Tanggung Jawab Kurator Dalam Pemberesan Kepailitan Pada PT
liabiliy, yakni tanggung jawab majikan atau pimpinan PT terhadap karyawannya atau terhadap orang tua dan anaknya.
2. Presumption of Liability Principle prinsip praduga bertanggung jawab adalah seorang pimpinan bertanggung jawab sampai ia dapat membuktikan
bahwa dirinya tidak bersalah. Asas ini lazim pula disebut pembuktian terbalik okering van bewijslast
3. Presumption of Nonliability Principle prinsip praduga tidak selalu bertanggung jawab adalah asas yang menggariskan bahwa tergugat tidak
selamanya bertanggung jawab. Asas inin kebalikan dari prinsip praduga bertanggung jawab sudah mulai ditinggalkan.
4. Strict Liability prinsip tanggung jawab mutlak adalah prinsip kebalikan dari prinsip yang pertama, yaitu Liability based on fault. Dengan prinsip ini
tergugat harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen tanpa harus membuktikan ada tidaknya kesalahan pada dirinya.
5. Limitation of Liability prinsip bertanggung jawab terbatas adalah prinsip yang menguntungkan para pelaku usaha karena mencantumkan klausul
eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya. Kurator mempunyai tugas yang cukup berat yaitu melakukan pengurusan dan
pemberesan harta pailit. Oleh karena itu kurator juga mempunyai tanggung jawab yang cukup berat atas pengurusan dan pemberesan harta pailit yang ia lakukan.
Segala perbuatan hukum yang telah dilakukan oleh kurator dalam melakukan
pengurusan dan pemberesan harta pailit tidak dapat dipulihkan ke keadaan semula dan mengikat terhadap semua pihak.
Setiap perbuatan kurator yang merugikan terhadap harta pailit ataupun dalam arti merugikan kepentingan debitur baik secara disengaja ataupun tidak disengaja
oleh kurator maka kuratorlah yang mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam pasal 72 UUK-PKPU yaitu :
137
”kurator bertanggung jawab terhadap kesalahankelalaiannya dalam melaksanakan tugas dan pengurusan dan pemberesan yang menyebabkan kerugian
terhadap harta pailit”. Sementara terhadap kelalaian-kelalain lainnya yang tidak sampai menimbulkan
kerugian terhadap harta pailit, sanksi yang biasa diterima oleh kurator adalah berupa teguran dan atau diberhentikan dari tugasnya sebagai kurator. Ini berarti kurator
dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat sewenang-wenang, karena apabila perbuatan kurator yang merugikan harta pailit, maka harta pribadi kurator turut
bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya sebagai bentuk pertanggung jawabannya setiap 3 bulan kurator harus
menyampaikan laporan kepada hakim pengawas mengenai keadaan dapat dilihat oleh setiap orang secara umum.
138
137
Pasal 72 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
138
Pasal 74 ayat 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Menurut sifatnya kurator dapat melakukan perbuatan melawan hukum. Hal ini jika tindakan kurator merugikan harta pailit dan pihak ketiga merupakan tindakan
diluar kewenangan kurator yang diberikan padanya berdasarkan Undang-Undang, tidak dapat dibebankan pada harta pailit dan merupakan tanggung jawab kurator
secara pribadi. Kerena hal ini diluar kekuasaan kurator yang ternyata merugikan harta pailit, Misalnya jika kurator mengggelapkan harta pailit. Karena kerugian tersebut
tidak dibebankan pada harta pailit. Sebaliknya tindakan kurator yang dilakukan sesuai dengan Undang-undang
dilakukan dengan itikad baik maka tidak perlu ada pertanggung jawaban secara pribadi kepada kurator dan kerugian tersebut dapat dibebankan pada harta pailit.
Kewenangan yang diberikan secara Undang-undang kepada kurator menjadi beban tersendiri bagi kurator agar berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugasnya, karena pihak yang dirugikan oleh tindakan kurator dalam melaksanakan tugasnya dapat mengajukan tuntutan atas kerugian yang dialaminya kepada kurator.
Kurator dalam menjalankan tugasnya agar senantiasa berhati-hati, karena kurator mempunyai beban tersendiri dalam menjalankan tugasnya dan dalam jangka
waktu yang bersamaan kurator bekerja dalam waktu yang sangat singkat. Padahal ia harus mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan yang berbeda-beda.
Pembebanan tanggung jawab atas kerugian harta pailit kepada kurator akan membuat kurator menjadi tidak kreatif dalam melaksanakan tugasnya, terutama
dalam upaya untuk meningkatkan nilai harta pailit. Oleh karna itu tentang tanggung jawab ini harus lebih jelas lagi diatur dalam Undang-Undang Kepailitan tentang
kriteria dan tanggung jawab yang harus dibebankan kepada kurator, sekalipun kelalaian itu dilakukan oleh kurator. Kendati demikian kurator haruslah senantiasa
dilakuan dengan pemikiran yang cukup matang dalam tindakan yang dilakukan oleh kurator.