Akibat Hukum Pihak Ketiga Atas Perseroan Terbatas.
Bagi para kreditor yang tidak memegang jaminan, adanya kepailitan dapat memberikan manfaat berupa pengurangan biaya bagi para kreditor pada umumnya
dalam mengajukan tagihan kepada debitor. Penagihan secara kolektif diharapkan dapat mengurangi biaya yang mungkin timbul seandainya penagihan diadakan secara
individu oleh masing-masing kreditor. Kreditor preferen juga dapat merasakan manfaat yang timbul dari kepailitan. Bagi kreditor preferen, kepailitan dapat
meningkatkan pengumpulan asset debitor pailit. Disamping itu kepailitan juga mempunyai dampak
menguntungkan bagi kreditor terutama bagi kreditor lain yang mempunyai tagihan besar khususnya kreditor konkuren,
mempunyai kekhawatiran bahwa dengan adanya kepailitan maka utang debitor pada mereka tidak dapat ditagih karena asset debitor tidak seimbang dengan jumlahnya.
Berbeda dengan perbuatan hukum yang dilakukan debitur dengan pihak ketiga dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun sebelum putusan pailit , dimana kurator pailit,
maka yang wajib membuktikannya adalah kurator. Adapun akibat-akibat yuridis dari putusan pailit terhadap harta kekayaan
debitur maupun harta kekayaan debitur maupun terhadap kreditur adalah sebagai berikut anatara lain :
93
1. Putusan Pailit Dapat Dijalankan Terlebih Dahulu Putusan pengadilan merupakan serta merta dan dapat dijalankan terlebih
dahulu, meskipun terhadap putusan pailit dan dilakukan suatu upaya hukum lebih
93
M. Hadi Subhan , Hukum Kepailitan Prinsip, Norma, Dan Praktik Diperadilan, Jakarta, 2008, Kencana Prenada Media Group, hlm 162
lanjut. Apabila putusan paiit dibatalkan sebagai akibat adanya upaya hukum tersebut, segala perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal kurator
menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan, maka tetap ah dan mengikat bagi debitur.
2. Sitaan Umum Harta kekayaan debitur yang masuk harta pailit merupakan sitaan umum
public attachement, gerechtelijk beslag beserta apa yang diperoleh selama kepailitan. Dalam Pasal 21 UUK-PKPU dijelaskan bahwa kepailitan meliputi seluruh
kekayaan debitur pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan.
Sita umum terhadap harta kepailitan tidak memerlukan suatu tindakan khusus untuk melakukan sitaan tersebut. Dengan adanya sitaan umum tersebut, maka harta
pailit dalam status dihentikan dari segala transaksi dan perbuatan hukum lainnya sampai harta pailit tersebut diurus oleh kurator. Dalam sitaan hukum perdata yang
secara khusus dilakukan dengan suatu tindakan hukum tertentu. Dengan demikian sitaan umum terhadap harta pailit adalah terjadi demi hukum.
3. Kehilangan Wewenang Dalam Harta Pailit Debitur pailit demi hukum kehilangan haknya untuk mengurus dan melakukan
perbuatan kepemiikan terhadap harta kekayaan yang termasuk dalam pailit.
94
Kehilangan hak bebasnya tersebut hanya terbatas pada harta kekayaan dan tidak
94
Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
terhadap status pribadinya. Debitur yang dalam status pailit, tidak hilang hak-hak keperdataannya serta hak-hak selaku warga negara seperti hak politik dan hak privat
lainnya.
4. Perikatan Setelah pailit Segala perikatan debitur yang telah mendapatkan putusan pailit tidak dapat
dibayar dari harta pailit. Apabila dilanggar oleh yang pailit, maka perbuatan tidak mengikat kekayaannya tersebut, kecuali perikatan tersebut mendatangkan keuntungan
terhadap harta pailit.
95
Ketentuan ini sering sekali diselundupi dengan membuat perikatan yang di-antedateer ditanggali mundur ke belakang dan bahkan sering
terjadi adanya kreditur fiktif untuk kepentingan si debitur pailit.
5. Penetapan Putusan Pengadilan Sebelumnya Pernyataan pailit juga berakibat bahwa segala penetapan pelaksanaan
pengadilan terhadap setiap bagian dari kekayaan debitur yang telah dimulai sebelum kepailitan, harus diberhentikan seketika dan sejak itu tidak ada suatu putusan yang
dapat dilaksanakan termasuk juga dengan menyandera debitur.
96
Semua penyitaan
95
Pasal 25 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
96
Pasal 31 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
yang telah dilakukan menjadi hapus dan jika diperlukan hakim pengawas harus memerintahkan pencoretannya.
97
Akibat putusan pailit ini merupakan konsekuensi dari adanya akibat sitaan umum. Dengan adanya sitaan umum tersebut maka segala sesuatu yang berhubungan
dengan harta kekayaanharta pailit harus dihentikan sementara demi hukum dari semua transaksi yang ada.
6. Hubungan Kerja Dengan Para Pekerja Perusahaan Pailit. Pekerja yang bekerja pada debitur dapat memutuskan hubungan bekerja dan
sebaliknya kurator dapat memberhentikan dengan mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan yang berakun, dengan
pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 empat puluh lima hari sebelumnnya.
98
Ketentuan ini tidak sejalan dengan ketentuan hukum perburuhan yang ada. Ini tidak memiliki konsep pemutusan hubungan kerja PHK yang komperhensif.
Ketidak komperhensif konsep PHK dalam UU ini adalah tidak memedakan PHK demi hukum, PHK daro pengusaha dan PHK oleh buruh.
97
Pasal 31 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
98
Pasal 39 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang