Johan Prayogi Sebagai Manajer Administrasi

BAB III KEHIDUPAN MANAJER DI DALAM PERUSAHAAN

3.1. Johan Prayogi Sebagai Manajer Administrasi

Beliau merupakan orang yang menjabat sebagai manajer administrasi di PT. SOCI Mas. Pria berusia 50 tahun ini memulai tugasnya sebagai manajer administrasi sejak april 2002. Pak Johan Prayogi atau yang akrab di panggil Pak Johan oleh rekan-rekannya yang lain merupakan orang Jawa yang lahir di Sibolga. Beliau menghabiskan masa kanak-kanak sampai remaja di Sibolga. Kemudian, saat memasuki jenjang perkuliahan beliau memutuskan untuk merantau ke Medan dan mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Saat itu, keputusan beliau untuk kuliah di Medan sangat didukung oleh kedua orang tua beliau. Setelah menamatkan perkuliahannya dan memiliki gelar sarjana hukum, Pak Johan memulai karirnya dengan bekerja di Thamrin Plaza Medan. Karir beliau kemudian berlanjut di PT. Arana Abadi yang masih merupakan anak perusahaan dari Grup Sinar Mas selama dua tahun. Sebelum bekerja di PT. SOCI Mas, beliau merupakan karyawan dari PT. Huta Hayan yang beroperasi di Pekanbaru. Pada saat bekerja di PT. Huta Hayan tersebut, beliau menjabat sebagai Super Tenden atau Kepala Bagian Forestry yang mengurusi keluar masuknya kayu-kayu dari hutan. Merasa masih ingin mencari tantangan yang baru, Pak Johan kemudian mengirim surat lamaran ke PT. SOCI Mas yang saat itu sedang membuka lowongan untuk posisi manajer administrasi. Melalui berbagai tahapan seleksi akhirnya Pak Johan dinyatakan lulus dan kemudian diangkat menjadi manajer administrasi menggantikan Bapak Sunaryo yang telah memasuki masa pensiun. Manajemen PT. SOCI Mas menilai bahwa Pak Johan memiliki pengalaman kerja yang baik, serta pernah bekerja di anak perusahaan Sinar Mas sehingga dianggap mampu mengemban tugas sebagai manajer administrasi. Selama bekerja di PT.SOCI Mas, Pak Johan juga telah mengikuti berbagai training yang diselenggarakan oleh perusahaan mulai dari training leadership atau kepemimpinan, training manajemen sumber daya manusia sampai training ketenagakerjaan. Universitas Sumatera Utara Dalam kesehariannya, Pak Johan dikenal sebagai manajer yang tampil sederhana, namun tetap terlihat rapi. Beliau juga memiliki komunikasi yang baik dengan atasan, sesama rekan manajemen dan juga kepada para karyawan. Pak Johan juga dikenal sebagai pribadi yang jujur, dan rajin dalam menjalankan setiap tugas yang diembannya di perusahaan. Beliau juga tidak segan untuk mendengarkan pendapat orang lain dan mau berbagi, serta belajar dari rekan- rekannya yang lain. Selama menjabat sebagai manajer administrasi di PT. SOCI Mas Pak Johan tidak pernah menjumpai konflik personal atau pribadi antara manajer dan karyawan, maupun antarsesama karyawan. Hal ini dikemukakan oleh beliau dalam suatu wawancara: “Permasalahan yang terjadi di antara manajer dan para karyawan pasti akan terjadi namun biasanya hanya berkaitan dengan masalah pekerjaan. Sangat jarang terjadi atau bahkan tidak pernah ditemui konflik yang bersifat personal atau pribadi antara manajer dengan para karyawan. Oleh karena itu dalam penyelesaian masalah tersebut pihak manajemen akan bersikap secara profesional dengan menerapkan mekanisme yang ada di dalam perusahaan”Wawancara pada tanggal 7 Februari 2013. Dengan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa para karyawan tetap bekerja secara profesional dengan tidak mendahulukan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan, Pak Johan juga mengatakan bahwa selama dia menjadi manajer tantangan yang selalu dia hadapi setiap tahunnya adalah permasalahan upah karyawan. Dalam sebuah wawancara beliau mengungkapkan bahwa: “Setiap tahun kami akan membahas masalah kenaikan upah untuk para karyawan kami, jadi karyawan tidak harus meminta terlebih dahulu. Namun apabila ada usulan dari para karyawan maka Group leader komandan regu akan menampung usulan tersebut baru kemudian disampaikan kepada manajer. Usulan tersebut akan kami bahas di dalam rapat kerja rutin sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Evaluasi kenaikan upah bisa muncul bukan hanya setiap tahun tapi juga pada situasi tertentu seperti kenaikan harga pangan maupun harga bahan bakar minyak secara mendadak atau saat situasi krisis”Wawancara pada tanggal 24 januari 2013. Universitas Sumatera Utara Pak Johan memang memiliki tanggung jawab untuk dapat membuat formulasi upah yang tepat bagi para karyawan. Namun untuk mengesahkan formulasi upah tersebut, Pak Johan juga harus melakukan koordinasi dengan manajermen. Jadi, formulasi upah tersebut juga akan dibahas bersama dengan manajemen sebelum diputuskan. Pak Johan selalu meminta pendapat keluarganya dalam hal pekerjaan. Beliau selalu mengutarakan hal-hal yang dihadapinya di kantor kepada istrinya. Menurut beliau, istrinya meski hanya sebagai ibu rumah tangga namun sangat bisa mengerti tentang setiap keadaan yang sedang dihadapinya. Bagi Pak Johan dukungan keluarga akan sangat membantu dirinya dalam mengambil suatu keputusan. Saat ini, beliau telah dikaruniai tiga orang anak yang sudah beranjak dewasa. Manajemen PT. SOCI Mas sendiri selalu mengadakan rapat untuk membahas semua perkembangan yang terjadi di dalam perusahaan termasuk permasalahan upah karyawan. Pak Johan mengatakan: “Kami sangat memperhatikan masalah upah untuk para karyawan kami karena hal itu sangat penting bagi kehidupan mereka. Karyawan akan merasa tenang bekerja apabila upah yang mereka dapat bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Lagi pula kami tidak ingin upah karyawan menjadi permasalahan antara perusahaan dan karyawan yang ujung-ujungnya bisa mengganggu aktifitas produksi perusahaan. Makanya sudah kami tetapkan bahwa setiap tahun kami akan menaikkan upah untuk para karyawan. Nilai upah yang dinaikkan nanti akan dibahas didalam rapat manajemen” Wawancara pada tanggal 24 Januari 2013. Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap permasalahan upah, Pak Johan harus bijaksana dengan melihat situasi yang berkembang. Tingkat kesejahteraan sampai tingkat kebutuhan hidup harus diperhatikan oleh beliau dalam membuat formulasi upah karyawan. Menurut Pak Johan dalam menentukan besaran upah karyawan, harus ada landasan yang menjadi dasar untuk menentukan kebijakan. Jadi, manajer dan manajemen akan lebih mudah dalam menentukan nilai yang tepat bila memiliki landasan. Landasan dalam menentukan upah para karyawan bisa muncul dari berbagai hal seperti yang diutarakan oleh Pak Johan: Universitas Sumatera Utara “Kami selalu memperhatikan indeks kebutuhan hidup yang dibuat baik oleh pemerintah maupun lembaga survei dalam memberikan kenaikan upah untuk para karyawan kami setiap tahunnya. Ini demi kesejahteraan para karyawan kami. Kami juga menyadari bahwa setiap tahun serikat-serikat buruh akan menuntut kenaikan upah karyawan yang tidak jarang berakhir dengan kerusuhan. Kami ingin menghindari hal tersebut sebab akan menjadi kerugian bagi perusahaan jika terjadi hal seperti itu. Yang penting bagi kami bagaimana caranya membuat karyawan itu merasa nyaman dalam bekerja ya salah satunya dengan kenaikan upah yang diberikan”Wawancara tanggal 24 Januari 2013. Dari pernyataan di atas, Pak Johan sebagai manajer administrasi memiliki landasan berupa hasil survey mengenai indeks kebutuhan hidup yang dibuat pemerintah maupun lembaga survey lainnya. Kemudian juga, tuntutan yang datang setiap tahun dari serikat-serikat buruh juga turut menjadi landasan dalam membuat kebijakan upah para karyawan. Pengalaman menarik Pak Johan berkaitan dengan permasalahan upah tersebut adalah ketika beliau menghadapi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para buruh di pabrik PT. SOCI Mas. Saat itu para buruh berniat untuk mengajak rekan- rekannya sesama buruh untuk bergabung melakukan aksi demonstrasi, kemudian Pak Johan selaku manajer berupaya untuk menenangkan para buruh yang bertindak diluar kendali. Hal tersebut disampaikan oleh Pak Johan dalam wawancara di bawah ini: “Setiap tahun kami pasti menghadapi yang namanya demonstrasi dari para buruh yang menuntut kenaikan gaji. Mereka akan men-sweeping setiap pabrik untuk mengajak rekan-rekan mereka sesama buruh untuk ikut bergabung bersama melakukan demonstrasi. Dalam sweeping itu, kadang-kadang mereka memaksa masuk ke dalam pabrik bila tidak diperbolehkan masuk. Hal seperti inilah yang kami hadapi. Pada tahun 2004, rombongan buruh yang akan mensweeping pabrik kami berhasil masuk dengan merusak dan mendobrak pintu gerbang pabrik. Saya itu saya memang sudah mempersiapkan para security pabrik dan sejumlah karyawan tapi jumlahnya kalah banyak dengan para buruh yang datang, sehingga mereka pun bisa masuk. Waktu itu karena saya lihat kondisi makin rusuh, saya perintahkan para karyawan dan security mengambil selang air panas yang ada di pabrik untuk bertahan. Tujuannya ya supaya rombongan buruh yang masuk itu Universitas Sumatera Utara tidak sampai merusak fasilitas yang ada di dalam pabrik. Sebenarnya saya merasa khawatirdan juga takut waktu itu karena para buruh sangat tidak terkendali, tapi mau tidak mau kan saya harus beranikan diri. Jadi saya percaya diri aja dan dengan tenang saya hadapi mereka. Saya bilang pada buruh-buruh itu ‘ini pabrik harus terus jalan tidak bisa di stop karena di dalam ada pipa gas dan tabung boiler yang harus terus beroperasi. Jadi kalau tidak ada yang mengoperasikan pabrik ini akan hancur meledak. Kalau sudah meledak, tiga kelurahan di sekitar pabrik ini juga akan kena termasuk juga rumah kalian, istri dan anak-anak kalian. Kalian pilih mana sekarang, tetap maksa yang lain untuk ikut atau kalian bubar’. Akhirnya, setelah bernegosiasi dengan mereka, mereka hanya minta sebagian karyawan untuk ikut dengan mereka. Jadi yang sebagian lagi masih bisa tetap bekerja di pabrik. Memang saat itu manajemen tidak mempersiapkan apa-apa karena pihak jepang yang duduk di manajemen waktu itu menganggap bahwa para buruh tidak akan berani memaksa masuk sampai ke dalam pabrik karena ada hukum yang berlaku. Namun yang terjadi malah sebaliknya, hal ini tentu membuktikan bahwa memang di Indonesia belum ada kepastian hukum”.wawancara pada tanggal 24 Januari 2013 Pengalaman di atas menjadi pengalaman yang berharga bagi Pak Johan dalam selama menjabat sebagai direktur. Meski saat itu dilanda kekhawatiran akan keselamatan dirinya beliau tetap bisa tenang dalam menghadapi situasi yang terjadi. Pengalaman ini juga membuat Pak Johan untuk terus memikirkan cara guna mengantisipasi kejadian tersebut di kemudian hari. Pengalaman yang telah menjadi pengetahuan bagi Pak Johan tersebut menjadi modal yang berharga dalam mengahadapi situasi serupa apabila terulang kembali. Pak johan kemudian mencari cara untuk mengantisipasi hal tersebut terulang kembali. Akhirnya, Pak Johan menemukan cara untuk mengantisipasi hal tersebut. Pak Johan mengemukakan bahwa: “Sejak kasus tahun 2004 itu, kami mencari cara untuk bagaimana agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Sejak saat itu, apa bila ada demonstrasi, kami pasti akan menyiapkan sejumlah karyawan di depan pintu gerbang untuk ikut berdemonstrasi. Jadi kalau ada serikat buruh yang men-sweeping pabrik, mereka tidak perlu sampai masuk ke dalam pabrik. Nah karyawan-karyawan ini adalah karyawan yang bekerja pada shift 3 atau shift malam. Jadi mereka kami tahan dulu untuk tidak pulang Universitas Sumatera Utara tapi supaya mereka tidak keberatan untuk tidak pulang dulu dan ikut berdemonstrasi, kami berikan mereka sarapan pagi di kantin dan tentu saja upah lembur. Oleh karena itu, saat mereka ikut berdemonstasi kami anggap bahwa mereka sedang kerja lembur karena kasihan kan mereka sudah tidak tidur semalaman disuruh ikut demo lagi. Jadi, dengan cara ini, para karyawan yang bekerja shift 1 akan dengan aman bekerja di pabrik dan pabrik dapat terus berproduksi”Wawancara pada tanggal 24 Januari 2013. Pak Johan sebagai manajer administrasi selain membuat kebijakan terkait pengupahan juga harus merencanakan pelatihan-pelatihan kepada para karyawan. Pelatihan-pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Dalam wawancara yang dilakukan ketika disinggung mengenai hal tersebut, beliau menyatakan bahwa: “Ya pasti setiap tahun kami akan memberikan training kepada para karyawan. Ini dilakukan sebagai program pengembangan sumber daya manusia yang telah kami tetapkan. Training itu sendiri bisa mengenai training kepemimpinan, hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan produksi, maupun mengenai dampak lingkungan dan lain sebagainya. Training yang diikuti oleh para karyawaan ini kami selenggarakan sendiri dan ada juga yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga eksternal misalnya dinas perindustrian. Dengan adanya training tersebut kami berharap karyawan bisa menambah wawasannya serta meningkatkan kemampuannya sehingga dapat menciptakan prestasi dalam bekerja di perusahaan”Wawancara pada tanggal 7 Februari 2013. Pak Johan juga mengemukakan bahwa dalam menangani tugas sebagai manajer administrasi, beliau diberikan kebebasan dalam menentukan target kerjanya sendiri namun tidak melenceng dari standar operasioal prosedur SOP yang telah ditetapkan perusahaan. Target kerja tersebut akan selalu dibahas dan dievaluasi pada rapat manajemen. Pak Johan juga menjelaskan ada perbedaan antara manajer administrasi dan manajer produksi dalam menentukan target kerja. Mengenai hal tersebut, Pak Johan menyampaikan bahwa: “Perusahaan kan selalu mengadakan rapat rutin setiap hari senin yang dihadiri oleh para manajer juga direktur. Biasanya kami mengevaluasi apa yang telah dikerjakan sebelumnya termasuk menyusun target kerja. Setiap manajer itu punya target kerja sendiri-sendiri jadi tidak Universitas Sumatera Utara semuanya sama. Nah, biasanya manajer administrasi dan manajer logistik diberi wewenang oleh direktur untuk menyusun target kerja sendiri tanpa harus ditentukan oleh direktur. Jadi sifatnya bottom-up, dari bawah ke atas. Berbeda dengan manajer produksi, kalau manajer produksi dalam menyusun target kerja harus berdiskusi dengan direktur. Misalnya, perusahaan dapat pesanan 60.000 ton fatty acid untuk jangka waktu sebulan, nah direktur akan bertanya pada manajer produksi apakah dia sanggup untuk menyelesaikan pesanan itu dalam waktu satu bulan. Kalau dia sanggup maka itu akan menjadi target kerja manajer produksi, tapi kalau tidak manajer produksi harus menentukan angka yang tepat yang dapat dicapainya. Tentu hal ini berbeda karena, manajer produksi itu yang paling berat kerjanya sebab bagian produksi itu yang menghasilkan barang dan profit untuk perusahaan. Kalau Manajer Administrasi itu hanya mengurusi rumah tangga kantor misalkan pengadaan komputer, kertas atau inventaris kantor lainnya, sementara manajer logistik hanya mengurusi persediaan bahan baku atau persedian lainnya yang berkaitan dengan proses produksi jadi tidak terlalu rumitlah. Nah kemudian kalau sudah ditetapkan target kerja maka itu akan menjadi hasil rapat dan didokumentasikan sehingga nanti bisa dibahas perkembangannya pada rapat berikutnya”Wawancara pada tanggal 7 Februari 2013. Pak Johan memang diberikan keleluasaan dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer administrasi. Namun meski demikian pekerjaan yang dilakukan oleh Pak Johan tetap diawasi oleh direktur.

3.2. George Biju Sebagai Manajer Produksi