Keadaan Geografi dan Pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BEKASI

4.1. Keadaan Geografi dan Pemerintahan

Kota Bekasi terletak di bagian Utara Propinsi Jawa Barat antara 106 o 48’28’’ – 107 o 27’29’’ Bujur Timur dan 6 o 10’6’’ – 6 o 30’6’’ Lintang Selatan. Wilayah Kota Bekasi memiliki luas sebesar 21.049 Ha dan berdasarkan Peraturan Daerah No 04 Tahun 2004 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan, terdiri dari 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan yang terdiri dari 12 Kecamatan yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Bekasi Utara, Pondokgede, Jatiasih, Bantargebang, Jatisampurna, Medan Satria, Rawa Lumbu, Mustikajaya dan Pondok Melati. Dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah: - Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi - Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Sebelah Barat : Propinsi DKI Jakarta - Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi Kondisi topografi relatif datar dengan kemiringan lahan 0 – 3 dan ketinggian tanah antara 10 – 45 m di atas permukaan air laut. Kondisi tanah sebagian besar berupa aluvial yang merupakan endapan pantai di bagian Utara kota dan tanah liat serta vulkanik di bagian Selatan kota. Suhu udara Kota Bekasi cukup tinggi antara 24 – 33 C karena terletak di dataran rendah. Dengan kondisi topografi demikian, maka secara teknis kerekayasaan Kota Bekasi memiliki potensi yang sangat baik untuk segala kegiatan budidaya, khususnya budidaya permukiman perkotaan. Pada sisi lain kondisi topografis yang relatif datar ini menciptakan permasalahan pada pengelolaan drainase. Posisi wilayah Kota Bekasi yang berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta membawa konsekwensi pada arah kebijakan pembangunan Kota Bekasi yang berorientasi pada kepentingan nasional, hal ini terlihat pada kedudukan Kota Bekasi dalam kebijakan tata ruang makro baik dalam RTRWN, RTRWP Jawa Barat, maupun RTRW Kawasan tertentu Jabodetabek, yang mengarahkan pembangunan Kota Bekasi sebagai Pusat Kegiatan Nasionall PKN bersama- sama dengan Bogor dan Depok sekaligus menjadi bagian dari kawasan pengimbang DKI Jakarta. Di samping potensi dan permasalahan kewilayahan di atas, hal yang juga harus menjadi perhatian adalah wilayah Kota Bekasi dilintasi oleh tiga infrastruktur penting bagi skala nasional yaitu, lintasan kereta api Jakarta – Cikampek, Jalan Tol Cawang – Cikampek dan aliran pasokan air bersih otorita Jatiluhur untuk DKI Jakarta. Kondisi ini disamping merupakan potensi yang perlu didayagunakan secara efektif juga menciptakan permasalahan pada penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana penunjang di sekitar tiga infrastruktur skala nasional tersebut, misalnya penyediaan jalan akses, frontage road dan penanganan perlintasan kereta. Selain itu, Kota Bekasi juga dilintasi oleh 5 lima sungai utama yaitu: Kali Cakung, Kali Bekasi, Kali Sunter, Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Kelima sungai ini karena mempunyai daerah tangkapan air yang cukup luas disamping mempunyai potensi yang cukup sebagai drainase utamaprimer juga potensial dalam menciptakan permasalahan banjir apabila penanganannya tidak dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir.

4.2. Demografi