Penetapan Putusan Pengadilan Tahap-tahap Proses Kepailitan

Didalam UUK-PKPU menyatakan bahwa khusus untuk perkara-perkara yang berhubungan dengan masalah kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang, pengadilan niaga memeriksa dan memutuskan perkara pada tingkat pertama dengan hakim majelis. Selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum ditetapkan, setiap yang kreditur atau kejaksaan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan. Walaupun demikian, permohonan penyitaan tesebut akan dikabulkan oleh pengadilan jika penyitaan tersebut ternyata dikabulkan. Dalam undang-undang kepailitan juga mengenal hak banding yang diberikan sesuai dengan pasal 8 UUK-PKPU, sehingga hanya upaya hukum kasasi yang dapat diajukan oleh pihak yang keberatan atau tidak puas dengan putusan peradilan tingkat pertama Pengadilan Niaga. Terhitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan oleh pengadilan, debitur yang dinyatakan pailit tidak lagi diperkenankan untuk melakukan pengurusan atas harta kekayaan yang dinyatakan pailit.

4. Pencocokan Piutang

Ketika PT yang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan, sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, debitur demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit. Untuk mengurus harta pailit tersebut, menurut pasal 15 UUK-PKPU, pengadilan niaga mengangkat kurator disamping sekaligus mengangkat pula seorang hakim pengawas. Dalam rangka pelaksanaan pencocokan piutang, dalam pasal 116 UUK-PKPU, tugas kurator dalam pencocokan piutang adalah : a. Mencocokan perhitungan piutang yang diserahkan oleh kreditur dengan catatan yang telah dibuat sebelumnya dan keterangan debitur pailit. b. Berunding dengan kreditur jika terdapat keberatan terhadap penagihan yang diterima. Dalam hal demikian kurator diwajibkan untuk segera memberitahukan penetapan surat-surat tersebut kepada kreditur yang dikenal dan mengiklankan dalam surat kabar yang termaksud dalam pasal 13 UUK-PKPU. 77 Segala tagihan yang ada harus dimasukan kepada kurator dengan memasukan suatu perhitungan yang menunjukan sifat dan jumlah piutang disertai dengan bukti-bukti atau salinan dari bukti-bukti tersebut. Kurator berkewajiban untuk melakukan pencocokan antara perhitungan- perhitungan yang dimasukan dengan catatan dan keterangan-keterangan yang ada pada yang dinyatakan pailit. Setelah itu kurator memilah-milah antara piutang yang disetujui dan dibantah. Seluruh piutang-piutang yang disetujui dimasukan dalam daftar piutang-piutang yang diakui, sedangkan piutang-piutang yang dibantah dimasukan dalam suatu daftar tersendiri yang memuat alasan-alasan pembantahannya. 77 Pasal 13 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang