h. Emotional Activities
Aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.
2.1.6 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Oleh karena itu, apabila peserta didik
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep Rifai dan Anni, 2009: 85. Dimyati dan Mudjiono,
2002: 250-251 berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi, yaitu hasil belajar dari sisi siswa
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum mengajar, sementara dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya bahan pelajaran. Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian belajar Uno, 2008: 21.
Sedangkan menurut Usman 2007: 34 hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan
guru sebelumnya. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal penting karena dari hasil belajar itulah dapat dilihat seberapa besar kemajuan belajar dari siswa tersebut. Setiap
proses belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping juga diukur dari prosesnya Sudjana, 2009:
45.Poerwantidkk 2008: 6-16 berpendapat bahwa nilai ketuntasan merupakan nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran. Nilai ketuntasan
merupakan suatu tolok ukur yang bisa digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dilihat dari presentase ketuntasan belajar
secara klasikal.
Memperhatikan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah suatu pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah
dipelajari untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran itu.
Bloom dalam Rifai dan Anni 2009: 86 menyampaikan tiga taksonomi dalam ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga
ranah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: 2.1.6.1
Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan kemampuan, dan
kemahiran intelektual. Hasil revisi taksonomi bloom dijabarkan oleh Anderson dan Krathwool dalam Kwartolo 2012: 70-71 yaitu mengingat C1, memahami C2,
mengaplikasikan C3, menganalisis C4, mengevaluasi C5, dan menciptakan C6. 2.1.6.2
Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan erat dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori
tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan, penanggapan, penilaian, dan pengorganisasian.
2.1.6.3 Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, memanipulasi obyek, dan koordinasi syaraf. Kategori tujuan
peserta didikan psikomotorik adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
Penelitian ini menggunakan ranah kognitif untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Pada awalnya, 6 kategori dalam ranah kognitif oleh Bloom mencakup
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam perkembangannya, Anderson dalam Kwartolo 2012: 70-71 merevisi temuan Bloom
ini menjadi kategori yang akan dijabarkan sebagai berikut ini: 1.
Mengingat Remembering Dalam kategori ini siswa mampu untuk mengingat-ingat kembali recall apa
yang disampaikan
gurunya. Siswa
bisa menyampaikan
informasipengetahuan sederhana secara verbal atau tulisan. Jadi, sifatnya hanya ingatan semata tanpa ada interprestasi atau manipulasi.
2. Memahami Understanding
Dalam kategori ini siswa mampu untuk memahami, menjabarkan atau menegaskan informasi yang masuk seperti menafsirkan dengan bahasanya
sendiri, member contoh, menjelaskan idekonsep, membuat ringkasan dan melakukan interprestasi sederhana.
3. Menerapkan Applying
Dalam kategori ini siswa dapat melakukan aktivitas belajar dengan melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktikan,
memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dansebagainya. Siswa memerlukan informasi yang dipelajari untuk digunakan dalam
mencapai solusi atau menyelesaikan tugas.
4. Menganalisis Analysis
Dalam kategori ini, siswa mampu untuk menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, membedakan,
menyamakan, mengelompokkan, menjelaskan tentang sesuatu dan sebagainya.
5. Mengevaluasi Evaluating
Dalam kategori ini, siswa dengan sendirinya memiliki berbagai bahan pertimbangan yang diperlukan untuk memberi nilai. Siswa mampu
menyusun hipotesis, mengkritik, menilai, menguji, membenarkan, dan sebagainya.
6. Menciptakan Creating
Dalam kategori ini, siswa mampu memadukan berbagai macam informasi dan mengembangkannya sehingga terjadi sesuatu bentuk yang baru. Selain
itu, kategori ini juga ditunjukkan dengan kemampuan dalam merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui,
menyempurnakan, memperkuat, memperindah dan sebagainya.
2.1.7 Hakikat Matematika