jumlah pencari kerja terdaftar pada tahun 2005 sebanyak 51.608 orang, sedangkan tahun 2004 sebanyak 64.890 orang BPS,2005.
4.3. Sarana dan
Prasarana 4.3.1. Transportasi
Sampai dengan tahun 2005 panjang jalan di Kota Bekasi mencapai 322,09 km, yang terdiri dari 18,3 km jalan negara, 23,3 km jalan provinsi, dan 280,19 km
jalan kota. Dari total panjang jalan tersebut, kondisi yang rusak sekitar 27,87 dan sisanya 72,13 berada dalam kondisi baik. Kemudian bila dilihat dari kelas
jalan, terbagi dalam kelas I 12,93, kelas II 34,96 dan kelas IIIA 52,11. Sarana angkutan darat di Kota Bekasi pada tahun 2005 jumlah angkutan
kota sebanyak 11.495 unit, sedangkan mikrobus dari 603 unit menurun manjadi 483 unit dan taksi sebanyak 1.746 unit. Sementara itu, angkutan kereta api
merupakan sarana transportasi masal yang cukup banyak digunakan masyarakat Kota Bekasi. Jumlah pengguna sarana kereta api mengalami penurunan dari 8,0
juta orang selama tahun 2004 menjadi 3,0 juta orang selama tahun 2005.
4.3.2. Penyediaan Air bersih
Pada tahun 2005 cakupan pelayanannya baru mencapai 24 persen, karena terbatasnya kapasitas air terpasang belum mencukupi. Dengan dibangunnya WTP
baru di Teluk Buyung diharapkan dapat menambah kapasitas air bersih 200 ltdt dan program WJUDSP Loan ADB 1384 INO dengan pendamping dari daerah
sebesar 45 . Jumlah pelanggan air bersih saat ini mencapai 70.808 sambungan
rumah atau sekitar 424.848 jiwa. Permasalahan dalam pengembangan air bersih ini disamping investasinya sangat mahal, juga masalah kepemilikan PDAM belum
ada penyelesaiannya. Padahal Pemerintah Kota Bekasi telah menyampaikan kesepakatan pembagian aset yang sesuai dengan Pemerintah Kabupaten.
4.3.3. Pengelolaan Sampah
Cakupan pelayanan persampahan di Kota Bekasi relatif masih rendah baru mencapai 26 persen dari jumlah penduduk. Sesuai dengan standar pelayanan
persampahan, maka dengan jumlah penduduk yang ada pemerintah Kota Bekasi memerlukan 180 truk sampah dengan asumsi 1 truk sampah melayani 10.000
penduduk.
4.3.4. Sistem Drainase
Di Kota Bekasi terdapat 27 lokasi genangan banjir yang tersebar di 12 kecamatan. Pada umumnya lokasi banjir ini berada di daerah permukiman karena
masalah sebagai berikut : 1.
Lokasi permukiman berada di bawah peil banjir. 2.
Pelaksanaan pengurugan tanah permukiman tidak sesuai dengan ketentuan peil banjir yang telah ditetapkan.
3. Tidak terintegrasinya perencanaan drainase antar lokasi permukiman
karena izinnyasite plannya diberikan secara partial tidak skala kawasan. 4.
Pembangunan drainase biayanya mahal dan harus tuntas mulai dari daerah hulu sampai dengan daerah hilir out-fall. Adapun upaya yang telah
dilakukan antara lain pembangunan dan normalisasi saluran yang dibiayai APBD maupun dalam paket MBUDSP melalui Loan ADB 1511-INO
masih belum terselesaikan seluruhnya dan masih perlu dilanjutkan.
4.3.5. Sarana Penerangan Jalan Umum
Penyediaan Penerangan Jalan Umum PJU sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keindahan kota pada malam hari dan juga meningkatkan
keselamatan pengguna jalan serta mengurangi kemungkinan terjadinya tindak kejahatan. Pada saat ini ketersediaan PJU di Kota Bekasi masih sangat terbatas,
baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada tahun 2001 jumlah PJU baru mencapai 6.084 titik, kemudian tahun 2002 meningkat sebesar 22,4 menjadi 7.448 titik
dan meningkat lagi pada tahun 2003 menjadi 7.979 titik. Dalam APBD Kota Bekasi tahun 2005 telah dialokasikan anggaran untuk pembangunan PJU
sebanyak 350 titik.
4.4. Kondisi Perekonomian