1 Federal Court Acts, yaitu cukup menentukan satu common issue yang substansial, maka gugatan class actions dapat dikabulkan dan dilanjutkan
persidangannya. Bagaimana sebaiknya di Indonesia? Prosedur gugatan class actions ini
sangat bermanfaat bagi pengembangan hukum dan keadilan di Indonesia, untuk menyederhanakan proses dalam mengajukan gugatan dari kelompok orang
yang menderita kerugian yang sama, dan mempunyai kepentingan yang sama. Oleh karena itu, anggota masyarakat di Indonesia pada umumnya secara sosial
dan ekonomis masih berada dalam posisi yang rentan, sehingga mereka tidak dapat mencegah atau menangkal pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku
ekonomi danatau penguasapemerintah terhadap diri mereka. Dengan berpedoman kepada manfaat diatas, dan penyesuaian dengan sistem hukum
yang berlaku di Indonesia, serta mempermudah pemeriksaan, maka sebaiknya Hakim dapat memperhatikan hal-hal tersebut.
2. Mekanisme Proses Pemeriksaan Awal
Ada 2 tahap dalam pemeriksaaan awal berkaitan dengan gugatan class actions, yaitu :
a. Pada awal proses pemeriksaan persidangan, atau tahap pengakuan class
actions, Hakim wajib memeriksa dan mempertimbangkan kriteria-kriteria dan persyaratan-persyaratan surat gugatan perwakilan kelompok, seperti :
- Jumlah anggota kelompok yang banyak.
Universitas Sumatera Utara
- Terdapat persamaan fakta danatau persamaan hukum yang bersifat
substansial dan terdapat kesamaan jenis tuntutan di antara wakil kelompok dengan anggota kelompoknya.
- Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan dalam
melindungi anggota kelompok yang diwakili. Jika persyaratan formal surat gugatan tidak memadai, Hakim sebagaimana
diatur dalam Pasal 5 ayat 2 , dapat memberikan penjelasan dan nasihat kepada para pihak.
Selanjutnya penggugat wakil kelompok atau pengacaraadvocadnya yang harus membuktikan adanya persamaan fakta atau persamaan hukum
yang bersifat substansial dan terdapat kesamaan jenis tuntutan diantara wakil kelompok dengan anggota kelompoknya. Untuk menentukan
substansial atau tidaknya persamaan ini, penilaiannya harus dilakukan kasus per kasus.
Dalam proses awal ini kepada tergugat harus diberi satu kali kesempatan untuk memberikan tanggapannya bukan jawaban substansi
perkara. Pada umumnya tanggapan akan berkisar pada 1 wakil kelompok tidak pantas sebagai wakil kelompok karena mempunyai
benturan kepentingan, 2 gugatan ini tidak dapat di proses secara class actions, 3 tidak mempunyai persamaan baik fakta maupun hukum antara
wakil kelompok dengan anggota kelompoknya. Dalam tahap permulaan ini, hanya untuk menentukan apakah
digunakannya prosedur gugatan class actions dalam perkara tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
dikabulkan atau tidak dapat dikabulkan, sama sekali tidak memeriksa substansi pokok perkara gugatan penggugat.
Meskipun gugatan class actions ini juga termasuk dalam proses berpekara di pengadilan, namun dalam tahap ini belum perlu dilakukan
mediasi sebagaimana yang ditentukan dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Penerapan
Gugatan Perwakilan Kelompok, karena belum memasuki taraf pemeriksaan sengketa. Proses mediasi sebagaimana diwajibkan dalam
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Penerapan Gugatan Perwakilan Kelompok diatas, baru
dilakukan setelah Hakim memutuskan bahwa prosedur class actions layak untuk diterapkan dalam kasus a quo, dan setelah dilakukan notifikasi oleh
para wakil kelompok, pada tahap awal memasuki taraf pemeriksaan pokok perkara.
Timbul pertanyaan apakah dalam gugatan perwakilan kelompok ini juga dimungkinkan adanya gugatan rekonvensi yang diajukan oleh para
pihak yang digugat? Karena dalam hukum acara dikenal adanya gugatan balik, maka dalam proses jawaban pokok perkara, pihak tergugat juga
dapat mengajukan gugatan balik. Dan kemungkinan dapat terjadi gugatan pokok permohonan ganti rugi penggugat atau wakil kelompok ditolak,
tetapi gugatan rekonvensi dikabulkan. Jika terjadi demikian siapa yang harus bertanggung jawab? Hal ini tidak diatur dalam Peraturan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Tata Cara
Universitas Sumatera Utara
Penerapan Gugatan Perwakilan Kelompok, tetapi anggota kelompok tidak dapat dibebani biaya kontribusi apapun yang timbul dari adanya gugatan
class actions tersebut. Praktek yang berkembang di berbagai negara hanya wakil
kelompok yang bertanggung jawab menanggung segala biaya, seperti biaya perkara, biaya notifikasi yang biasanya berjumlah besar apalagi jika
digunakan sarana publikasi berupa advertensi di berbagai surat kabar, dan pemberitahuan melalui televisi, dan biaya pengacaraadvocad kalau
digunakan jasa pengacaraadvocad. Dalam praktek perkara gugatan perdata biasa, biaya perkara untuk mengajukan gugatan dan biaya-biaya
lain yang timbul dari gugatan tersebut, seperti biaya panggilan saksi, saksi ahli, sita jaminan jika ada, keseluruhannya ini ditanggung terlebih dahulu
oleh pihak penggugat, dan biaya-biaya ini keseluruhannya akan dibebankan kepada pihak yang kalah perkara.
Demikian juga dalam perkara gugatan perwakilan kelompok, karena Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2002 Tentang Tata Cara Penerapan Gugatan Perwakilan Kelompok tidak mengatur kepada siapa biaya perkara harus dibebankan, maka kita dapat
mengacu kepada gugatan perdata. Biaya perkara, termasuk biaya pemberitahuannotifikasi dan biaya-biaya lainnya akan ditanggung dan
dibayar oleh pihak penggugatwakil kelompok. Wakil kelompok menanggung resiko membayar biaya perkara yang timbul dari gugatan
tersebut, jika gugatan perwakilan kelompok ditolak oleh Hakim. Anggota
Universitas Sumatera Utara
kelompok tidak dapat dibebani membayar biaya-biaya yang timbul dari adanya gugatan perwakilan kelompok ini, kecuali dengan sukarela ikut
membantu. Oleh karena itu, pemilihan wakil kelompok harus dilakukan secara hati-hati dan wakil kelompok dianggap memiliki bukti-bukti yang
paling kuat. Jika gugatan perwakilan kelompok ini dikabulkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh wakil kelompok dapat terlebih dahulu
dipotongkan dengan ganti kerugian yang telah diperoleh, sebelum dibagikan kepada seluruh anggota kelompok. Pada umumnya wakil
kelompok dalam gugatan kelompok memperoleh ganti kerugian yang lebih besar daripada anggota kelompoknya
40
b. Sah atau tidaknya gugatan perwakilan kelompok setelah dipertimbangkan
oleh Hakim, dituangkan dalam suatu penetapan pengadilan, atau dalam suatu putusan hakim.
.
1. Apabila Hakim memutuskan bahwa penggunaan prosedur gugatan
perwakilan kelompok dinyatakan sah dan memenuhi syarat, maka Hakim menerbitkan suatu penetapan, yang mengabulkan penggunaan
prosedur class actions, dan memerintahkan kepada wakil kelompok advokatnya untuk segera mengajukan usulan model pemberitahuan
notifikasi. Usulan notifikasi ini lebih dahulu memperoleh persetujuan dari Hakim sesuai dengan konteks gugatannya.
2. Apabila Hakim memutuskan bahwa penggunaan prosedur gugatan
perwakilan kelompok dinyatakan tidak sah atau tidak memenuhi syarat,
40
Ibid, Susanti Adi Nugroho, Hal 73
Universitas Sumatera Utara
maka pertimbangan penolakan tersebut dituangkan dalam suatu putusan, sehingga pemeriksaan perkara gugatan tersebut bersifat final
berakhir tanpa perlu memeriksa substansi gugatan penggugat.
3. Mekanisme PemberitahuanNotifikasi dan Pernyataan Keluar Opt Out