a. Organisasi yang teratur
b. Hata kekayaan sendiri
c. Melakukan hubungan hukum sendiri
d. Mempunyai tujuan sendiri
Sesuai UUPT, status badan hukum diperoleh sejak akta pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman. Ini berarti secara prinsipnya pemegang saham tidak bertanggung
jawab secara pribadi atas seluruh perikatan yang dibuat oleh dan atas nama perseroan dengan pihak ketiga, dan oleh karenanya tidak bertanggung jawab atas setiap
kerugian yang diderita oleh suatu perseroan. Para pemegang saham tersebut hanya bertanggung jawab atas penyetoran penuh dari nilai saham yang telah diambil bagian
olehnya. Sedikit berbeda dengan ketentuan UUPT Tahun 1998, bahwa pada saat
perseroan belum memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman, PT belum memiliki pemegang saham, yang dikenal hanyalah pendiri yang namanya tercantum
dalam akta pendirian PT yang diwajibkan untuk melakukan penyetoran atas modal yang telah dijanjiakan untuk melakukan penyetoran atas modal yang telah dijanjikan
dalam akta pendirian perseroan dan pengurus perseroan.
45
Sebelum PT memperoleh pengesahan dari Menteri, dalam perseroan sebenarnya terjadi suatu hubungan persekutuan dengan firma diantara para pendiri
dan pengurus perseroan yang melakukan tindakan atau perbuatan hukum dengan pihak ketiga, untuk dan atas nama perseroan.
45
Ibid hal 28
Apabila PT telah mendapat pengesahan dari Menteri, maka setiap tindakan dan perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus dan atau pendiri PT sebagai tindakan
dan perbutan hukum PT, dan karenanya akan mengikat PT sebagai suatu badan hukum.
2. Harta kekayaan Perseroan Terbatas.
Perseroan Terbatas sebagai subjek hukum yang telah berbadan hukum, mempunyai kekayaan terpisah dari kekayaan perseroannya yang juga dapat
dinyatakan pailit. Dengan pernyataan pailit, organ badan hukum tersebut akan kehilangan hak untuk mengurus kekayaan badan hukum. Pengurusan harta kekayaan
badan hukum yang dinyatakan pailit beralih kepada kurator. Selanjutnya dalam Pasal 113 UUK-PKPU menyatakan bahwa apabila yang
dinyatakan pailit suatu PT, koperasi dan badan hukum lainnya, maka pengurus yang mempunyai kewajiban untuk mempertanggung jawabakan kepailitan tesebut.
46
3. Kepengurusan Perseroan Terbatas.
Suatu badan hukum, pada prinsipnya PT dapat memiliki segala hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh setiap orang perorangan, dengan pengecualian
hal-hal yang bersifat pribadi yang hanya mungkin dilaksanakan oleh orang- perorangan. Guna melaksanakan segala hak dan kewajiban yang dimilikinya, maka
46
Pasal 113Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
PT telah mempunyai fungsi dan tugas masing-masing didalam organ PT yang berbeda satu dan yang lainya. Organ-organ tersebut dikenal dengan sebutan : Rapat
umum pemegang saham RUPS, Direksi , dan Komisaris. Apabila Masing-masing organ dapat berperan baik, maka perseroan akan
berjalan dengan baik, dan para pemegang saham PT akan terjamin kepentingannya dalam PT tersebut.
a. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, merupakan organ perseroan yang paling tinggi dan berkuasa untuk menentukan arah dan tujuan
PT. RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris PT.
47
RUPS mempunyai hak untuk memperoleh segala macam keterangan yang diperlukan yang berkaitan dengan kepentingan dan jalannya perseroan.
b. Direksi
Direksi merupakan badan pengurus PT yang paling tinggi, serta yang berhak dan berwenang untuk menjalankan suatu perusahaan, bertindak untuk dan atas nama
PT, baik didalam maupun diluar pengadian. Direksi bertanggung jawab penuh atas kepengurusan dan jalannya PT untuk kepentingan dan tujuan PT.
Direksi berkewajiban untuk mengelola jalannya suatu perusahaan dengan baik. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi jalannya pengelolaan perseroan Direksi,
serta pada kesempatan-kesempatan tertentu turut membantu Direksi dalam
47
Robintan Sulaiman Joko Prabowo, Lebih Jauh Tentang Kepailitan, Jakarta ,200 Pusat Studi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan , hlm 11