Analisis PDRB Kota Bekasi dan PDRB Provinsi Jawa Barat, Tahun

Pemerintah Kota Bekasi saat ini tidak hanya berorientasi pada pengembangan dan pembangunan pasar modern saja, tetapi Pemerintah Kota Bekasi juga telah melakukan penataan ulang terhadap pasar-pasar tradisonal dan melakukan relokasi pedagang kali lima pada area tertentu. Disamping itu, adanya peralihan perhatian Pemerintah Kota Bekasi dari pasar modern ke pasar tradisional pada tahun 2003 menjadi salah satu faktor penyebab laju petumbuhan ekonomi LPE pada sektor ini mengalami penurunan

5.2. Analisis PDRB Kota Bekasi dan PDRB Provinsi Jawa Barat, Tahun

2002-2005 Berdasarkan Tabel 5.2, Nilai Persentase Perubahan NPP Total PDRB Kota Bekasi tahun 2002-2005 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 17,11 persen. Sektor yang memiliki NPP PDRB terbesar di Kota Bekasi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni sebesar 23,81 persen. Pada tahun 2002 kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 748 802 juta meningkat menjadi Rp 927 067 juta pada tahun 2005. Adapun faktor yang menjadi penyebab besarnya NPP PDRB pada sektor ini sama dengan yang menjadi penyebab besarnya nilai LPER pada sektor ini. Sektor yang menempati urutan terakhir dalam perolehan NPP PDRB di Kota Bekasi adalah sektor pertambangan dan penggalian, yakni sebesar nol persen. Faktor yang menjadi penyebab sektor pertambangan dan penggalian di Kota Bekasi mempunyai nilai LPER sebesar 0 persen adalah karena Kota Bekasi tidak memiliki sumber daya alam yang berupa bahan tambang dan galian. Tabel 5.2. PDRB Kota Bekasi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, Tahun 2002 dan 2005 PDRB Juta Rupiah No Lapangan Usaha 2002 2005 Perubahan PDRB Juta Rupiah Persen 1 Pertanian 117 384 123 735 6 351 5,41 2 Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 3 Industri Pegolahan 4 752 376 5 528 623 776 247 16,33 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 206 954 244 305 37 351 18,05 5 Konstruksi 353 871 407 545 53 674 15,17 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2 841 529 3 339 089 497 560 17,51 7 Pengangkutan dan Komunikasi 748 802 927 067 178 265 23,81 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 351 537 403 359 51 822 14,74 9 Jasa-jasa 646 683 760 008 113 325 17,52 PDRB 10 019 136 11 733 731 1 714 595 17,11 Sumber: BPS Kota Bekasi, 2002 dan 2005 diolah. Tidak hanya NPP total PDRB Kota Bekasi yang mengalami peningkatan, NPP total PDRB Jawa Barat juga ikut mengalami peningkatan, walaupun NPP total PDRB Jawa Barat lebih kecil jika dibandingkan dengan NPP total PDRB Kota Bekasi, yaitu sebesar 16,28 persen. Sektor yang memiliki NPP PDRB terbesar di Jawa Barat adalah sektor kontruksi, yaitu sebesar 39,43 persen. Pada tahun 2002 kontribusi sektor kontruksi sebesar Rp 5 580 463 juta meningkat menjadi Rp 7 780 824 juta pada tahun 2005. Besarnya NPP PDRB sektor kontruksi ini karena pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2005, Provinsi Jawa Barat banyak melakukan pembangunan infrastruktur, seperti: pembangunan Waduk Jatigede yang sangat bernilai strategis bagi pembangunan regional maupun nasional, serta pembangunan beberapa ruas jalan tol, diantaranya Jalan Tol CIPULARANG Cikampek-Purwakarta- Padalarang dan Jalan Tol CISUMDAWU Cileunyi-Sumedang-Dawuan. Tabel 5.3. PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, Tahun 2002 dan 2005 PDRB Juta Rupiah No Lapangan Usaha 2002 2005 Perubahan PDRB Juta Rupiah Persen 1 Pertanian 31 307 840 34 691 240 3 383 400 10,81 2 Pertambangan dan Penggalian 7 999 634 7 194 526 -805 108 -10,06 3 Industri Pegolahan 89 177 060 104 886 919 15 709 859 17,62 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4 858 690 5 649 830 791 140 16,28 5 Konstruksi 5 580 463 7 780 824 2 200 361 39,43 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 41 837 785 47 259 970 5 422 185 12,96 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 478 452 10 295 854 1 817 402 21,43 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6 490 645 7 570 633 1 079 988 16,64 9 Jasa-jasa 15 661 132 20 468 266 4 807 134 30,69 PDRB 211 391 701 245 798 062 34 406 361 16,28 Sumber: BPS Pusat, 2002 dan 2005 diolah. Sedangkan sektor yang memiliki NPP PDRB terkecil dan berada pada urutan terakhir adalah sektor pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar -10,06 persen. Pada tahun 2002 kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 7 999 634 juta menurun menjadi Rp 7 194 526 juta pada tahun 2005. Kecilnya NPP PDRB sektor pertambangan dan penggalian ini karena persediaan sumber daya alam di Jawa Barat sangat kecil sekali jenis maupun jumlahnya. Adapun jenis bahan galian tambang yang paling banyak dieksploitasi di Provinsi Jawa Barat adalah batu kapur, tanah liat dan andesit termasuk jenis bahan galian tambang yang tidak dapat diperbarui kembali.

5.3. Rasio PDRB Provinsi Jawa Barat dan PDRB Kota Bekasi Tahun