berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada tiap jenjang manajemen.
2.6. Kerajinan
Kerajinan tangan atau handicraft ditandai oleh penggunaan tangan, meski terdapat penggunaan beberapa alat. Pada umumnya produk kerajinan
tidak dihasilkan sepenuhnya oleh mesin. Karya-karya kerajinan dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya baik berdasarkan teknik maupun
bahannya. Dari segi bahan, kerajinan dapat dibedakan antara kayu, bambu, kulit, logam, batuan, tekstil, keramik, daun-daunan, kertas, belulang, tanduk,
tulang dan lainnya yang mana setiap bahan tersebut memerlukan teknologi tersendiri dalam pengolahannya sebelum dibentuk. Adapun dari segi teknik
pembentukannya terdapat berbagai cara seperti pahat, ukir, pewarnaan, sulam, tenun, batik, ikat, jahit, anyam, tempa, dan sebagainya. Dalam perkembangan
pekerjaannya para pengrajin seringkali berkarya dengan membuat kombinasi- kombinasi baru, ataupun bahkan menemukan teknik-teknik baru. Penemuan
ide baru tersebut diperoleh dari luar komunitinya, tetapi dapat pula berkembang dari dalam komunitinya. Hernanda, 2006
2.7. Penelitian Terdahulu
Wardana 2006, melakukan penelitian dengan pendekatan penelitian aksi partisipatif PAP di Desa Karang Tengan Bogor yang merupakan salah
satu lokasi produksi ubi kayu dan industri tapioka. Pengelolaan industri tersebut masih belum optimal sehingga dilakukan penelitian mengenai
pengembangan Industri Tapioka. Tahapan penelitian ini terdiri dari tahap pra kondisi, tahap pengumpulan data, dan tahap validasi data. Tahap prakondisi
dimulai dengan merancang proses dimana masyarakat terlibat dalam penelitian ini. Berikutnya, sosialisasi dilakukan untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang tujuan penelitian serta manfaatnya bagi masyarakat. Hasil dari penelitian ini diperoleh strategi yang terpilih yaitu
penggunaan teknologi yang efisien. Fansuri 2006, melakukan penelitian mengenai perumusan dan
penerapan sistem akuntansi pada UKM dimana lokasi penelitiannya adalah
UKM OAM. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa UKM OAM telah menggunakan sistem akuntansi yang cukup layak untuk tingkat UKM. Akan
tetapi pengelolaan keuangannya hanya terbatas pada transaksi keuangan tunai dan akun yang digunakan juga hanya beberapa akun sehingga masih banyak
transaksi keuangan yang belum terwakili oleh akun yang ada. Transaski keuangan yang dicatat menurut penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang
dikelompokkan dalam akun yang sederhana. Jurnal yang digunakan juga masih terbatas pada pencatatan biaya-biaya dan arus kas perusahaan.
Penelitian ini juga menghitung mengenai HPP produk UKM OAM dengan cara mengasumsikan pesanan adalah 100 unit. Biaya yang dihitung belum
termasuk Biaya Tenaga Kerja dan biaya overhead. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa HPP untuk miniatur pesawat ukuran 65 cm adalah
Rp.126.755, sedangkan ukuran 35 cm adalah Rp. 45.097,5 dan ukuran 15 cm adalah Rp. 26.768,7.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Peranan UKM dalam penciptaan lapangan pekerjaan sangat besar karena jumlah usahanya yang banyak, selain itu UKM juga berperan dalam perbaikan
ekonomi nasional. Peranan UKM tersebut menuntut usaha ini tetap bertahan oleh karenanya perlu dilakukan suatu usaha pengembangan UKM agar tetap
memberikan kontribusi bagi masyarakat. Desa Cikarawang merupakan suatu kawasan didaerah Bogor yang memiliki jumlah penduduk sebesar 7205 orang
data potensi desa Cikarawang, 2006, dari banyaknya jumlah penduduk tersebut perlu adanya suatu lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga
kerja dari masyarakat sekitar karena sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi
potensi desa sekitar Cikarawang dengan menggunakan teknik transek. Selain itu juga dilakukan sosialisasi pada masyarakat sekitar desa Cikarawang.
Tahap selanjutnya adalah menentukan UKM contoh yang memiliki kriteria memberikan kontribusi pada masyarakat sekitar. Di Desa Cikarawang
terdapat suatu UKM kebanggaan Kabupaten Bogor karena produk yang dihasilkan sangat unik, dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan
kontribusi dalam pembangunan desa. UKM ini menghasilkan produk yang memiliki prospek yang baik karena segmen produk ini adalah kalangan
menengah ke atas, bahkan pelanggan produk OAM mencapai ke benua Amerika dan Eropa.
Peranan UKM terhadap masyarakat tidak terlepas dari berbagai kendala yang harus dihadapi. Dalam menghadapi masalah UKM perlu adanya suatu
strategi untuk mempertahankan UKM ini agar tetap memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat sekitar. Perumusan strategi ditentukan
berdasarkan inisiatif dari pihak UKM dan kemudian dirumuskan bersama dengan peneliti. Strategi dipilih dengan menggunakan QSPM, sedangkan
alternatif strategi disusun berdasarkan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang telah diidentifikasi bersama. Setelah diperoleh berbagai