Akibat Hukum Terhadap Harta Kekayaan PT

tidak banyak berpengaruh dari segi hukum kepada kreditur yang nota bene suatu perusahaan terbuka. 79 Akan tetapi jika yang dipailitkan suatu perusahaan terbuka, maka beberapa akibat hukum yang akan terjadi adalah ssebagai berikut: 80 1. Terkena kewajiban pelaporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada publik tentang adanya permohonan pailit tersebut. 2. Sebelum pelaporan dilakukan, pihak yang mengetahui adanya informasi tentang kepailitan terkena peraturan-peraturan ketentuan tentang insider trading 3. Terkena ketentuan tentantang suspensi dan delisting dari bursa efek dimana saham diperjua belikan sesuai dengan ketentuan bursa yang bersangkutan. Kepailitan mengakibatkan seluruh benda berada dalam sitaan umum sejak saat putusan pernyataan pailit diucapkan kecuali : a. Benda yang sehubungan dengan pekerjaan, perlengkapan di dalam PT yang digunakan. b. Segala sesuatu yang diperoleh debitur dari pekerjaannnya sendiri sebagai penggajian dari sesuatu jasa,gaji ataupun dana pensiun,sejauh yang ditentukan oleh hakim pengawas. c. Uang yang diberikan kepada debitur untuk memenuhi suatu kewajiban memberi nafkah menurut UU. 79 Munir Fuady Hukum Kepailitan 1998 Dalam Teori Dan Praktek PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 1999 hal 90 80 Ahmad Yani Gunawan Widjaja op cit hlm 15 Didalam Pasal 1 ayat 1 UUPT menegaskan bahwa perseroan terbatas adalah badan hukum. Dengan statusnya sebagai badan hukum maka berarti perseroan berkedudukan sebagai subyek hukum yang mampu mendukung hak dan kewajibannya sebagaimana halnya dengan orang dan mempunyai harta kekayaan tersendiri terpisah dari harta kekayaan para pendirinya, pemegang saham, dan para pengurusnya. Sebagaimana ditetapkan Pasal 21 UUK-PKPU, kepailitan meliputi seluruh kekayaan PT pada saat putusan pailit ditetapkan dan juga mencakup semua kekayaan yang diperoleh PT selama berlangsungnya kepailitan. Dari konsekuensi Pasal tersebut maka setiap dan seluruh peserikatan antara debitur PT yang dinyatakan pailit oleh pihak ketiga yang dilakukan sesudah pernyataan pailit tidak akan dan tidak dapat dibayar dari harta pailit kecuali bila perikatan-perikatan tersebut mendatangkan keuntungan bagi harta kekayaan itu. Oleh karena itu maka gugatan-gugatan yang diajukan dengan tujuan untuk memperoleh pemenuhan perikatan dari harta pailit. Dalam hal debitur pailit hanya dapat diajukan dalam bentuk laporan untuk pencocokan. Apabila pencocokan tidak disetujui, maka pihak yang tidak setuju pencocokan tersebut dapat mengambil alih kedudukan debitur pailit dalam gugatan yang sedang berlangsung tersebut. Meskipun gugatan tersebut hanya memberikan akibat hukum dari pencocokan tersebut, namun hal itu sudah cukup dapat dijadikan sebagai salah satu bukti yang dapat mecegah berlakunya daluwarsa atas hak dalam gugatan tersebut. Pernyataan pailit tidak dapat dibayar dari harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta PT yang sudah pailit Pasal 25 UUK-PKPU. Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan kepada kurator. Maka apabila tuntutan tersebut diajukan atau diteruskan oleh atau terhadap PT pailit, penghukuman tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap harta pailit Pasal 26 UUK-PKPU. Perseroan Terbatas yang dinyatakan pailit kehilangan segala hak perdata untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukan ke dalam harta pailit. 81 Hal ini menunjukan bahwa debitur tidaklah dibawah pengampuan dan tidak kehilangan kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum menyangkut dirinya, kecuali apabila perbuatan hukum itu menyangkut perusahaan dan pengalihan harta benda yang telah ada.

2. Akibat Hukum Terhadap Kepengurusan PT

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi. 82 81 Ahamad Yani dan Gunawan Widjaya,kepaillitan seri hukum bisnis Rajagrafindo Persada Jakarta 2004 hal 30 dan ketentuan pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 82 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Ada beberapa perbedaan PT yang sudah pailit dalam melaksanakan kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan PT tidak dalam keadaan pailit, yakni organ-organ pengurus dalam melakukan kegiatan untuk dan atas nama PT adalah kurator. 83 Kurator inilah yang menjalankan tindakan pengurusan PT tersebut. Namun demikian tidak menutup kemungkinan kurator masih tetap memanfaatkan organ direksi dalam pengurusan PT selama masih dalam kepailitan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa dengan pailitnya PT, maka kewenangan Direksi saja yang beralih kepada kurator. Proposisi ini misalnya kewenangan kurator untuk melakukan rapat umum pemegang saham RUPS dan tanpa persetujuan komisaris. Hal ini berarti didalam kewenangan kurator tercakup semua kewenangan organ PT. Dengan beralihnya kewenangan dari direksi kepada kurator untuk mengelola perseroan maka konsekuensi dari hal itu adalah bahwa kurator adalah juga bertindak sebagai direksi sehingga tugas dan kewajiban serta tanggung jawab direksi perseroan menjadi tugas dan tanggung jawab kurator. 84 Setelah kurator menentukan pilihannya di dalam memaksimalkan nilai harta pailit, baik dengan cara menjualnya maupun dengan cara melanjutkan usaha debitor pailit, maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah pembagian aset. 83 Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, Jakarta, Rajawali Pers, hlm 65 84 Agus Budiarto, Kedudukan Hukum Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Jakarta, Ghalia Indonesia, hlm 63