George Biju Sebagai Manajer Produksi

semuanya sama. Nah, biasanya manajer administrasi dan manajer logistik diberi wewenang oleh direktur untuk menyusun target kerja sendiri tanpa harus ditentukan oleh direktur. Jadi sifatnya bottom-up, dari bawah ke atas. Berbeda dengan manajer produksi, kalau manajer produksi dalam menyusun target kerja harus berdiskusi dengan direktur. Misalnya, perusahaan dapat pesanan 60.000 ton fatty acid untuk jangka waktu sebulan, nah direktur akan bertanya pada manajer produksi apakah dia sanggup untuk menyelesaikan pesanan itu dalam waktu satu bulan. Kalau dia sanggup maka itu akan menjadi target kerja manajer produksi, tapi kalau tidak manajer produksi harus menentukan angka yang tepat yang dapat dicapainya. Tentu hal ini berbeda karena, manajer produksi itu yang paling berat kerjanya sebab bagian produksi itu yang menghasilkan barang dan profit untuk perusahaan. Kalau Manajer Administrasi itu hanya mengurusi rumah tangga kantor misalkan pengadaan komputer, kertas atau inventaris kantor lainnya, sementara manajer logistik hanya mengurusi persediaan bahan baku atau persedian lainnya yang berkaitan dengan proses produksi jadi tidak terlalu rumitlah. Nah kemudian kalau sudah ditetapkan target kerja maka itu akan menjadi hasil rapat dan didokumentasikan sehingga nanti bisa dibahas perkembangannya pada rapat berikutnya”Wawancara pada tanggal 7 Februari 2013. Pak Johan memang diberikan keleluasaan dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer administrasi. Namun meski demikian pekerjaan yang dilakukan oleh Pak Johan tetap diawasi oleh direktur.

3.2. George Biju Sebagai Manajer Produksi

Bapak George Biju P. merupakan ekspatriat berkewarganegaraan India yang dipekerjakan oleh PT.SOCI Mas dan berlatar belakang akademis sebagai sarjana teknik kimia. Beliau mulai bekerja pada bulan september 2012 dan langsung menjabat sebagai General Manager Produksi. Sebelum bekerja di PT. SOCI Mas, beliau bekerja di VVF Limited India yang juga merupakan perusahaan oleochemical di India dan jabatan terakhir beliau di perusahaan tersebut adalah sebagai GM Plan. Bapak George Biju P. atau yang akrab dipanggil rekan- rekannya yang lain sebagai Pak Biju saat ini telah berusia 43 tahun dan masih tergolong muda untuk seseorang yang menjabat sebagai general manajer Produksi PT. SOCI Mas. Universitas Sumatera Utara Saat ini Pak Biju telah memiliki istri dan dua orang anak, namun beliau tidak mengajak istri dan anaknya ikut serta ke Indonesia. Pak Biju akan pulang ke negaranya dua minggu sekali untuk mengobati kerinduannya. Biasanya Pak Biju akan menggunakan biaya sendiri untuk pulang ke India karena PT. SOCI Mas hanya memberikan jatah pulang sebanyak dua kali dalam setahun. Hal tersebut tidak menjadi masalah bagi Pak Biju sebab dia menerima gaji yang cukup besar dari PT. SOCI Mas. Sesekali juga istri dari Pak Biju yang akan berkunjung ke Indonesia dengan membawa serta anak-anaknya. Sebenarnya, Pak Biju tertarik untuk berkarir di PT. SOCI Mas karena perusahaan ini mau membayarnya lebih tinggi dari yang diterimanya di perusahaan sebelumnya. Selain itu, Pak Biju mendapatkan segala fasilitas baik rumah maupun transportasi unruk mendukung pekerjaannya. Apalagi krisis yang tengah melanda perusahaan tempatnya bekerja turut mempengaruhi niatnya untuk pindah ke PT. SOCI Mas. Pengalamannya sebagai GM Plan di VVF Limited India selama 10 tahun membuat Sinar Mas tertarik untuk merekrutnya ke dalam perusahaan. Lewat agen tenaga kerja Sinar Mas di Singapura, beliau kemudian direkrut oleh Sinar Mas dan ditempatkan di PT. SOCI Mas yang merupakan anak perusahaannya. Sebagai manajer produksi, Pak Biju bertanggung jawab dalam proses planning, controlling dan executing di dalam pabrik. Dalam menjalani tugasnya sebagai manajer produksi, Pak Biju memiliki tuntutan yang sangat besar untuk mencapai target yang diberikan. Hal ini disebabkan karena bagian produksi merupakan kunci utama preusahaan dalam mendapatkan profit atau keuntungan. Pak Biju harus bisa mencapai target yang diberikan dan dituntut untuk terus meningkatkan produktivitas produksi. Pak Biju juga pernah merasakan stres dalam menjalani tugasnya sebagai manajer produksi. Pak Biju menyampaikan bahwa: “Saya pernah merasakan stres dalam bekerja. Stres itu bisa datang misalnya saat kita dituntut untuk memenuhi setiap pesanan yang datang namun menjelang deadline kita belum sampai pada angka yang telah ditetapkan. Biasanya kita merasa stress kalau kita menemui kendala- kendala di lapangan. Kendala itu misalnya mesin rusak, kinerja karyawan yang menurun dan lain-lain. Hal itu terasa sangat berat selain harus menyelesaikan pesanan Universitas Sumatera Utara yang sudah jadi target kerja, atasan juga akan menekan kita untuk segera menyelesaikan pesanan tersebut. Selain atasan, teman-teman manajemen yang lain juga akan turut memberikan pengaruh. Ya memang mereka tidak akan menceramahi seperti atasan tapi kalau mereka tahu kita belum menyelesaikan target kita itu akan jadi beban juga untuk kita. Apalagi hal itu kan dibahas dalam rapat rutin manajemen. Jadi kalau sudah tertekan itu saya merasa jadi mudah emosi. Melihat bawahan saya melakukan kesalahan sedikit saja saya bisa langsung marah. Bawahan pun akhirnya merasa tertekan juga, ya memang mereka tidak pernah protes pada saya tapi saya bisa perhatikan itu”Wawancara pada tanggal 19 Februari 2013. Apabila target yang diberikan tidak tercapai tepat waktu maka hal itu bisa membuat Pak Biju tertekan dan membuatnya stres. Pak Biju juga menjadi mudah marah bila sedang merasakan stres. Menurut Pak Biju ada hambatan-hambatan yang terjadi sehingga mengakibatkan target kerja bisa tidak tercapai tepat waktu. Hambatan-hambatan tersebut bisa berupa keterlambatan pasokan material utama untuk produksi juga bisa terkendala karena tersendatnya bahan bakar untuk menjalankan mesin pabrik. Pak Biju juga mengatakan bahwa target kerja bagian produksi selalu dievaluasi oleh manajemen dan direktur. Dalam menetapkan target kerja, Pak Biju dan jajaran manajemen terutama direktur akan berdiskusi untuk menentukan target produksi yang realistis bagi perusahaan. Dalam sebuah wawancara, Pak Biju menyampaikan bahwa: “Saya dan direktur selalu berkomunikasi untuk menetapkan target produksi. Dalam menetapkan target produksi, kita akan melihat terlebih dahulu target produksi sebelumnya serta pencapaian dari target tersebut. Direktur sendiri selalu menekankan untuk selalu menciptakan progress kenaikan dalam menentukan target serta pencapaiannya. Jadi misalnya kalau bulan ini kita bisa memproduksi 100 ton bulan depan harus kita usahakan untuk naik misalnya 120 ton. Selain itu kita juga akan lihat seberapa besar pesanan yang datang baru kemudian menetapkan target produksi”.Wawancara pada tanggal 19 Februari 2013 Pak Biju sendiri memiliki cara untuk memacu para bawahannya agar menghasilkan kinerja yang baik dan bisa mencapai target yang diberikan perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya beliau selalu mengutamakan Universitas Sumatera Utara kedisiplinan kepada para bawahannya karena dengan kedisiplinan yang tinggi maka target yang ada akan lebih mudah untuk dicapai . Beliau juga sangat memperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan. Terkadang Pak Biju memarahi bawahannya bila kedapatan tidak berdisiplin ketika sedang bekerja. Hal tersebut disampaikan oleh Pak Biju bahwa: “Pernah saya temui karyawan yang tidak berdisiplin memakai perlengkapan keselamatannya. Saat itu dia tidak mengenakan helm pelindung kepala. Saya kemudian memanggilnya dan memarahinya di depan semua karyawan yang saat itu sedang bekerja. Tapi sebenarnya saya tidak marah saat itu, saya hanya ingin menegurnya dan mengingatkan karyawan-karyawan yang lain yang melihat kejadian itu bahwa apa yang dilakukan teman kerjanya itu tidak benar dan bisa membahayakan dirinya, supaya juga mereka tidak melakukan hal yang serupa. Kemudian setelah itu, saya menyuruh karyawan tersebut untuk menemui saya di ruangan. Pas di ruangan, saya menasihatinya dengan yang lembut, saya bilang ke dia bahwa apa yang dilakukannya itu dapat membahayakan dirinya sendiri dan juga dan juga karyawan-karyawan yang lain. Saya nasihati dia supaya tidak mengulangi hal tiu lagi dan supaya lebih memperhatikan keselamatan dalam bekerja. Setelah itu saya mempersilakannya kembali bekerja. Saya harus tegas kepada semua karyawan yang tidak berdisiplin dengan peralatan dan perlengkapan kerjanya”.Wawancara pada tanggal 19 Februari 2013 Pak Biju dalam kesehariannya dikenal sebagai pribadi yang profesional dalam melakukan pekerjaannya. Beliau juga selalu dapat mencapai target yang diberikan perusahaan meskipun menghadapai berbagai hambatan. Pak Biju juga memiliki komunikasi yang baik dengan rekan-rekan kerjanya meskipun beliau selalu menggunakan bahasa inggris namun hal tersebut tidak menjadi masalah karena PT. SOCI Mas sendiri telah menetapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi di internal perusahaan. Pasa saat briefing beliau lebih sering memberikan catatan berbahasa Inggris kepada asistennya untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia agar dapat di-share kepada semua karyawan bagian produksi . Begitu juga saat berkomunikasi dengan karyawan di lapangan yang rata-rata tidak bisa berbahasa inggris beliau akan dibantu oleh asistennya. Universitas Sumatera Utara Dalam berpenampilan, Pak Biju dikenal sangat rapi dan necis. Beliau juga dikenal sebagai pribadi yang humoris. Pak Biju juga merupakan pribadi yang memegang teguh prinsipnya. Dalam setiap rapat manajemen, beliau selalu berpendapat sesuai dengan fakta di lapangan dan alot dalam mempertahankan pendapatnya. Namun meskipun demikian, beliau tidak pernah segan membagikan ilmu serta pengalaman yang dimilikinya kepada rekan-rekan kerjanya yang lain.

3.3. Ridwan Efendi Sebagai Manajer Logistik