3.4.6 Pengukuran Kontraksi dan Relaksasi dengan Organ Bath
Percobaan dilakukan dalam 1-2 jam setelah eksisi jaringan. Korpus kavernosum langsung diletakkan dalam larutan Krebs-Henseleit dengan suhu
dipertahankan pada 4
o
C. Setelah dipisahkan dari jaringan sekitarnya, otot polos korpus kavernosum dipotong menjadi strip lembaran-lembaran dengan panjang
10 mm diletakkan dalam 5 ml organ bath yang secara terus menerus dilarutkan gas karbogen 95 O
2
dan 5 CO
2
di dalamnya pada suhu 37
o
C dengan pH 7,4. Kontraksi isometrik diukur dengan menggunakan isometric trandsducer Radnoti®
dan dihubungkan dengan MacLab Instrument 8e. Pengukuran kontraksi dilakukan pada preparat korpus kavernosum
dibiarkan dalam organ bath untuk ekuilibrasi selama 60-90 menit, dan selama itu diberikan tegangan pasif sebesar 0,5 gram dengan beberapa kali
penyesuaianGambar 8. Setelah tercapai plateau, dengan menggunakan program MacLab for Windows
maka nilai tegangan pada titik plateau digunakan sebagai nilai A setelah ditambahkan zat phenilepherine dengan dosis tertentu. Kontraksi
yang terjadi diamati, setelah terjadi plateau, maka titik tersebut ditentukan sebagai nilai B. Dengan demikian, dapat dihitung persentasi peningkatan kontraksi dengan
menggunakan rumus : B-AA x 100. Pengukuran Relaksasi pada preparat korpus kavernosum dibiarkan dalam
organ bath untuk ekuilibrasi selama 60-90 menit, dan selama itu diberikan
tegangan pasif sebesar 0,5 gram dengan beberapa kali penyesuaian. Setelah itu 1 μM phenilepherine dengan dosis 10
5
diberikan untuk mengkontraksikan preparat; dan setelah tegangan stabil dicapai plateau, dengan menggunakan program
MacLab for Windows maka nilai tegangan pada titik plateau digunakan sebagai
nilai A. Zat yang akan dinilai efek relaksasinya dimasukkan ke dalam organ bath Dosis terendah yang digunakan adalah 10
-8
M dan dosis tertinggi adalah 10
-4
M. Setelah dimasukkan dosis sesuai urutan pemberian dan terjadi relaksasi sampai
tercapai plateau, maka titik tersebut ditentukan sebagai nilai B. Dengan demikian, dapat dihitung persentasi peningkatan relaksasi dengan menggunakan rumus :
A-BA x 100.
Zat yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai relaksasi korpus kavernosum adalah asetilkolin yang merupakan neurotransmiter, sildenafil sitrat
dan zaprinast sebagai inhibitor PDE 5.
Gambar 8. Organ bath untuk mengukur kekuatan kontraktilitas relaksasi otot A, Tabung 2 unit organ bath B, Strip otot dalam tabung C.
3.4.7 Evaluasi Histopatologi