Produk Domestik Regional Bruto PDRB Tahun Dasar Analisis dan Tahun Akhir Analisis Sektor-Sektor Perekonomian

merumuskan secara deskripsi pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor di Kota Bekasi pada masa otonomi daerah, tahun 2002-2005.

3.4. Definisi Operasional Data

3.4.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu wilayah dalam satu tahun tertentu sehingga PDRB mempunyai lingkup lebih kecil dibandingkan dengan Pendapatan Domestik Bruto PDB nasional. Terdapat dua macam perhitungan PDRB yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar BPS, 2002.

3.4.2. Tahun Dasar Analisis dan Tahun Akhir Analisis

Tahun dasar analisis merupakan faktor penentu yang digunakan sebagai titik awal dalam menganalisis data untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dan tahun akhir analisis merupakan faktor penentu yang digunakan sebagai titik akhir dalam menganalisis data untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Keduanya memiliki peran yang sama yakni sebagai penentu dan dasar untuk menganalisis dan mengelola data.

3.4.3. Sektor-Sektor Perekonomian

Sektor-sektor perekonomian di Kota Bekasi terdiri atas sembilan sektor, yang meliputi: 1 sektor pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. 2 sektor pertambangan dan penggalian yang terdiri dari subsektor minyak dan gas bumi, pertambangan tanpa migas dan penggalian. 3 sektor industri pengolahan yang terdiri dari subsektor industri migas dan industri tanpa migas. 4 sektor listrik, gas dan air bersih. 5 sektor bangunan atau konstruksi. 6 sektor perdagangan, hotel dan restoran. 7 sektor pengangkutan dan komunikasi yang meliputi subsektor angkutan rel, angkutan jalan raya, angkutan laut, angkutan sungai dan penyebrangan, angkutan udara dan jasa penunjang angkutan. 8 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang meliputi subsektor bank, lembaga keuangan lainnya, sewa bangunan dan jasa perusahaan. 9 sektor jasa-jasa yang terdiri subsektor pemerintahan umum dan swasta yang meliputi sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi serta perorangan dan rumah tangga.

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BEKASI

4.1. Keadaan Geografi dan Pemerintahan

Kota Bekasi terletak di bagian Utara Propinsi Jawa Barat antara 106 o 48’28’’ – 107 o 27’29’’ Bujur Timur dan 6 o 10’6’’ – 6 o 30’6’’ Lintang Selatan. Wilayah Kota Bekasi memiliki luas sebesar 21.049 Ha dan berdasarkan Peraturan Daerah No 04 Tahun 2004 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan, terdiri dari 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan yang terdiri dari 12 Kecamatan yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Bekasi Utara, Pondokgede, Jatiasih, Bantargebang, Jatisampurna, Medan Satria, Rawa Lumbu, Mustikajaya dan Pondok Melati. Dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah: - Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi - Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok - Sebelah Barat : Propinsi DKI Jakarta - Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi Kondisi topografi relatif datar dengan kemiringan lahan 0 – 3 dan ketinggian tanah antara 10 – 45 m di atas permukaan air laut. Kondisi tanah sebagian besar berupa aluvial yang merupakan endapan pantai di bagian Utara kota dan tanah liat serta vulkanik di bagian Selatan kota. Suhu udara Kota Bekasi cukup tinggi antara 24 – 33 C karena terletak di dataran rendah. Dengan kondisi topografi demikian, maka secara teknis kerekayasaan Kota Bekasi memiliki potensi yang sangat baik untuk segala kegiatan budidaya, khususnya budidaya