Stres Kerja Target Kerja

kebosanan para bawahan yang menyebabkan mereka menjadi malas untuk mengikuti briefing di hari-hari selanjutnya. Dalam briefing bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikasi yang efektif agar pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para bawahan.

4.2.3. Stres Kerja

Stres kerja sering dialami oleh seseorang dalam melakukan pekerjaannya termasuk manajer. Stres kerja bisa datang apabila target kerja yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai tepat waktu. Manajer akan merasakan beban atau tekanan dalam mencapai target kerja itu sehingga berpengaruh kepada emosi, sikap atau tindakan manajer. Hal ini tentu juga akan berdampak kepada para karyawan sebab para karyawan bekerja sesuai dengan arahan dari manajer. Sejalan dengan Rivai 2005 yang menyatakan bahwa Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan. Sebagai perusahaan yang menghasilkan bahan kimia nabati, PT. SOCI Mas harus menjalankan mesin produksinya di pabrik setiap saat. Hal tersebut menuntut manajer terutama manajer produksi untuk dapat mengelola dan mengatur segala kegiatan para karyawan termasuk target kerja yakni memenuhi setiap pesanan yang datang. Manajer harus peka dalam melihat berbagai situasi di dalam pabrik untuk dapat memenuhi setiap pesanan yang datang dari para pelanggan. Apabila dalam memenuhi pesanan tersebut tidak tepat waktu, maka target untuk memenuhi pesanan tadi akan dirasakan menjadi beban bagi manajer. Manajer akan menjadi mudah marah apabila sedang dikejar-kejar target kerjanya. Hal yang menyebabkan manajer mengalami stres adalah adanya tekanan dari direktur, kemudian juga pengaruh dari manajemen yang ikut membahas permasalahan belum tercapainya target kerja di dalam rapat manajemen. Apa yang dialami oleh manajer produksi bisa diakibatkan karena bagian produksi memiliki tantangan yang berbeda dari bagian-bagian lainnya sebab, bagian produksi adalah bagian yang menjadi andalan perusahaan Universitas Sumatera Utara dalam menciptakan keuntungan. Hambatan-hambatan yang muncul yang menghambat proses produksi juga turut menjadi penyebab seorang manajer mengalami stres. Selain itu juga stres kerja yang dialami oleh manajer akan turun ke bawahan sebab target kerja tersebut adalah target kerja bersama antara manajer dan para karyawan. Oleh karena itu tuntutan untuk memenuhi pesanan yang datang akan mengarah kepada manajer dan karyawan bagian produksi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunita 2011, mengungkapkan bahwa stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun berhadapan dengan sumber stres tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi. Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa. Kenyataan di lapangan yang juga mendukung alinea di atas adalah adanya stres yang dialami oleh manajer produksi dalam menjalankan tugasnya. Sebagai motor penggerak perusahaan, manajer produksi bertanggung jawab dalam memenuhi setiap pesanan yang datang. Tidak jarang manajer menemui hambatan dalam memenuhi permintaan konsumen. Hambatan tersebut bisa berupa ketidakdisiplinan karyawan, terhambatnya pasokan bahan baku produksi dan sebagainya, sementara tuntutan juga terus datang baik dari direktur maupun dari pihak konsumen. Hal ini yang kemudian menyebabkan manajer merasakan stres yang berakibat pada perubahan emosi dan sikap dimana manajer menjadi lebih mudah marah dan sensitif kepada para bawahannya. Oleh karena itu, seharusnya dapat dikelola dengan baik sehingga tidak berpengaruh pada perusahaan. Berbicara mengenai hambatan yang dihadapi oleh manajer pada khususnya dan perusahaan pada umumnya tentu ada beberapa yang menjadi Universitas Sumatera Utara fokus utama. Berdasarkan informasi yang dimuat pada Majalah Kina 2012 menyebutkan bahwa industri oleokimia masih mengalami permasalahan klasik yakni minimnya fasilitas serta kurangnya pasokan gas untuk industri. Salah satu fasilitas yang paling disoroti adalah pelabuhan belawan. Hampir setiap hari terjadi kepadatan yang luar biasa di pelabuhan. Tingginya arus lalu lintas kapal serta padatnya aktifitas bongkar muat tidak diimbangi dengan penambahan fasilitas pendukung. kondisi tersebut bisa menyebabkan terganggunya jadwal pengiriman yang akan menciptakan komplain dari konsumen. Hal inilah yang dihadapi oleh manajer sehingga terkadang dalam rutinitasnya yang padat, manajer dapat mengalami stres kerja yang berpengaruh terhadap emosi sikap dan tindakannya.

4.3. Motivasi Kerja