Pengertian dan Ruang Lingkup

hukum perdata dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Sedangkan objek sengketa yang dapat diajukan dalam gugatan hak organisasi adalah berupa keputusan Tata Usaha Negara seperti keputusan tentang perizinan, sebagaimana dimaksudkan didalam Pasal 18-21 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997. Mengingat berlakunya azas “erga omnes” di Pengadilan Tata Usaha Negara, dimana putusannya berlaku untuk umum maka yang paling efektif diterapkan adalah hak gugat organisasi legal standing karena di Pengadilan Tata Usaha Negara tuntutan utamanya bukan ganti rugi dan tidak diperlukan adanya prosedur pemberitahuan atau notifikasi.

B. Hak Gugat Organisasi Terhadap Pelanggaran Lingkungan Hidup Pada Suatu Perusahaan

1. Pengertian dan Ruang Lingkup

Secara umum hak gugat terhadap perbuatan melawan hukum dimiliki atau diberikan kepada seseorang atau orang per orangan dan badan hukum perdata karena doktrin perbuatan melawan hukum menganut azas tiada gugatan tanpa kepentingan hukum. Namun dalam perkembangan prakteknya hukum hak gugat tersebut dimiliki atau diberikan pula kepada organisasi atau lembaga swadaya masyarakat non governmental organization yang bergerak di bidang perlindungan lingkungan hidup, perlindungan konsumen, dan bidang-bidang Universitas Sumatera Utara lain yang berkaitan dengan perlindungan danatau kepentingan umum meskipun organisasi tersebut tidak dirugikan oleh perbuatan melawan hukum tersebut non interest. Hak gugat organisasi diakui pertama kali melalui yurisprudensi di Amerika Serikat pada tahun 1972 dalam kasus Sierra Club versus Morton. Yang melahirkan pengertian bahwa hak organisasi lingkungan merupakan salah satu bagian dari hukum standing standing law, kemudian prinsip- prinsipnya diterima secara luas di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, hak gugat organisasi pertama kali diakui oleh peradilan pada tahun 1988, yaitu dengan diterimanya gugatan Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia WAHLI di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai penggugat yang ditujukan terhadap 5 lima instansi pemerintah dan PT. Indorayon Utama selaku tergugat, dalam kasus pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup akibat limbah industri pulp PT. Indorayon Utama di Sumatera Utara. Kemudian pada tahun 1997, Hak Gugat Organisasi lingkungan hidup terseebut diakomodirdimuat sebagai pengakuan hukum legal recognition dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana dalam Pasal 38 ayat 1 disebutkan : “Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan pola kemitraan, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup”. Ketentuan Universitas Sumatera Utara tersebut selanjutnya diakui pula oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

2. Persyaratan Hak Gugat Organisasi