meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah di bidang
pelayanan umum. Untuk mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tatalaksana pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya
guna dan berhasil guna, dan juga untuk mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas. Pelayanan publik itu hasil dari proses politik yang ditindaklanjuti oleh
birokrasi pemerintah. Layanan publik memiliki karakteristik yang berbeda dari kebijakan lainnya. Fokus utama transaksi dalam layanan publik adalah terkaitnya
barang dan atau jasa yang diserahkan kepada masyarakat pengguna. Hal yang khas dalam layanan publik adalah barang dan atau jasa yang diserahkan selalu
bersifat milik umum common good yang biaya produksinya sering kali kurang atau bahkan tidak efisien secara finansial, bahkan barang klan atau jasa yang
ditransaksikan sukar diukur intangible. Oleh sebab itu, keuntungan dan kerugian
dari layanan publik pada umumnya diukur dalam dimensi sosial, ekonomi, politik, bahkan kultural.
Dalam banyak kasus manfaat layanan publik hanya dapat dilihat dari keluarannya yang mungkin bisa dihitung setelah beberapa tahun berselang,
misalnya pelestarian alam dan sumber daya air. Itulah sebabnya bagian terbesar dari layanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah berdaulat yang
diberikan kepada masyarakat sebagai imbalan legitimasi dari rakyat, baik melalui pemilihan umum maupun pembayaran pajak. Dalam prakteknya
pemerintah yang bertanggung jawab atas pelayanan publik adalah Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya akan disingkat sebagai PNS. Dapat dilihat dari proporsi
birokrat yang berada pada setiap dinas-dinas pemerintahan yang berkonsentrasi pada pelayanan publik. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penerapan pelayanan
publik yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat yang paling berperan serta didalamnya adalah PNS.
Kepemimpinan yang baik merupakan isu sentral yang paling mengemuka dalam pengelolaan pelayanan publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan
masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pelayanan publik yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan dan
pendidikan masyarakat, selain adanya pengaruh globalisasi. Pola lama penyelenggaraan pemerintah, kini sudah tidak sesuai lagi dengan tatanan
masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengam melakukan
perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik.
Gelombang reformasi yang bergulir menunjukkan bahwa kinerja PNS yang berada pada bidang pelayanan publik tidak mampu memuaskan segala
kebutuhan masyrakat secara maksimal. Hal ini disebabkan karena ada banyaknya berbagai kendala yang menghambat peningkatan prestasi kerja dari PNS, seperti
dikeluarkannya UU tentang sistem pelayanan publik terbaru yang menyulitkan PNS untuk bekerja sesuai dengan budaya yang lama.
Melihat dari fungsi utama aparat pemerintah yang merupakan penyelenggara pelayan publik, seiring dengan tuntutan perkembangan sudah
menjadi seharusnya pemerintah melakukan perbaikan dalam pelayanan publik tersebut. Akan tetapi, dewasa ini, kepercayaan masyarakat publik terhadap kinerja
pemerintah atau birokrasi mengalami degradasi yang kian semakin parah akibat lemahnya kinerja aparat-aparat pemerintahan birokrasi. Kepercayaan dan
kehidupan masyarakat menjadi semakin sengsara ketika birokrasi yang seharusnya berperan menghadirkan pelayanan prima kepada publik menjadi
didominasi dan ditentukan oleh rezim yang berkuasa sehingga menyebabkan kebalikan daripada pelayanan publik menjadi publiklah yang menjadi pelayan
bagi birokrasi. Masalah yang cukup strategis dan potensial yang dihadapi oleh PNS yang
berpengaruh pada kinerjanya dan terkait dengan”sifat dan watak” PNS itu sendiri. PNS telah lama memiliki sifat dan watak sulit dikontrol bahkan menolak untuk di
kontrol. Sifat dan watak PNS yang telah lama muncul mempengaruhi kinerja PNS dalam melaksanakan apa yang menjadi hak dan kewajibannya. PNS tidak hanya
menggambarkan dirinya sebagai sosok yang relatif bebas dari kontrol, tetapi juga
memandang dirinya tidak membutuhkan kontrol itu Sehingga berdampak pada kinerja PNS dalam melakukan tugasnya di dalam melayani masyarakat.
Di masa sekarang ini, banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat terhadap pelayanan dari pemerintah baik secara langsung maupun melalui media
massa, seperti keluhan terhadap prosedur yang berbelit-belit, tidak adanya kepastian jangka waktu penyelesaian, besaran biaya yang harus dikeluarkan,
persyaratan yang tidak adanya transparansi, dan sikap petugas ataupun pegawai yang kurang responsif serta kurang ramahnya para petugas dalam menjalankan
tugasnya. Hal-hal inilah yang menimbulkan citra buruk kepada pemerintah. Namun ditemukan fakta baru bahwa kinerja PNS yang buruk disebabkan juga
karna banyaknya libur, sehingga muncul permasalahan baru dimana mudahnya rekan kerja bahkan atasan langsung yang memberikan toleransi terhadap PNS
yang mempunyai kepentingan pribadi yang dilakukan diluar jam istirahat maupun pekerjaan pribadi lainnya yang dilakukan dilingkungan kantor sehingga
mengurangi etos kerja dan peningkatan kinerja pegawai yang maksimal. http:health.kompas.comread2008020609050449www.kompas.com diakses
pada tanggal 4 Januari 2011 pukul 15.31 Padahal di sisi lainnya masyarakat merindukan pelayanan publik yang baik
dengan adanya keseimbangan antara kekuasaan power yang dimiliki dengan tanggung jawab yang mesti diberikan kepada masyarakat yang dilayani. Pegawai
Negeri sebagai aparat birokrasi selain sebagai aparatur negara dan abdi negara, memiliki peran sebagai abdi masyaraka, sehingga kepada kepentingan
masyarakatlah aparat birokrasi harusnya mengabdikan diri. Aparat birokrasi diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk mengatasi kondisi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik yang berkesinambungan demi mewujudkan
pelayanan publik yang prima sebab pelayanan publik merupakan salah satu fungsi utama pemerintah yang wajib diberikan sebaik-baiknya oleh penyelenggaraan
negara. Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
misinya. Untuk organisasi pelayanan publik, informasi mengenai kinerja berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu
memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara
terarah dan sistematis. Informasi mengenai kinerja juga penting untuk menciptakan tekanan bagi para pejabat penyelenggara pelayanan untuk
melakukan perubahan-perubahan dalam organisasi. Namun, sayangnya penilaian kinerja birokrasi publik masih amat jarang
dilakukan. Memang beberapa informasi mengenai ketidakpuasan masyarakat mengenai pelayanan birokrasi seperti yang dimuat di berbagai media massa bisa
menjadi indikator dari rendahnya kinerja birokrasi publik. Namun, sejauh ini informasi yang akurat dan bisa dengan mudah diperoleh oleh publik mengenai
kinerja birokrasi publik belum tersedia di dalam masyarakat. Terbatasnya informasi mengenai kinerja birokrasi publik, yang didalamnya
adalah PNS, terjadi karena kinerja belum dianggap sebagai suatu hal yang penting
oleh pemerintah. Tidak tersedianya informasi mengenai indikator kinerja birokrasi publik menjadi bukti ketidakseriusan pemerintah untuk menjadikan kinerja
pelayanan publik sebagai agenda kebijakan yang penting, Kinerja pejabat birokrasi tidak pernahmenjadi pertimbangan yang penting dalam mempromosikan
pejabat birokrasi. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan DP3 yang selama ini dipergunakan untuk menilai kinerja pejabat birokrasi, termasuk didalamnya PNS,
sangat jauh relevansinya dengan indikator-indikator kinerja yang sebenarnya. Akibatnya, apara pejabat birokrasi tidak memiliki insentif untuk menunjukkan
kinerja sehingga kinerja birokrasi cenderung rendah. Penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan
menggunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu, seperti efisiensi dan efektivitas, tetapi juga harus dilihat dari indikator-indikator yang melekat
pada pengguna jasa, seperti kepuasan para pengguna jasa, akuntabilitas, dan responsivitas. Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting
karena birokrasi publik sering kali memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna jasa tidak memiliki alternatif sumber pelayanan. Dalam pelayanan yang
diselenggarakan oleh pasar, dengan pengguna jasa yang memiliki pilihan sumber pelayanan, penggunaan pelayanan bisa mencerminkan kepuasan terhadap pemberi
layanan. Dalam pelayanan oleh birokrasi publik, penggunaan pelayanan oleh publik sering kali tidak ada hubungannya sama sekali dengan kepuasan terhadap
pelayanan. Dikaitkan dengan isu yang berkembang mengenai kinerja dari birokrasi
publik khususnya PNS di masa reformasi ini. Penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana kinerja PNS dalam melaksanakan tugasnya melayani publik. Peneliti akan melihat fenomena apa yang sebenarnya yang sedang terjadi di tengah-tengah
PNS dalam melaksanakan tugasnya. Peneliti juga ingin melihat apa saja yang mempengaruhi kinerja PNS dalam menyelenggarakan pelayanan publik.
Atas dasar itulah penulis tertarik untuk mengambil judul studi tentang “Kinerja Pegawai Negeri Sipil Studi Penelitian pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Pematangsiantar”.
1.2 Perumusan Masalah