1 Bahan hukum primer.
Sebagai landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini di antaranya adalah Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang serta peraturan pelaksananya. 2
Bahan hukum sekunder. Bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti
hasil-hasil penelitian, hasil seminar, hasil karya dari kalangan hukum dan seterusnya, serta dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan
Pelaksanaan Tugas dan Kewenangan Kurator dalam Kepailitan Perseroan Terbatas.
b. Pedoman wawancara.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari
pihak yang mengetahui tentang Pelaksanaan Tugas dan Kewenangan Kurator
dalam Kepailitan Perseroan Terbatas. sebagai informan atau narasumber seperti , Ketua Balai Harta Peninggalan Medan selaku Kurator yang ditunjuk oleh pihak
pemerintah dan para staf pelaksana yang ditunjuk Ketua Balai Harta Peninggalan yang menangani pengurusan dan pemberesan harta pailit, para praktisi serta
akademisi yang mengetahui tentang masalah Kepailitan, dan pihak kurator swasta Deni Purba, SH, LLM
5. Analisis Data
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang
bersifat unik dan komplek. Padanya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi keragaman.
37
Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
38
Sedangkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
39
Data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan library research dan data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan field research kemudian
disusun secara berurutan dan sistematis dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pokok
permasalahan dengan menggunakan metode berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang dimulai dari hal yang umum untuk selanjutnya menarik hal-hal yang khusus.
37
Burhan Bungi, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah Penguasaan Modal Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 53.
38
Lexy J. Moleong, Metode Kualitatif , Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 103.
39
Ibid., hal. 3.
BAB II AKIBAT HUKUM DARI KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS
A. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas PT merupakan bentuk usaha yang paling diminati, karena pertanggung jawaban yang bersifat terbatas, perseroan juga memberikan kemudahan
bagi pemilik pemegang saham untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang dengan menjual seluruh saham yang dimilikinya pada perusahaan tersebut.
Kata “perseroan” menunjuk kepada modal yang terdiri atas sero saham. Sedangkan kata “terbatas” menunjuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang
tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan dimilikinya. Ketentuan perundang-undangan PT saat ini dapat dilihat pada Undang-Undang No 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang PT mendefenisikan Perseroan Terbatas
sebagai: “badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, yang melakukan kegiatan usaha
dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang
serta peraturan pelaksanaanya”.
40
Dari batasan yang diberikan tersebut ada lima hal pokok yang dapat diketahui a
Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum
40
Ahmad Yani Gunawan Widjaja , Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, Jakarta, Rajawali Pers, hlm 7
26