Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

pendekatan JAS sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan pendekatan ekspositori 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel akibat dari adanya variabel bebas Arikunto 2002b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar setelah proses pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan mengunakan rancangan Post Test Only Control Design. Dengan melihat perbedaan nilai post test antara kelas eksperimen dan kelas pembanding yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan JAS terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi kepadatan populasi manusia. Rancangan tersebut dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut Arikunto 2002b. Gambar 2. Rancangan Penelitian Post Test Only Control Design Keterangan: E : Kelompok eksperimen R : Pengambilan sampel secara randomacak K : Kelompok kontrolpembanding X 1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen pendekatan JAS X 2 : Perlakuan pada kelompok control pendekatan Ekspositori O1 : Post tes kelompok eksperimen O2 : Post tes kelompok kontrol

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu : 1. Tahap-tahap persiapan penelitian Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah : E X 1 O1 R K X 2 O2 a. Melakukan observasi awal terhadap pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Tulakan untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru. b. Melakukan observasi data nilai ulangan harian siswa. Data nilai ulangan harian siswa digunakan untuk uji homogenitas dan uji normalitas sebelum pengambilan sampel dilakukan. c. Menetapkan sampel kelas Setelah populasi dinyatakan homogen dan berdistribusi normal kemudian dilakukan pengambilan 2 kelas sampel secara acak melalui undian d. Menyusun perangkat pembelajaran yang digunakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perangkat tersebut meliputi: 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 2 Lembar Kerja Siswa LKS 3 Kisi-kisi instrumen 4 Lembar observasi kinerja guru 5 Lembar observasi aktivitas siswa 6 Soal tes e. Melaksanakan uji coba soal yang diujikan terlebih dahulu di luar sampel penelitian. f. Menganalisis hasil uji coba soal. Hasil analisis uji coba soal digunakan untuk mengetahui apakah soal tersebut layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. 1 Validitas butir soal Gay 1983 dalam Sukardi 2008 menyatakan suatu instrumen dikatakan valid jika istrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Rumus yang digunakan : r xy = 2 2 2 2 å å å å å å å - - - Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total N = jumlah peserta ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total ∑XY = jumlah perkalian skor item dengan skor total ∑X 2 = jumlah kuadrat skor item ∑Y 2 = jumlah kuadrat skor total Setelah harga r xy diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Apabila harga r hitung r tabel , maka butir soal tersebut valid. Berdasarkan hasil uji coba dari 50 butir soal diperoleh: Tabel 1. Data hasil perhitungan validitas soal No Kategori Jumlah Nomor Soal Soal yang dipakai 1. 2. Valid Tidak Valid 31 19 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50 4, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 32, 35, 38, 39, 43, 44, 45, 46, 49 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50 Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20 halaman 125 2 Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabel dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila digunakan berkali-kali. Artinya apabila tes tersebut dilakukan pada sejumlah subyek yang sama akan tetapi pada waktu yang berbeda maka hasilnya akan relatif tetap. Untuk menentukan reliabilitas suatu soal digunakan rumus K-R. 20 Arikunto 2002a sebagai berikut r 11 = ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - å 2 2 1 S pq S n n Keterangan : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya item soal ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q p = proporsi yang menjawab item dengan benar q = proporsi yang menjawab item dengan salah q= p-1 S 2 = varians, besarnya dicari dengan rumus S 2 = N N X X å å - 2 2 Dengan : ∑ X 2 = jumlah skor kuadrat ∑ X 2 = kuadrat jumlah skor N = jumlah peserta tes Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment dengan taraf signifikan 5, bila r 11 r tabel , maka tes bersifat reliabel. Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi, tinggi dan cukup. Kriteria reliabilitas soal menurut Arikunto 2002a adalah Antara 0,81 – 1,00 = sangat tinggi Antara 0,61 – 0,81 = tinggi Antara 0,41 – 0,60 = cukup Antara 0,21 – 0,40 = rendah Antara 0,00 – 0,20 = sangat rendah Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh r 11 = 0,943 dan r tabel = 0,404 dengan N = 24, karena r 11 r tabel maka soal uji coba tersebut bersifat reliabel data selengkapnya disajikan pada lampiran 20 halaman 125. 3 Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00 Arikunto 2002a. Rumus yang digunakan adalah : DP = PB PA JB BB JA BA - = - Keterangan : DP = daya pembeda BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah : D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali D = negatif, berarti soal tidak baik. Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dan jelek dibuang, sedangkan soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai daya pembeda baik dan cukup. Tabel 2 Data hasil perhitungan daya beda soal No Kategori Jumlah Nomor Soal Soal yang dipakai 1. 2. 3. Baik Cukup Jelek 6 25 19 1, 8, 10, 29, 40, 42 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 41, 47, 48, 50 4, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 32, 35, 38, 39, 43, 44, 45, 46, 49 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50 Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20 halaman 125 4 Taraf kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Dengan perhitungan tingkat kesulitan soal dapat diketahui soal yang mudah atau sukar yang ditunjukkan dengan indeks kesukaran soal. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut dengan indeks kesukaran Arikunto 2002a. Rumus yang digunakan adalah : P = JS B Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran: P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran mudah, sedang dan sukar dengan perbandingan 20 : 60 : 20. Tabel 3. Data hasil perhitungan kesukaran soal No Kategori Jumlah Nomor Soal Soal yang dipakai 1. 2. 3. Sukar Sedang Mudah 4 22 24 3, 31, 35, 37 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 20, 28, 29, 33, 34, 36, 40, 41, 42, 47, 48 1, 4, 6, 12, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 38, 39, 43, 44, 45, 46, 49, 50 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50 Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20 halaman 125 2. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian a. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen 1 memberikan pengajaran dengan pendekatan JAS 2 memberikan penilaian atau evaluasi akhir pada siswa untuk mengetahui hasil belajar menggunakan pendekatan JAS b. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol 1 memberikan pengajaran dengan pendekatan ekspositori ceramah dan diskusi. 2 memberikan penilaian atau evaluasi akhir pada siswa untuk mengetahui hasil belajar menggunakan pendekatan ekspositori ceramah dan diskusi. 3. Tahap pengambilan data Setelah peneliti melakukan persiapan penelitian dan pengujian instrumen kemudian peneliti mengambil data yang berupa: a. hasil evaluasi akhir post-test siswa b. hasil observasi aktivitas siswa c. hasil observasi kinerja guru d. angket tanggapan siswa dan guru 4. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian Setelah melakukan penelitian, selanjutnya menganalisis data dan pembahasan untuk mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian.

F. Data dan Cara Pengumpulan Data 1. Sumber data

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhad

1 9 66

PENGARUH PEMBUATAN JURNAL BELAJAR DALAM PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

2 23 201

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Materi Kepadatan Populasi Dan Pengelolaan Lingkungan Dengan Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) Pad

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Materi Kepadatan Populasi Dan Pengelolaan Lingkungan Dengan Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisio

0 2 12

PENERUNTU Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Match Untuk Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Kepadatan Populasi Manusia Siswa SMP Negeri 2 Colomadu.

0 0 16

PENDAHULUAN Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Match Untuk Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Kepadatan Populasi Manusia Siswa SMP Negeri 2 Colomadu.

0 0 7

Penerapan Pendekatan JAS pada Materi Keanekaragaman Protista Didukung Media Film terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.

0 0 1

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Model Group Investigation (GI) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Di SMP Negeri 3 Teras.

0 0 1

EFEKTIVITAS KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SMP NEGERI 1 AIR BESAR

0 0 11

EFEKTIVITAS MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

1 1 10