Ruang Produksi Kekuatan Industri

e. Ruang Produksi

Dalam melakukan proses produksi diperlukan ruang yang baik, nyaman dan kondusif bagi para pekerja. Ruang produksi OAM terletak tidak jauh dari rumah pemilik yaitu berada tepat depan rumah pemilik. Ruang yang digunakan sebesar 38 m 2 yang terdiri dari ruang dalam dan luar. Ruang dalam biasanya digunakan untuk bagian pengecatan warna, penyetelan, sablon, pemasangan stiker, pernis, administrasi, gudang serta showroom miniatur pesawat. Bagian luar dipergunakan oleh bagian finishing, pembuat cetakan dan cetak mentah. Ruang produksi yang digunakan saat ini belum sebanding dengan jumlah karyawan yang berjumlah 74 orang sementara ruang produksi hanya mampu menampung sebanyak kurang lebih 30 orang. Hal ini menyebabkan karyawan membawa pekerjaannya ke rumah masing- masing, sehingga pengawasan kurang dan akan berpengaruh pada hasil akhir produk. Selain lahan yang kurang luas, karyawan juga merasa kurang nyaman bekerja di ruang produksi karena adanya kebisingan yang berasal dari mesin kompresor yang mengganggu pendengaran karyawan. Dengan adanya keterbatasan ruangan ini menyebabkan sulitnya pemberdayaan masyarakat yang lebih banyak menyerap tenaga kerja.

f. Sistem pencatatan bagian produksi operasi

Terdapat beberapa pencatatan pada bagian produksi operasi yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai hal yang berhubungan dengan bagian ini. Adapun pencatatan tersebut antara lain pencatatan persediaan bahan baku, kartu persediaan barang jadi, kertu persediaan barang dalam proses, pencatatan penerimaan barang dari bagian cetak mentah, bagian pemasangan stiker, bagian pustek, bagian sablon, bagian penyetelan, bagian pernis, bagian finishing. Selain itu juga terdapat data pengambilan bahan baku untuk kelompok pekerja subkontrak. Pencatatan tersebut selama ini dijalankan dengan rapi dan sangat baik oleh bagian administrasi.

4.3.2. Aspek Tenaga Kerja

Karyawan yang bekerja di OAM seluruhnya berasal dari daerah sekitar tempat usaha didirikan. Jumlah karyawan yang dimiliki saat ini adalah sebanyak 74 orang. Dalam proses perekrutan karyawan pemilik OAM tidak memberikan persyaratan tertentu, karena visi dari OAM adalah pemberdayaan masyarakat sehingga setiap orang yang membutuhkan pekerjaan dan mempunyai tanggung jawab juga kemauan untuk menjalankan usaha di OAM maka diperbolehkan untuk menjadi karyawan. Secara teoritis Usaha OAM tidak mempertimbangkan efisiensi tenaga kerja, namun pemilik usaha berpendapat bahwa dengan memberikan pendapatan pada karyawannya yang lebih banyak maka pemilik akan mendapatkan yang lebih banyak lagi. Latar belakang karyawan untuk bekerja di OAM adalah selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, dari hasil FGD dipaparkan oleh beberapa orang karyawan bahwa mereka bekerja di OAM memperoleh gaji yang cukup, dekat dengan rumah sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi dan makan, selain itu adanya kebebasan yang diberikan oleh pemilik seperti dalam hal pakaian, dan suasana bekerja nyaman. Bagi karyawan baru biasanya terdapat suatu pelatihan, namun di OAM karyawan baru berlatih dengan cara on the job training belajar saat bekerja. Terutama untuk kelompok subkontrak, mereka memiliki ketua yang bertanggung jawab terhadap produktivitas anggotanya sehigga pelatihan dilakukan di kelompoknya masing-masing. Pada awal pendiriannya, pemilik OAM pernah memberikan pelatihan pembuatan miniatur pesawat kepada beberapa orang pemuda daerah kampung Cangkrang. Namun, karena adanya pengambilan tenaga kerja oleh pesaing maka karyawan lama berkurang. Setelah itu digantikan oleh generasi baru sehingga diberikan pelatihan ulang oleh pemilik UKM kepada generasi baru tersebut. Tenaga kerja di OAM mayoritas laki-laki yaitu sebanyak 67 orang 90,55 dan mereka rata-rata adalah pemuda. Tenaga kerja perempuan hanya sebanyak 7 orang 9,45 dari seluruh karyawan OAM. Pekerja wanita biasanya ditempatkan dibagian yang membutuhkan ketelitian dan kerapihan seperti bagian pemasangan stiker, bagian administrasi dan bagian keuangan. Beberapa bagian produksi menggunakan tenaga kerja borongan atau biasa disebut dengan subkontrak. Kelompok borongan ini disebut subkontrak karena setiap kelompok memiliki kebijakan masing-masing dalam mengatur kelompoknya misalnya seperti peraturan gaji, waktu kerja, pembagian tugas kelompok dan hal lain yang diperlukan dalam kelompok. Sistem subkontrak sebenarnya akan memberikan keuntungan bagi masyarakat maupun perusahaan. Menurut Hashida 1989 dan Watanabe 1986 dalam Rustiani, pola-pola produksi subkontrak secara prinsip mempunyai tujuan-tujuan yang sangat ekonomis, yakni untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi dan pola ini dapat menekan biaya produksi. Sedangkan dampak subkontrak terhadap masyarakat adalah terciptanya keuntungan sosial karena masyarakat memperoleh peluang terhadap pelayanan-pelayanan yang ada seperti kredit, pelatihan, dan pembinaan. Pada dasarnya subkontrak membantu masyarakat yang memiliki kesulitan modal, keterbatasan keahlian, dan kesulitan dalam menembus pasar yang luas. Rincian jumlah tenaga kerja tersebut tertera dalam Tabel 10. Tabel 10. Tenaga Kerja di UKM OAM No Bagian Produksi Jumlah tenaga kerja

1 Pembuatan Cetakan

1 orang 2 Cetak Mentah 9 orang 3 Finishing 18 kelompok borongan 4 Sablon 1 kelompok borongan 5 Stiker 2 kelompok borongan 6 Pernis 1 orang 7 Penyetelan 1 orang 8 Bagian Dalam 6 orang Sumber: Ozi Aircraft Models Kelompok subkontrak di UKM OAM sebanyak 21 kelompok borongan yang terdiri dari bagian finishing, sablon dan pemasangan stiker. Anggota kelompok dari masing-masing kelompok adalah sekitar 2 sampai dengan 4 orang. Adapun sistem yang dijalankan oleh kelompok ini adalah mulai dari pemerolehan bahan baku sampai dengan pembagian kompensasi kelompok. Setiap kelompok borongan memiliki ketua yang diberikan tanggungjawab untuk mengatur kelompok. Sebelum mereka memproduksi suatu barang, ketua memperhitungkan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang ditetapkan oleh pimpinan OAM. Setelah itu, mereka membeli bahan baku kepada OAM dengan sistem utang kasbon. Sistem subkontrak yang dijalankan saat ini pada awalnya bertujuan agar adanya penghematan pemakaian bahan baku, tanggjung jawab yang lebih tinggi terhadap pekerjaannya dan juga untuk lebih banyak menyerap tenaga kerja. Pada kenyataannya kelompok subkontrak ini memang memberikan dampak dalam penghematan bahan baku dan penyerapan tenaga kerja namun untuk tanggungjawab pekerjaan beberapa kelompok masih belum memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Masih terdapat anggota maupun ketua kelompok yang menjadikan pekerjaannya di OAM sebagai usaha sampingan. Alasan mereka menjadikan usaha ini sampingan adalah karena penghasilan dari OAM saja tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Sebenarnya sistem ini sangat baik untuk meningkatkan komitmen karyawan apabila sistem yang diterapkan perusahaan jelas dan tegas seperti misalnya dengan membuat sistem reward and punishment penghargaan dan hukuman kepada setiap kelompok subkontrak. Sebagai salah satu contohnya adalah perusahaan Toyota yang juga menjalankan sistem subkontrak, induk perusahaan memberikan penghargaan berupa penambahan jumlah produksi apabila kelompok tersebut memiliki prestasi yang baik. Penilaian prestasi tersebut dapat dilihat dari ketepatan waktu, kualitas pekerjaan dan komitmen. Sementara untuk hukuman yang diberikan misalnya seperti pengurangan jumlah produksi kepada kelompok yang memberikan hasil sebaliknya. Sistem subkontrak yang dijalankan di OAM selama ini adalah setiap kelompok diberikan kebebasan untuk menjalankan pekerjaannya. Untuk mengetahui informasi mengenai sistem kelompok subkontrak di OAM telah dilakukan wawancara terstruktur kepada setiap ketua kelompok subkontrak. Adapun daftar wawancara ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Sistem subkontrak yang dijalankan di OAM adalah sebagai berikut: a. Proses pembentukan kelompok Kelompok dibentuk oleh masing-masing karyawan tidak ada campur tangan dari perusahaan dalam menentukan jumlah kelompok, menentukan ketua dan anggota. Selain itu, proses pembelajaran dilakukan dengan cara on the job training yaitu setiap karyawan baru dapat belajar dari kelompoknya pada saat bekerja. b. Proses subkontrak Jumlah produksi kelompok ditentukan oleh pimpinan OAM. Setelah pimpinan menentukan jumlah produksinya, kemudian ketua kelompok subkontrak mengambil bahan baku kepada bagian administrasi dengan memperhitungkan jumlah produksi yang akan dikerjakan. Proses Perolehan bahan baku kelompok adalah sebagai berikut : 1 Bahan baku diperoleh dari perusahaan. 2 Sistem pembeliannya dengan cara kasbon utang terlebih dahulu kepada perusahaan. 3 Sistem pembayarannya dilunasi setelah para karyawan memperoleh upah. Upah yang mereka terima telah dipotong untuk melunasi pembayaran bahan baku yang digunakan oleh masing-masing kelompok. Proses dalam kelompok subkontrak dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Mekanisme Sistem Subkontrak Gambar 8 berlaku juga untuk proses pembelian peralatan, mulai dari proses pengajuan alat yang diminta sampai dengan pelunasan alat. Adapun beberapa bahan penolong yang diberikan oleh perusahaan seperti lem, aibon, dan bahan penolong lainnya yang tidak memakan biaya terlalu banyak dalam proses produksi. Dalam sistem subkontrak pada umumnya induk perusahaan memberikan bantuan baik secara teknis maupun non teknis kepada kelompok. Bantuan OAM kepada kelompok subkontraknya adalah sebagai berikut: a. Bantuan pemeriksaan dan pengawasan kualitas b. Pemeriksaan dan pengawasan proses produksi c. Pelatihan pembuatan produk baru d. Evaluasi dan penilaian hasil kerja Sedangkan Bantuan non teknis yang diberikan perusahaan kepada kelompok adalah adanya kasbon utang bahan baku sebagai modal produksi kelompok. Metode bantuan teknis yang pernah diberikan diantaranya buku panduan, diskusi, pelatihan dari pimpinan, bantuan pengiriman teknisi, pengawasan proses produksi. Masalah yang harus dihadapi kelompok subkontrak dalam bekerja diantaranya: 1. Bahan baku dari induk perusahaan telat 2. Harga jual ke perusahaan kurang tinggi padahal harga bahan baku semakin tinggi. Ketua kelompok Pencatatan Bagian pembelian Pemeriksaan Ketua kelompok Proses produksi Penyetoran barang jadi Penggajian Pergudangan Pembelian bahan Pelunasan bahan baku 3. Pembayaran barang telat. 4. Permasalahan antara barang dari cetak mentah dan bagian finishing Terdapat beberapa harapan dari karyawan berdasarkan hasil wawancara terstruktur diantaranya, karyawan menginginkan harga jual ke perusahaan semakin tinggi dan selalu menyesuaikan dengan harga bahan baku. Karyawan juga meminta pembayaran barang lebih lancar dan terdapat bonus bagi karyawan yang berprestasi, diadakan pelatihan untuk produk baru, diberikan hiburan di dalam ruang kerja seperti radio, perusahaan lebih memperhatikan kesehatan karyawan karena bahan baku sebagian besar adalah bahan kimia misalnya seperti pemberian susu satu gelas setiap hari kepada karyawan, keluhan setiap karyawan agar lebih diperhatikan, perusahaan juga sebaiknya memberikan target waktu kepada setiap karyawan agar pekerjaan lebih cepat, tercantum papan harga jual ke perusahaan agar memperjelas harga barang. Kompensasi yang diberikan pada karyawan adalah berdasarkan output yang dihasilkan dan hal ini berlaku juga bagi kelompok borongan yang mana gaji dihitung berdasarkan hasil yang diperoleh dari kelompok borongan dikalikan dengan upah per unit barang dan berdasarkan jenis dan tingkat kerumitan pekerjaannya. Adapun upah yang diberikan berdasarkan skala pesawat yang dihasilkan untuk setiap bagian produksinya adalah sebagai berikut: Tabel 11. Biaya Tenaga Kerja Bagian Produksi Kecil Sedang Besar Bagian Cetakan 10000 22500 30000 Cetak Mentah 850 1500 6500 Finishing 7200 13500 33000 Stiker 1250 2500 4000 Sablon 1200 4200 4050 Penyetelan 1000 2000 2500 Pernis 1200 2500 5000 Pustek Alumunium 1500 1500 3000 Sumber : Ozi Aircraft Models Struktur organisasi OAM masih struktur organisasi yang lama dimana para pekerja yang diberi tanggungjawab pada bagian produksi tertentu sudah tidak bekerja lagi di OAM karena adanya pengambilan tenaga kerja oleh pesaing, struktur organisasi tersebut tertera pada Gambar 9. Gambar 9. Struktur Organisasi Ozi Aircraft Models Waktu bekerja normal karyawan adalah 9 jam dengan waktu istirahat selama 1 jam. Pekerjaan dimulai dari pukul 08.00 dan berakhir pukul 17.00, istirahat pukul 12.00 sampai dengan 13.00 untuk waktu sembahyang dan makan siang. Apabila pesanan banyak biasanya terdapat kerja lembur dengan tambahan uang lembur sebesar Rp. 10.000orang. Namun, uang lembur yang diberikan perusahaan selama ini tidak efektif karena banyak karyawan yang berpura-pura mengisi waktu lembur padahal hanya ingin mendapatkan uangnya saja dan jika sudah tidak diawasi karyawan kembali ke rumahnya. PEMIMPIN PERUSAHAAN HARTO AL KARIM PEMASARAN BENDAHARA PENGAWAS PRODUKSI STAF ADMINISTRASI KEPALA GUDANG BAGIAN PRODUKSI DESAIN GAMBAR PEMBUAT CETAKAN CETAK GAMBAR PENGEPAKAN PEMBORONG Ketidakjujuran karyawan tersebut contohnya dilakukan dengan menyalakan lampu di ruang produksi agar pemilik beranggapan mereka sedang melakukan kerja lembur, padahal setelah diperiksa tidak ada orang yang bekerja. Rendahnya mental yang dimiliki oleh karyawan OAM ini, dapat menjadi salah satu penghambat perusahaan ini untuk lebih maju, diperlukan waktu yang lama dalam mengubah sikap dan mental seseorang. Sehingga diperlukan pembinaan mental yang lebih intensif kepada karyawan. Kegiatan pembinaan mental yang telah dijalankan perusahaan adalah dengan mengikutsertakan karyawan dalam pengajian di Kampung yang dilaksanakan setiap malam senin. Selain itu, untuk menjalin kebersamaan saat ini pemilik OAM telah membentuk tim sepakbola yang anggotanya adalah karyawan OAM.

4.3.3. Pemasaran

Kotler 1999 mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dimana manusia baik individu maupun kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan nilai dengan individu kelompok lainnya. Pemasaran kerajinan minatur pesawat dilakukan oleh bagian pemasaran. Adapun bauran pemasaran UKM OAM adalah sebagai berikut: a. Produk Product Jika digolongkan kedalam jenis barang berdasarkan elastisitasnya, miniatur pesawat merupakan produk yang inelastis dimana jika ada kenaikan atau penurunan barang tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah barang yang diminta. Tidak semua orang menyukai miniatur dan tidak semua kalangan mampu untuk membelinya karena produk ini bukan kebutuhan pokok yang mengharuskan setiap orang mengkonsumsinya. Adapun miniatur pesawat yang dihasilkan terdapat berbagai jenis, ukuran dan tipe. Produk OAM ini dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Produk UKM OAM TIPE BOEING No Tipe Skala Ukuran 1 B 727-200 1 : 120 38,5 cm 2 B 737-200 1 : 200 16 cm 3 B 737-200 1 : 100 32 cm 4 B 737-200 1 : 70 45 cm 5 B 737-300 1 : 200 16 cm 6 B 737-300 1 : 100 32 cm 7 B 737-300 1 : 70 46 cm 8 B 737-400 1 : 200 17 cm 9 B 737-400 1: 100 34 cm 10 B 737-400 1 : 70 50 cm 11 B 737-800 1 : 200 19 cm 12 B 737-800 1 : 100 38 cm 13 B 737-800 1 : 70 56 cm 14 B 737-900 1 : 100 42 cm 15 B 747-400 1 : 400 16 cm 16 B 747-400 1 : 200 34 cm 17 B 747-400 1 : 100 68 cm 18 B 757-200 1 : 150 36 cm 19 B 787-80 1 : 150 33 cm TIPE AIRBUS No Tipe Skala Ukuran 1 A 330-200 1 : 400 16 cm 2 A 330-200 1 : 200 32 cm 3 A 330-200 1 : 100 64 cm 4 A 330-300 1 : 400 17 cm 5 A 330-300 1 : 200 34 cm 6 A 330-300 1 : 100 66 cm 7 A 310 1 : 75 50 cm 8 A 310 1 : 200 24 cm 9 A 320 1 : 150 25 cm 10 A 320 1 : 100 38 cm 11 A 319 1 : 150 23 cm 12 A 340-600 1 : 200 37 cm 13 A 380 1 : 200 34 cm TIPE FOKKER No Tipe Skala Ukuran 1 Fokker 27 1 : 80 32 cm 2 Fokker 28 1 : 80 38 cm 3 Fokker 50 1 : 70 44 cm 4 Fokker 100 1 : 100 36 cm 5 Fokker 100 1 : 70 54 cm Lanjutan Tabel 12. TIPE HELLICOPTER No Tipe Skala Ukuran 1 Enstrom 408 B 1 : 30 30 cm 2 Bell 205 Hueey - 44 cm 3 Bell 412 - 44 cm 4 Bell 430 - 41 cm 5 MI 2 –plus - 40 cm 6 MI 35 P - 44 cm 7 BO 105 - 30 cm TIPE MILITARY AIRPLANE No Tipe Skala Ukuran 1 Mig 29 Fulcrum 1 : 48 38 cm 2 Su 27 flanker 1 : 48 44 cm 3 B 1 B Lancer 1 : 100 40 cm 4 B 2 Spirit 1 : 48 21 cm 5 F 117 Nighthawk 1 : 100 39 cm Sumber : Ozi Aircraft Models b. Harga Price Harga yang ditawarkan kepada agen dan eceran berbeda. Kisaran harga dari mulai pesawat yang berukuran kecil hingga sangat besar untuk agen adalah Rp. 70.000,- sampai dengan Rp. 400.000,-. Harga yang ditawarkan untuk eceran adalah Rp. 125.000,- sampai dengan Rp. 650.000,-. c. Tempat Distribusi Place Proses distribusi dilakukan melalui agen leverensir dari maskapai penerbangan baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, terdapat showroom yang terdapat di Bogor, Bali dan Mangga Dua Square Jakarta. d. Promosi Promotion Proses promosi saat ini dilakukan melalui media massa, media elektronik, dan pameran. Promosi melalui media massa diantaranya dengan menggunakan majalah yaitu majalah dirgantara angkasa. Selain melalui media massa, promosi juga dilakukan di media elektronik yaitu internet. Ozi Aircraft Models mempromosikan produknya melalui website gratis, website yang digunakan adalah www.alibaba.com dengan kata kunci Airplane model. Selain itu, website lainnya adalah google dengan kata kunci Oziaircraft. Dengan diterapkannya promosi melalui internet, maka OAM menerima pesanan melalui electronic mail email terutama untuk pelanggan luar negeri sehingga dapat memudahkan transaksi dan menghemat biaya pemesanan. Promosi langsung dilakukan dengan cara mengikuti berbagai pameran kerajinan baik di dalam maupun di luar negeri. Biasanya pameran ini difasilitasi oleh Pemerintah tingkat Kabupaten, tingkat Kecamatan ataupun Tingkat Propinsi untuk pameran besar seperti International Handicraft Trade Fair INACRAFT. Selain difasilitasi oleh pemerintah, pameran juga difasilitasi oleh perusahaan pembina UKM seperti dalam hal UKM OAM adalah PT. PUPUK KUJANG dan PT. ANTAM sebagai BUMN. Fasilitas yang diberikan ini adalah berupa penyediaan stand pameran secara gratis, pemberian akomodasi terutama untuk pameran yang diadakan di luar kota dan luar negeri. Alat promosi lainnya adalah dengan cara menggunakan brosur yang didalamnya terdapat mecam-macam kerajinan pesawat yang dapat diproduksi serta alamat UKM OAM. Segmentasi dari produk yang dihasilkan OAM adalah untuk kalangan menengah ke atas. Biasanya konsumen yang membeli produk ini adalah kolektor orang yang hobi mengoleksi kerajinan, travel agent , dan maskapai penerbangan. Adapun pelanggan dari maskapai penerbangan berasal dari dalam dan luar negeri. Pelanggan dari dalam negeri diantaranya Merpati, Sriwijaya Air, Mandala, Bouroq, Lion Air, Batavia Air, Jatayu Air, Garuda Indonesia Airlines, dan Adam Air. Sedangkan pelanggan luar negeri diantaranya KLM, Japan Airlines JAL, Singapore IA SIA, Luthfansa, Saudi Arabia Airlines, Fly Emirate dan Cathay Pasific. Miniatur pesawat tersebut biasanya dijadikan souvenir untuk pesawat yang kecil sedangkan untuk ukuran yang besar digunakan untuk acara seremonial maskapai tersebut. Merek dari produk OAM sudah sangat dikenal terutama dikalangan pemerintahan, pejabat, maupun leveransir perantara. Merek yang dimiliki terbangun dari tawaran publikasi berbagai media yaitu media elektronik dan media massa. Publikasi tersebut ditawarkan secara langsung dan tanpa biaya. Penawaran tersebut juga berasal dari media dalam negeri dan luar negeri sehingga hal ini dapat memperluas pasar.

4.3.4. Keuangan

Permodalan OAM berasal dari pada awalnya berasal dari dana pribadi. Namun, saat ini OAM melakukan pinjaman kredit pada beberapa Bank. Selain itu, terdapat bantuan dari perusahaan yang membina UKM OAM yaitu PT. PUPUK KUJANG. Pencatatan keuangan sudah rapi dimana terdiri dari laporan kas, neraca laba rugi, catatan beban operasional, catatan bahan baku, catatan pinjaman, catatn penjualan. Pencatatan ini dilakukan oleh bagian keuangan dan administrasi. Pencatatan dilakukan setiap hari dan direkapitulasi selama sebulan sekali untuk laporan ke pimpinan dan setahun sekali untuk laporan keuangan tahunan. UKM OAM sudah menggunakan sistem akuntansi meskipun masih terbilang sederhana. Namun yang menjadi permasalahan pencatatan adalah terjadinya double counting dimana pencatatan dipegang oleh dua orang. Selain itu, bendahara OAM adalah istri dari pimpinan OAM sehingga terkadang terjadinya pencampuran uang usaha dengan usang keluarga. Permasalahan lain adalah tidak adanya kas karena dalam penjualan produk tidak dipisahkan antara uang modal Harga Pokok Produksi dengan keuntungan yang sebenarnya. Pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan perhitungan HPP untuk produk berdasarkan ukuran panjangnya namun perhitungan tersebut belum mempertimbangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Adapun akun yang sudah diklasifikasikan oleh pihak UKM antara lain: 1. Biaya bahan baku 2. Biaya Alat tulis kantor 3. Biaya Ongkos Kirim 4. Biaya Transportasi 5. Biaya telepon 6. Biaya lain-lain 7. Biaya Gaji 8. Kasbon pemborong 9. Buku kas Sedangkan jurnal yang telah dipergunakan adalah: 1. Jurnal pemasukan kas Akun yang dipergunakan dalam jurnal ini adalah kas debet, piutang, penjualan, serta pinjaman bank kredit 2. Jurnal pengeluaran kas Akun yang diguankan dalam jurnal ini adalah bahan, biaya ATK, biaya ongkos kirim, biaya transportasi, biaya gaji, kasbon atau pelunasan, piutang karyawan, telepon dan listrik, utang usaha, biaya lain-lain. Pada dasarnya seluruh transaksi keuangan perusahaan sudah tercatat dengan baik, namun masih saja terjadi kekeliruan pencatatan karena hilangnya bukti pembayaran atau barang pesanan tidak dilaporkan. Selisih antara jumlah pencatatan dan jumlah riil biasanya masuk ke dalam keperluan pemilik.

4.4. Analisis lingkungan eksternal

Dalam merumuskan strategi untuk perusahaan, diperlukan analisis mengenai lingkungan eksternal karena lingkungan ini menentukan kebijakan yang akan ditetapkan. Lingkungan eksternal yang akan dianalisis terdiri dari dua aspek yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Lingkungan jauh terdiri dari demografi, kebijakan pemerintah, keondisi ekonomi, kondisi sosial dan budaya serta teknologi. Sedangkan lingkungan industri mengacu pada 5 kekuatan persaingan menurut Porter yaitu ancaman masuk pendatang baru, persaingan dalam industri, ancaman produk subtitusi, kekuatan tawar- menawar pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok.

4.4.1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh dianalisis untuk mengantisipasi keadaan yang mungkin terjadi di luar yang diharapkan karena lingkungan ini tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Lingkungan jauh ini terdiri dari:

1. Potensi pasar

Dalam menjalankan suatu usaha, faktor ini dapat menjadi penentu baik untuk dijadikan sebagai tenaga kerja ataupun untuk dijadikan sebagai pasar karena masyarakat yang akan menjadi konsumen dari produk yang dihasilkan. Pasar untuk produk miniatur pesawat adalah kalangan tertentu seperti kolektor atau juga orang yang sering bepergian menggunakan pesawat yang biasanya dijadikan sebagai kenang-kenangan. Jika ditinjau dari konsumen produk OAM, maka mayoritas konsumen adalah wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain itu, biasanya orang yang menjadi kolektor dan wisatawan yang bepergian dengan menggunakan pesawat terbang berasal dari kalangan menengah ke atas. Pada bulan Maret tahun 2007, jumlah wisatawan mancanegara wisman yang berkunjung ke Indonesia meningkat mencapai angka 1.001.697 orang yang berarti meningkat 14,21 persen dibanding jumlah wisman pada tahun 2006 sebesar 877.039 orang. Kenaikan ini tertinggi berada di pintu masuk Makasar diikuti Ngurah Rai. Selain berpotensi bagi konsumen mancanegara, produk OAM juga berpotensi bagi konsumen yang sering bepergian menggunakan jalur udara, adapun jumlah penumpang domestik hingga bulan Maret 2007 mencapai 6,12 juta orang atau menurun 9,69 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 6,78 juta orang. Jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri internasional baik menggunakan penerbangan nasional maupun asing mencapai 1,42 juta orang yang berarti naik 15,76 persen dibandingkan jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,22 juta orang. Penumpang tertinggi terdapat di Bandara Soekarno-Hatta diikuti Ngurah Rai-Bali. BPS, 2007 Dari data yang telah dipaparkan diatas, dapat diperoleh informasi bahwa pasar yang potensial untuk dijadikan sebagai tempat distribusi adalah melalui jalur-jalur pintu masuk yang selalu mengalami peningkatan yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.

2. Kebijakan Pemerintah

Pada bulan Februari 2007 Bupati Bogor mengadakan kunjungan ke berbagai UKM untuk menampung aspirasi dari para pengusaha UKM. Salah satu kunjungan tersebut adalah ke UKM OAM. Hal ini menjadi peluang bagi UKM OAM untuk menyalurkan keinginannya untuk mengembangkan UKMnya. Selain itu, terdapat Rencana anggaran Pembangunan RAB yang salah satu program pembangunannya adalah memberikan bantuan dana hibah kepada UKM di Kabupaten Bogor. Dukungan pemerintah terhadap UMKM juga diantaranya pemerintah akan menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 3,5 juta lapangan pekerjaan dari sektor UMKM. Program ini dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Terbatas RKT, dimana program yang akan dijalankan adalah berupa pemberian kredit atau modal kepada UKM dengan cara yang paling mudah dan dengan tingkat bunga yang rendah dan diberikan subsidi bunga. Selain dari segi permodalan, pemerintah juga akan membantu dalam pemasaran dengan memberikan bimbingan teknis. Terutama untuk produk kerajinan yang selama ini semakin bersaing, akan dikembangkan pasarnya baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam pemasaran produk kerajinan Indonesia seperti INACRAFT, IBECS, SMESCO dan pameran lain yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dari segi permodalan, Bank Indonesia pada tahun 2007 akan menyalurkan kredit kepada UMKM sebesar Rp 87,2 trilyun, dimana sebesar Rp 10,96 trilyun untuk kredit investasi dan Menteri Koperasi dan UKM mengemukakan bahwa pemerintah akan mempersiapkan dana penjaminan kurang lebih Rp 1,4 trilyun.

3. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi merupakan faktor yang penting dalam menjalankan usaha, termasuk pada UKM OAM karena produk ini sudah menjaring pasar hingga ke luar negeri sehingga nilai dolar sangat menentukan. Selain berguna untuk memperhitungkan harga yang disesuaikan dengan nilai rupiah terhadap dolar, kondisi ekonomi juga berpengaruh ada harga bahan baku. Tabel 13. Tingkat Inflasi Bulan Tahun Tingkat Inflasi Maret 2007 6.52 Februari 2007 6.30 Januari 2007 6.26 Desember 2006 6.60 November 2006 5.27 Oktober 2006 6.29 September 2006 14.55 Agustus 2006 14.90 Juli 2006 15.15 Juni 2006 15.53 Mei 2006 15.60 April 2006 15.40 Maret 2006 15.74 Februari 2006 17.92 Januari 2006 17.03 Desember 2005 17.11 November 2005 18.38 Oktober 2005 17.89 September 2005 9.06 Agustus 2005 8.33 Sumber : www.bi.go.id Kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2007 menurut Departemen Keuangan mengalami pertumbuhan yang mencapai 6 . Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh perbaikan kinerja investasi, ekspor barang dan jasa serta konsumsi masyarakat. Hal tersebut mendorong membaiknya daya beli masyarakat dan aktivitas ekonomi. Nilai inflasi juga mendukung daya beli masyarakat. Tingkat inflasi pada Maret 2007 masih pada level satu digit yaitu 6,52 Bank Indonesia, 2007. Sedangkan menurut departemen Keuangan pada bulan April 2007 terjadi deflasi sebesar -0,16 sehingga laju inflasi IHK kumulatif hingga April 2007 turun menjadi 1,74. Data inflasi yang diperoleh terdapat pada Tabel 13.

4. Kondisi Sosial dan Budaya

Pada dasarnya seni sangat digemari oleh banyak orang. Namun, dalam hal kerajinan miniatur pesawat hanya diminati oleh beberapa orang yang hobi mengkoleksi kerajinan miniatur. Antusias masyarakat Indonesia pada produk kerajinan dapat terlihat pada jumlah pengunjung pameran kerajinan INACRAFT yang diadakan di Jakarta Convention Centre JCC pada bulan April 2007 yang berjumlah sebanyak 200.000 pengunjung dan pembeli dari luar negeri kurang lebh 1000 pembeli yang meliputi importir, trader, perhotelan, Art Gallery, Departemen store, Distributor, pengumpul atau kolektor, pejabat pemerintah, kalangan swasta, Kadin, Perwakilan negara-negara asing di Indonesia, perwakilan dagang Internasional serta pengunjung umum.

5. Teknologi

Teknologi dalam pembuatan miniatur pesawat banyak dihasilkan oleh negara pesaing UKM OAM yaitu Cina. Teknologi yang mereka gunakan adalah mesin injection. Mesin ini mencetak miniatur langsung dan bahan baku miniatur pesawatnya terbuat dari plastik. Mesin ini dapat mencetak miniatur dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak serta hasil yang baik. Harga mesin pencetak ini rata-rata adalah Rp.75.000.000,-. Saat ini UKM OAM ingin berpindah menggunakan mesin injection karena akan terdapat pesanan rutin setiap termin dari beberapa maskapai penerbangan Indonesia sehingga diperlukan waktu pengerjaan yang lebih cepat agar konsumen merasa puas dan tetap loyal terhadap produk UKM OAM. Teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah penjualan melalui internet. Teknologi ini mempermudah dan menghemat biaya transaksi dan saat ini UKM OAM telah menerapkan teknologi ini dalam memasarkan produknya.

4.4.2. Persaingan Industri

Menurut Porter dalam melihat kondisi eksternal, hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pesaing di dalam industri

Pesaing UKM OAM berasal dari dalam dan luar negeri. Pesaing di dalam negeri hampir terdapat di setiap Pulau Indonesia terutama di Pulau Jawa yang terletak di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan pesaing terdekat berdasarkan lokasi terdapat di daerah Parung Bogor. Pesaing luar negeri yang paling dekat adalah Cina, terutama dalam hal penawaran harga. Dalam menghadapi pesaing di dalam negeri, jika ditinjau dari segi kualitasnya produk UKM OAM memiliki keunggulan dibandingkan pesaing lainnya. Hal ini terbukti dari pesanan dari berbagai maskapai penerbangan di Indonesia. Menurut hasil wawancara dengan salah seorang agen pemasaran UKM OAM, produk UKM OAM lebih menghasilkan miniatur yang sesuai dengan bentuk pesawat aslinya, sebagai contohnya adalah pada bagian bentuk kepala pesawat Airbus dan Boeing. Selain kualitasnya, keunggulan produk UKM OAM juga menawarkan harga bersaing dan terbilang murah jika dibandingkan pesaingnya. Bahkan dalam menghadapi persaingan, UKM OAM berani bersaing dalam hal harga dengan pesaing luar negerinya yaitu Cina. Pada awal tahun 2007 UKM OAM memenangkan tender dari Garuda Indonesia sebanyak 5000 unit karena harga yang ditawarkan UKM OAM lebih rendah dari harga yang ditawarkan oleh Cina.

2. Ancaman pendatang baru

Pendatang baru dalam industri akan menyebabkan perebutan pangsa pasar dan menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan mempertahankan kualitasnya. Namun, dalam memasuki industri penghasil miniatur pesawat banyak sekali hambatan masuk yang harus dihadapi diantaranya dalam memproduksi miniatur secara manual diperlukan keterampilan khusus dan kreatifitas yang tinggi. Selain itu, skala ekonomi cukup besar dengan modal yang yang besar pula. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memasuki industri ini adalah pasar karena pelanggan tidak akan berpindah kepada pendatang baru jika produk yang dihasilkan tidak berkualitas dan harga yang ditawarkan tinggi dan untuk mencapai keunggulan tersebut diperlukan biaya yang tinggi.

3. Kekuatan tawar menawar pemasok

Pemasok bahan baku UKM OAM terdapat di daerah sekitar Bogor dan Jakarta. Pemasok UKM OAM tidak hanya satu tapi terdiri dari beberapa pemasok. Harga yang ditawarkan pemasok untuk bahan baku tertentu tergantung pada kondisi pasar sehingga tidak ada penawaran antara kedua belah pihak.

4. Kekuatan tawar menawar pembeli

Pembeli produk UKM OAM memiliki daya tawar yang cukup tinggi terutama bagi leveransir maskapai penerbangan. Mereka biasanya akan mengambil penawaran dengan harga yang paling rendah karena pesanan yang ditawarkan juga dalam jumlah yang banyak. Jadi, pembeli memiliki keuatan tawar menawar apabila pesanan dalam jumlah yang banyak dan kekuatan tawar menawar pembeli kecil apabila memesan dalam jumlah yang sedikit.

5. Produk subtitusi

Jika dilihat dari karakteristik produknya, miniatur pesawat tidak memiliki produk subtitusi karena keinginan konsumen terhadap produk ini adalah mutlak. Terkecuali jika ditinjau dari bahan bakunya yaitu antara miniatur pesawat yang terbuat dari fibber, plastik dan kayu. Biasanya harga yang ditawarkan dengan bahan baku plastik dan kayu lebih murah dibandingkan dengan bahan baku fibber.

4.5. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal UKM OAM

Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dirumuskan bersama dengan pihak yang diteliti yaitu pemilik dan karyawan. Identifikasi dilakukan dengan cara diskusi dan wawancara mendalam. Hasil dari perumusan faktor internal dan eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

4.5.1. Identifikasi Faktor internal

a. Kekuatan Industri

1 Merek dan Produk sudah dikenal masyarakat luas Keunikan produk yang ditawarkan oleh UKM OAM menjadi ketertarikan bagi media untuk mempublikasikan produknya. Dengan adanya publikasi yang juga menguntungkan bagi pihak UKM karena tidak memerlukan biaya yang tinggi dalam promosi membuat produk dan UKM ini dikenal oleh masyarakat luas. Terutama untuk penayangan program di TV yang dapat menjangkau masyarakat dalam jumlah yang besar. 2 Produk yang dihasilkan berkualitas Dalam pembuatan miniatur, penilaian konsumen akan tertuju pada kesamaan produk miniatur dengan objek asli. Untuk karakteristik pembuatan miniatur dengan menggunakan tangan handmade, produk OAM dapat menciptakan bentuk miniatur pesawat sesuai dengan aslinya. 3 Harga yang ditawarkan bersaing Harga merupakan hal yang sangat sensitif bagi konsumen. Termasuk untuk produk UKM OAM, jika harga yang ditawarkan tinggi maka produk ini tidak akan dapat bersaing di pasar. Oleh karena itu, UKM OAM berani memberikan penawaran harga murah apabila pesanan terutama dari maskapai penerbangan dalam jumlah yang banyak. Penetapan harga tersebut sebenarnya tidak efisien karena UKM OAM belum memperhitungkan Harga Pokok Produksi HPP barang setiap unit. Selama ini pemilik hanya memerhitungkan harga dan keuntungan berdasarkan perkiraan dan perasaan feeling. Sehingga belum pernah dilakukan perhitungan HPP secara aktual. Namun, menurut pemilik UKM OAM, kerugian tersebut dapat tertutupi oleh jumlah produksi yang banyak sehingga biaya dapat ditekan. 4 Tempat distribusi strategis Tempat distribusi sangat penting dalam memasarkan suatu produk. Jika sistem dan tempat distribusi semakin strategis, maka akan mudah memasuki pasar. Tempat distribusi yang strategis untuk produk miniatur pesawat adalah tempat-tempat wisata, kolektor miniatur, dan Bandara. Dalam mendistribusikan produknya, UKM OAM telah memiliki showroom yang sangat strategis yaitu Jakarta dan Bali. Pengelolaan showroom dialkukan dalam bentuk kerjasama dengan salah satu agen yang pernah memasarkan produknya. Jadi, pengelolaan showroom di Jakarta yang tepatnya berlokasi di Mangga dua Square diserahkan pada orang kepercayaan dengan sistem konsinyasi. Distribusi di Jakarta juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak outlet yang terletak di bandara. Outlet tersebut adalah Batik keris dan Galeri Keris. Selain itu juga untuk memperluas pasar, pihak manajemen Mangga Dua Square mengikuti klub travel agar memudahkan jaringan pasar dan dapat diikutsertakan dalam pameran-pameran travel. Distribusi di Bali juga terbilang strategis karena banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tempat distribusi akan semakin strategis apabila UKM OAM memiliki showroom di pintu-pintu masuk wisatawan seperti bandara yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Sebagai contoh adalah Bandara Polonia di Medan dan Makasar karena berdasarkan data BPS, bandara tersebut merupakan pintu masuk yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. 5 Pimpinan Tegas dan Kreatif Pada dasarnya, miniatur pesawat yang dihasilkan UKM OAM adalah produk utama. Disamping memproduksi miniatur pesawat, UKM OAM juga dapat memproduksi miniatur lainnya sebagai contoh miniatur mobil dan miniatur lain sesuai dengan pesanan pelanggan. Namun, untuk pembuatan produk selain miniatur pesawat biasanya dikerjakan langsung oleh pimpinan UKM OAM dan melibatkan juga beberapa karyawan yang kompeten. Kreatifitas yang dimiliki pimpinan UKM OAM membuat usaha ini semakin maju. Sikap kreatif juga ditunjukkan dalam memimpin usaha dimana setiap masalah di UKM OAM terutama masalah baik internal maupun eksternal diselesaikan dengan berbagai cara dan ide. Sikap tegas pemimpin juga dibutuhkan dalam mengelola suatu perusahaan. Ketegasan di UKM OAM dibutuhkan untuk mengendalikan sikap dan mentak karyawan yang masih rendah. 6 Lokasi dekat dengan Pemasok Kedekatan lokasi dengan pemasok mempengaruhi pada tingkat persediaan bahan baku. Semakin dekat lokasi dengan pemasok akan semakin mudah dalam hal persediaan bahan baku. Lokasi pemasok bahan baku UKM OAM adalah Jakarta, Bogor dan Sukabumi. 7 Keahlian staf administrasi Administrasi digunakan sebagai arsip baik untuk dijadikan sebagai informasi pada pihak internal maupun pihak eksternal. Dalam sebuah UKM, administrasi di UKM OAM sangat rapi dan teratur. Setiap pencatatan baik keuangan, persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi tercatat dengan baik. Staf administrasi memiliki tingkat pendidikan yang sesuai dengan bidangnya saat ini yaitu berasal dari Diploma Kesekretariatan. Selain disebabkan oleh kesesuaian bidang, pada bagian administrasi juga pernah mendapatkan pelatihan dari pendamping UKM yang merupakan salah satu program pemerintah dalam memberikan bantuan teknis pada UKM. 8 Penerapan E-commerce Pemasaran di internet e-commerce sangat membantu untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Penerapan e- commerce UKM OAM dikelola oleh Divisi pemasaran yang memiliki keterampilan dan keahlian dalam teknologi dan berkomunikasi. Keahlian yang dimiliki oleh bagian pemasaran ini sangat membantu terwujudnya suatu transaksi.

b. Kelemahan Industri