persen, diikuti oleh sub sektor bank yang tumbuh sebesar 5,90 persen, sewa bangunan 4,72 persen dan lembaga keuangan lainnya sebesar 2,91 persen.
Sektor jasa-jasa juga mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 5,15 persen. Sub sektor pemerintahan umum memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi
pada sektor ini yaitu sebesar 5,34 persen sedangkan sektor swasta mengalami pertumbuhan sebesar 4,95 persen. Selanjutnya sektor industri pengolahan yang
memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Bekasi juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,25 persen. Angka tersebut merupakan
sumbangan dari sub sektor satu-satunya yang dimiliki sektor ini yaitu sub sektor industri tanpa migas.
Tingkat pertumbuhan terendah dari semua sektor perekonomian di Kota Bekasi adalah sektor pertanian yang hanya memiliki tingkat pertumbuhan sebesar
0,02 persen. Adapun sub sektor yang meliputi sektor ini antara lain: sub sektor pangan sebesar 0,02 persen, sub sektor tanaman perkebunan sebesar 0,11 persen
dan sub sektor perternakan dan hasil-hasilnya sebesar 0,01 persen.
4.5. Kebijakan Pembangunan Ekonomi
4.5.1. Prioritas Kebijakan Pembangunan Ekonomi
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Bekasi tahun anggaran 2006, prioritas kebijakan pembangunan ekonomi di Kota Bekasi
terdiri dari:
1. Meningkatkan Usaha Kecil Menengah UKM.
Untuk mengembangkan UKM dan Koperasi Pemerintah Daerah perlu meningkatkan kemitraan usaha dalam memajukan Perekonomian Daerah.
UKM yang ada di Kota Bekasi hingga saat ini belum terkelola dengan baik, hal ini secara umum diakibatkan oleh masih rendahnya kemampuan
permodalan dan manajerial sehingga menyebabkan rendahnya produktifitas UKM. Melalui analisis terhadap permasalahan yang dihadapi
dalam peningkatan UKM dan Koperasi di Kota Bekasi saat ini, didapatkan program prioritas; peningkatan kemampuan usaha kecil untuk memasok
input industri jasa dan perdagangan berskala besar dan pendataan profil. 2.
Memberdayakan potensi agribisnis dan industri rumah tangga. Kota Bekasi mempunyai prospek agribisnis dan industri rumah tangga
yang baik apabila pengelolaannya dilaksanakan secara terpadu dan optimal dengan memberdayakan kemampuan masyarakat. Sebagai upaya untuk
meningkatkan kontribusi aktivitas agribisnis dan industri rumah tangga tersebut maka pada tahun 2006 untuk menunjang hal tersebut ditentukan
program berikut: a. Pemberdayaan agribisnis.
b. Pengembangan industri rumah tangga. 3.
Membentuk dan mengembangkan Lembaga Keuangan Syariah LKS dan Badan Usaha Milik Daerah BUMD.
LKS merupakan sarana dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan sebagai sumber pembiayaan bagi usaha mikro, kecil UMK yang
didasarkan pada nilai-nilai yang berkembang di masyarakat, dalam hal ini adalah nilai-nilai Islam. Oleh karena itu Pemerintah Kota Bekasi
sebagaiman tertera dalam Renstra Kota Bekasi tahun 2003-2008 memiliki komitmen untuk memberdayakan lembaga keuangan syariah. Adapun
program tahun 2006 untuk menunjang komitmen tersebut adalah; Pembentukan LKSBUMD yang meliputi pembuatan jaringan antar LKS
yang kelembagaannya sudah berkembang, penyediaan data base, peningkatan kinerja, sosialisasi dan penguatan permodalan.
4. Meningkatkan penanaman modal Investasi.
Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dibutuhkan biaya yang sangat besar oleh karena itu diperlukan peran serta swasta dan dunia luar dalam
penyediaan modal melalui investasi. Untuk menunjang tujuan tersebut program yang akan dilakukan pada tahun 2006 adalah :
a. Penyelenggaraan promosi investasi diberbagai kesempatan event-even baik dalam negeri maupun luar negeri.
b. Peningkatan kualitas pelayanan Pemerintah Daerah terhadap Investor baru.
4.5.2. Strategi Kebijakan Pembangunan Ekonomi