Sistem persarafan tersebut bertanggung jawab terhadap terjadinya tiga macam tipe ereksi, yaitu psikogenik, refleksogenik, dan nokturna. Ereksi
psikogenik yang terjadi karena rangsangan pendengaran, penciuman, dan fantasi yang diolah pada susunan saraf pusat akan dilanjutkan pada pusat ereksi di
medula spinalis T11-L2 dan S2-S4 sehingga terjadi ereksi. Ereksi refleksogenik yang terjadi karena rangsangan perabaan pada organ genital dan sekitarnya, akan
menuju pusat ereksi di medula spinalis yang akan menimbulkan persepsi sensoris yang akan mengaktifkan sistem saraf otonom untuk menyampaikan rangsangan
pada nervus kavernosum sehingga terjadi ereksi. Tipe ereksi ini akan tetap terjadi pada pasien dengan cedera medula spinalis di atas segmen S2. Ereksi nokturna
umumnya terjadi selama tidur rapid eye movement REM. Selama tidur REM, sistem saraf kolinergik yang terletak pada tegmentum pontin lateral akan
diaktifkan sehingga terjadi peningkatan ketegangan penis Lue 2007.
2.5.2 Anatomi dan Fisiologi Ereksi pada Penis
Fisiologi dan anatomi ereksi telah disimpulkan dari berbagai penelitan dengan baik oleh Krane Taher 1993. Penis mempunyai sepasang korpora
kavernosa dan sebuah korpus spongiosum. Korpus spongiosum merupakan jaringan yang mengelilingi urethra dan pada bagian distal membentuk bagian
kepala glans penis. Korpora kavernosa berbentuk sepasang tabung yang mengecil di bagian ujung proksimalnya. Tunika albugenia, pembungkus tabung
ini melekat pada jaringan kavernosum yang berongga-rongga sponge like sehingga terbentuklah ruang-ruang lakuna yang saling berhubungan dan dibatasi
oleh sel-sel endotel pembuluh darah. Dinding trabekulum ini terdiri atas seberkas otot polos yang tebal dalam bingkai serat fibroelastik yang mengandung sel-sel
fibroblas, jaringan kolagen, dan elastin Taher 1993. Sumber pendarahan adalah arteri dorsalis penis dan arteri kavernosum
kanan dan kiri, yang lebih berperanan pada proses ereksi, dan merupakan cabang akhir dari jalinan arteri hipogastrik kavernosum. Arteri kavernosum bercabang
membentuk arteri helisin, cabang dari setiap arteri helisin langsung berakhir di ruangan lakuna tersebut. Aliran pembuluh balik dari korpus kavernosum keluar
melalui venula subtunika yang terletak di antara bagian perifer jaringan penegang erectile
dengan tunika albugenia. Aliran vena dari ujung penis mengalir terutama melalui vena dorsalis profunda, sedangkan aliran bagian pangkal krura
biasanya melalui vena kavernosum dan vena kruralis Lue 2004. Ereksi diawali oleh relaksasi otot polos korpus kavernosa penis Taher
1993. Dilatasi dinding kavernosa dan arteri helisine menyebabkan darah mengalir memasuki ruangan-ruangan lakuna. Selanjutnya, relaksasi otot polos trabekulum
akan memperluas ruangan lakuna sehingga penis menjadi membesar. Tekanan darah sistemik yang disalurkan melewati arteri helisine akan
lebih mendorong dinding trabekulum ke arah tunika albugenia. Sebaliknya tekanan pada pleksus venula subtunika menyebabkan terhambatnya pengembalian
darah dari ruangan lakuna dan meningkatkan tekanan dalam lakuna sehingga penis menjadi tegang Taher 1993. Adanya tekanan dalam lakuna selama periode
ereksi dihasilkan oleh keseimbangan antara tekanan perfusi arteri kavernosum dengan tahanan terhadap pengeluaran aliran darah oleh kompresi venula
subtunika. Pengurangan aliran darah balik subtunika oleh penekanan mekanik ini, dikenal sebagai mekanisme oklusi vena Gambar 3.
Gambar 3. Sistem Mekanisme oklusi vena korpus kavernosum, dalam keadaan flasid aliran darahdetumesen kiri melalui arteri ke dalam korpus
kavernosum sama dengan aliran yang keluar melalui vena. Ereksitumesen kanan terjadi didahului relaksasi otot polos korpus
kavernosum, disertai peningkatan aliran darah arteri dan terhambatnya aliran balik karena sistem oklusi vena. Lue 2004
2.5.3 Mekanisme Ereksi pada Tingkat Sel