Dalam berpenampilan, Pak Biju dikenal sangat rapi dan necis. Beliau juga dikenal sebagai pribadi yang humoris. Pak Biju juga merupakan pribadi yang
memegang teguh prinsipnya. Dalam setiap rapat manajemen, beliau selalu berpendapat sesuai dengan fakta di lapangan dan alot dalam mempertahankan
pendapatnya. Namun meskipun demikian, beliau tidak pernah segan membagikan ilmu serta pengalaman yang dimilikinya kepada rekan-rekan kerjanya yang lain.
3.3. Ridwan Efendi Sebagai Manajer Logistik
Bapak Ridwan Efendi merupakan salah satu staf paling senior di PT.SOCI Mas. Beliau telah bekerja di PT. SOCI Mas sejak dua puluh tahun yang lalu atau
Bisa dibilang sejak dari perusahaan ini berdiri yakni pada tahun 1993. Saat ini beliau menjabat sebagai manajer logistik. Pak Efendi merupakan keturunan
tionghoa yang lahir di Kota Siantar. Beliau juga menghabiskan masa kecilnya sampai remaja di kota tersebut. Saat memasuki masa kuliah, beliau memutuskan
untuk merantau ke medan dan memilih jurusan ekonomi di Universitas Darma Agung.
Sebelum bekerja di PT. SOCI Mas, Pak Efendi telah memiliki pengalaman sebagai manajer di PT. Aribawana Utama yang menjadi anak perusahaan dari
Salim Group. PT. Aribawana Utama juga bergerak di bidang industri oleochemical sama seperti PT. SOCI Mas dan beroperasi di Belawan, Medan.
Bapak Efendi kemudian direkrut oleh manajemen pusat Grup Sinar Mas karena dinilai memiliki rekam kerja yang baik dan langsung ditempatkan di PT. SOCI
Mas untuk membangun dan membesarkan peruahaan tersebut. Pak Efendi telah banyak memiliki pengalaman dalam menangani bagian
logistik di PT. SOCI Mas. Sebagai manajer logistik, Pak Efendi bertugas untuk memastikan persediaan material-material produksi maupun material pendukung
lainnya. Pak Efendi pernah mengalami masalah ketika harus melakukan penyediaan material-material tersebut. Waktu itu Pak Efendi menginstruksikan
kepada stafnya untuk membeli persedian barang namun staf tersebut hanya membeli pada satu rekanan saja. Padahal rekanan yang menjual bahan tersebut
ada lima. Masalah timbul ketika rekanan tadi kehabisan barang yang dibutuhkan perusahaan, namun ketika staf logistik membeli ke rekanan yang lain, rekanan
Universitas Sumatera Utara
yang lain tersebut tidak mau menjual barangnya. Rekanan-rekanan tersebut beralasan bahwa PT. SOCI Mas tidak adil dalam melakukan pengadaan barang
dengan hanya membeli di satu rekanan sementara mereka berharap perusahaan membagi pembelian dengan adil dan rata. Peristiwa tersebut kemudian membuat
Pak Efendi mengevaluasi kembali para stafnya seta memperbaiki komunikasi dengan bawahan.
Pengalaman sebelumnya yang didapat oleh Pak Efendi membuatnya semakin meningkatkan kedisiplinan terhadap seluruh bawahannya. Pak Efendi yakin
bahwa dengan menerapkan nilai-nilai kedisiplinan para karyawan akan lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap instruksi dan pekerjaan yang
diberikan, seperti yang disampaikan beliau sebagai berikut: “saya selalu berusaha untuk menanamkan kedisiplinan
bagi para karyawan dengan hadir di kantor sebelum jam 08.00 pagi. Dengan begitu saya bisa memperhatikan
setiap karyawan yang baik yang disiplin maupun yang tidak dan saya juga bisa memberikan contoh kepada
mereka tentang kedisiplinan yang harus mereka ikuti. Selain memang saya harus memberikan briefing kepada
para karyawan. Dari pengalaman saya, mereka para karyawan mampu untuk datang tepat waktu setiap
harinya, namun kadang-kadang saya juga melihat ada yang terlambat. Biasanya, karyawan yang terlambat
itusaya panggil ke ruangan saya dan saya berikan nasehat, tentu saya juga bertanya alasan kenapa dia
terlambat. Kedisiplinan ini juga saya terapkan saat jam kerja. Saya selalu memantau kerja para karyawan saya
supaya apa yang menjadi tugas mereka bisa dilaksanakan dengan baik oleh mereka”Wawancara
pada tanggal 27 Februari 2013.
Pak Efendi juga melakukan pendekatan dengan para bawahannya sehingga para bawahannya akan merasa dekat dengannya. Biasanya Pak Efendi akan makan
siang bersama dengan para karyawan di kantin perusahaan. Perusahaan sendiri memang menyediakan makan siang kepada seluruh staf dan karyawan dan hal ini
adalah satu tugas dari Pak Efendi sebagai manaer logistik. Hal tersebut disampaikan Pak Efendi dalam sebuah wawancara:
“Setiap hari para staf dan karyawan termasuk juga manajer akan menghabiskan waktu makan siangnya di
kantin yang telah disediakan oleh perusahaan kecuali bila manajer memilki jadwal di luar kantor. Para staf dan
Universitas Sumatera Utara
karyawan diberikan masing-masing satu kupon yang bisa ditukar dengan satu porsi makan siang. Di kantin yang
telah kami sediakan itu, semua meja dan kursi sama jadi tidak ada perbedaan mana meja manajer mana meja
karyawan, tidak ada diskriminasi. Dengan begitu manajer dan para karyawan akan membaur satu sama lain
sehingga kedekatan antara manajer dan para karyawan terbangun. Saya sendiri merasa semakin dekat dengan
karyawan ya walaupun banyak juga yang segan sama saya mungkin karena saya seorang manajer. Saat makan
siang bersama saya bisa bertukar ceriata dan ide dengan para karyawan. Selain itu saya juga bisa mengetahui
permasalahan yang terjadi pada para karyawan dalam bekerja sehingga hal itu bisa menjadi masukan bagi saya
dalam mengarahkan para karyawan. Tapi memang tidak semua manajer mau berbaur dengan para karyawannya.
Kadang-kadang manajer yang lain memisahkan dirinya dengan karyawan saat makan siang atau menunggu para
karyawah selesai baru dia makan. Kadang-kadang mereka beli makan di luar baru mereka makan di
ruangannya sendiri Maklumlah, mungkin manajer jaman sekarang menganggap dirinya sudah hebat jadi gak mau
lagi ngumpul sama bawahannya”Wawancara pada tanggal 27 Februari 2013.
Selain pengalaman di atas Pak Efendi juga pernah merasakan diskriminasi dari manajemen, bukan terhadap dirinya melainkan pada para karyawan. Hal ini
terjadi ketika PT. SOCI Mas masih menjadi usaha patungan antara Indonesia dan Jepang. Ketika orang-orang Jepang yang duduk di manajemen lebih
mengutamakan kesejahteraan karyawan yang berasal dari jepang. Seperti yang disampaikan oleh Pak Efendi sebagai berikut:
“Jajaran manajemen kami sekarang sangat memperhatikan prinsip keadilan dalam menetapkan upah
bagi para karyawan. Kami tidak ingin membeda-bedakan para karyawan kami dalam hal upah sebab hal itu akan
menimbulkan kecemburuan diantara para karyawan. Kalau dulu kami pernah menghadapi kecemburuan itu
pada saat perusahaan dulu masih joint venture dengan jepang. Saat itu orang-orang jepang yang duduk di
manajemen perusahaan memberikan upah yang berselisih jauh antara pekerja jepang dengan pekerja Indonesia.
Para pekerja Jepang dibayar mahal sementara pekerja Indonesia menerima bayaran yang sedikit. Padahal
kualitas dan kemampuan pekerja kita Indonesia tidak bisa dibilang dibawah pekerja dari jepang. Kami tidak
bisa berbuat apa-apa sebab dalam rapat kami kalah suara,
Universitas Sumatera Utara
saat itu perbandingan saham antara Jepang dan Indonesia 60 banding 40 jelas kami kalah suara dalam
menentukan jumlah nilai upah karyawan. Saya merasa kecewa dengan situasi tersebut dan saya banyak menemui
karyawan yang mengeluh dengan kondisi tersebut”Wawancara pada tanggal
Pak Efendi juga menyampaikan pengalamannya yang lain terkait hubungan diantara para manajer. Dimana para manajer juga bisa terlibat konflik dan
biasanya terjadi di dalam rapat namun konflik itu hanya berkaitan dengan masalah pekerjaan. Hal tersebut disampaikan Pak Efendi sebagai berikut:
“ya sesama manajer juga kadang-kadang bisa terjadi konflik. Konflik itu biasanya muncul atau dibahas di
dalam rapat. Waktu itu pernah terjadi konflik antara manajer administrasi dan manajer produksi sampai-
sampai bisa dibilang kedua manajer itu sadu mulut di dalam rapat. Di bagian produksi kebersihan adalah
tanggung jawab dari bagian produksi sedangkan untuk mengangkat sampah itu adalah tugas dari administrasi,
karena mereka kan juga sewa mobil sampah dan untuk mengangkat sampah itu adalah staf dari administrasi. Jadi
orang-orang produksi buang sampah seenaknya, sementara orang administrasi merasa tong sampah sudah
ada kok sampah masih berserak. Jadi anggapan orang produksi yang bersihkan dan yang angkat sampah itu
orang administrasi bukan mereka padahal seharusnya kan mereka yang harus menjaga kebersihan bagiannya
sendiri. Sudah selain itu, ada lagi mengenai jalan rusak. Orang-orang produksi gak mau tau jalan itu kenapa bisa
rusak, yang mereka tau bahwa itu tugas administrasi untuk memperbaikinya, sementara orang administrasi
bilang itu jalan rusak karena ada bahan kimia yang tumpah. Nah bahan kimia yang tumpah itu kan pasti
kerjaannya orang produksi, jalan itu tidak akan rusak sampai dua bulan kalau tidak ada bahan kimia yang
tumpah disitu jadi itu tanggung jawab bagian produksi untuk memperbaikinya. Nah jadi itu yang bikin kedua
manajer itu betekak di dalam rapat. Kalau ada kejadian seperti itu, maka direktur akan menengahi dan
memberikan solusi berdasarkan SOP”Wawancara pada tanggal 6 Maret 2013.
Selain hal di atas, Pak Efendi juga mengemukakan bahwa secara tidak langsung perusahaan mendidik para staf manajemen untuk mencurigai program
maupun hasil kerja para staf satu sama lain. Tujuannya sebenarnya untuk mencegah para staf berbuat kecurangan yang dapat berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
perusahaan baik secara administrasi maupun finansial. Hal ini terungkap dari pernyataan Pak Efendi sebagai berikut:
“Dalam setiap rapat manajemen, notulen akan mencatat setiap hasil yang dicapai dalam rapat ke dalam laporan yang
kami sebut sebagai circulation letter. Jadi memang kalau manajemen mengadakan rapat, maka kami akan membahas
setiap program yang dibuat oleh masing-masing manajer termasuk juga target kerja yang dibuat. Misalnya, manajer
produksi merencanakan untuk membangun shelter di pabrik dengan biaya sekian juta, maka manajer yang lain boleh
membahas rencana tersebut. Jadi kalau misalnya ada manajer lain contohnya saya yang tau biaya untuk
membangun shelter itu hanya sekian persen lebih murah dari yang direncanakan manajer produksi maka saya bisa
langsung konfirmasi ke manajer produksi dan saya bisa langsung bilang juga ke direktur. Jadi memang dengan
sistem circulation letter itu keuntungannya bagi perusahaan adalah kita tidak bisa mencoba untuk berbohong atau istilah
lainnya korupsilah sama perusahaan. Karena setiap orang bisa mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh orang
lain”Wawancara pada tanggal 6 Maret 2013.
Kebijakan perusahaan di atas tersebut sangat berpengaruh dengan hasil kerja yang dicapai oleh masing-masing manajer. Penerapan kebijakan tersebut
membuat para manajer dan stafnya harus jeli, teliti dan jujur dalam setiap membuat dan menjalankan program kerja. Direktur juga akan mudah untuk
mengawasi setiap program yang direncanakan oleh masing-masing manajer. Pak Arifin juga mengungkapkan bahwa:
“Setiap hari senin, setiap orang di manajemen termasuk juga manajer pasti kelihatan tegang. Karena direktur pasti
menanyakan perkembangan program yang telah kita buat masing-masing. Karena memang apa yang telah kita
rencanakan itu ada dalam circulation letter jadi mudah untuk dipantau direktur. Saya juga pernah dimarahi direktur karena
tidak bisa menjalankan program dengan baik. waktu itu direktur marah karena jadwal pengiriman barang sedikit
bergeser dari jadwal semula. Waktu itu direktur bilang ‘bagaimana ini pak arifin kenapa bisa tidak tepat waktu,
bagaimana nanti saya jelaskan ini ke jakarta’. Ya bagaimanapun juga saya merasa tertekan karena direktur
harus bertanggung jawab ke manajemen pusat. Kejadian ini juga terjadi sama manajer-manajer yang lain berkaitan
dengan tugas mereka masing” Wawancara pada tanggal 6 Maret 2013.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai manajer logistik, Pak Efendi dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab, pernuh perhitungan dan memiliki kinerja yang baik. Selain itu, Pak Efendi
yang kini telah memasuki usia 55 tahun dikenal memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan atasan, rekan kerja, dan para bawahannya. Beliau
selalu menerapkan dan mencontohkan nilai-nilai kedisiplinan kepada semua bawahannya agar dapat menghasilkan kinerja yang baik untuk perusahaan.
Dengan jabatannya saat ini tidak membuat Pak Efendi menjadi orang yang berlebih-lebihan, bahkan beliau dikenal sebagai orang yang apa adanya dalam
berpenampilan sehari-hari. Beliau bisa disebut sebagai orang yang memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi kepada PT. SOCI Mas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KOMPLEKSITAS PEKERJAAN PARA MANAJER DI PT.SOCI MAS,
MEDAN
4.1. Permasalahan Upah Karyawan