Sarana Produksi Obat-obatan Tenaga Kerja

wortel, sedangkan pupuk TSP dan pupuk KCl merupakan bahan pencampur yang sifatnya pilihan. Pemberian kedua pupuk ini didasarkan pada kebutuhan dan modal yang dimiliki oleh petani. Jika petani memiliki modal yang besar maka pada saat pemupukan, petani dapat mencampur urea dengan TSP atau KCl untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan ZA merupakan pengganti pupuk urea. Pupuk ZA biasanya dipakai pada musim penghujan. Pupuk kimia tersebut dapat dengan mudah diperoleh di toko pertanian yang ada di Desa Rembul. Penggunaan pupuk kimia di daerah penelitian sangat beragam sesuai dengan luas lahan yang dimiliki. Berdasarkan perhitungan rata-rata pemakaian pupuk kimia pada usahatani wortel adalah pupuk urea 234,977 kilogram per hektar, pupuk TSP 24,987 kilogram per hektar, pupuk KCl 30,80 kilogram per hektar dan pupuk ZA 27,75 kilogram per hektar

6.1.3. Sarana Produksi Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan sangat jarang digunakan oleh petani wortel Desa Rembul. Beberapa obat-obatan yang digunakan antara lain Curacron, Durusban, Ditan 45, Gandasil Buah dan Pelekat. Curacron, Durusban dan Ditan 45. Penggunaan obat-obatan bukan sebagai tindakan pencegahan melainkan untuk mengobati wortel yang terserang hama khususnya hama ulat yang menyerang daun. Hama ulat biasanya muncul pada musim kemarau. Gandasil Buah digunakan agar zat-zat hara yang berasal dari pupuk dapat masuk ke umbi sehingga umbi wortel yang diperoleh menjadi lebih besar. Sedangkan pelekat digunakan agar obat yang diberikan dapat tahan lama menempel pada daun. Pemberian obat-oabatan biasanya dilakukan dengan cara penyemprotan. Penyemprotan obat Curacron, Durusban dan Ditan 45 dilakukan bila wortel memiliki gejala untuk terserang hama ulat. Sedangkan penyemprotan Gandasil dan Pelekat dapat dilakukan bersamaan dengan pemupukan. Penggunaan obat-obatan bagi wortel tidak se- intensif dibandingkan komoditi sayuran lainnya, karena hama dan penyakit yang ada jarang menyerang tanaman wortel khususnya umbi wortel tersebut. Penggunaan obat-obatan dilakukan dilakukan jika wortel terserang hama sehingga bukan sebagai tindakan pencegahan. Rata-rata dosis obat yang digunakan petani responden adalah 0,623 liter per hektar. Sehingga pengeluaran rata-rata petani responden untuk obat-obatan sebesar Rp 55.800,00 per hektar.

6.1.4. Tenaga Kerja

Proses produksi usahatani wortel yang dilakukan di daerah penelitian meliputi persiapan lahan, penana man, pemupukan, penyemprotan, penyiangan, dan pemanenan. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani wortel di daerah penelitian adalah Tenaga Kerja Dalam keluarga TKDK dan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK. Tenaga kerja tersebut terdiri dari pria dan wanita. Biasanya kegiatan persiapan lahan dan penyemprotan dilakukan oleh pria, sedangkan penanaman, pemupukan dan penyiangan menggunakan tenaga kerja wanita. Pengadaan TKLK bagi usahatani wortel dapat dengan mudah terpenuhi, karena sebagian besar penduduk Desa Rembul berprofesi sebagai buruh tani. Sedangkan untuk pengadaan TKDK berasal dari anggota keluarga sendiri baik istri maupun anak yang tinggal di rumah sendiri. Tabel 19. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Wortel untuk Satu Musim Tanam Per Hektar di Desa Rembul Tahun 2006 Kegiatan Jumlah JamHa TKLK TKDK Pria Wanita Pria Wanita 1. Pembenihan - 12,62 97,51 69,76 2. Pengolahan Lahan 847,73 - 125,87 43,50 3. Penanaman 9,83 64,34 11,42 10,25 4. Pemupukan 7,13 56,01 19,50 12,84 5. Penyemprotan 5,00 - - - 6. Penyiangan 5,00 1140,65 107,82 95,32 7. Pemanenan 38,17 86,38 2,50 2,95 Jumlah 912,86 1360,00 364,62 234,62 Berdasarkan Tabel 19, penggunaan tenaga kerja selama proses produksi usahatani wortel setiap hektarnya adalah TKLK pria sebanyak 912,86 jam kerja dan TKLK wanita sebanyak 1360 jam kerja, Sedangkan penggunaan TKDK pria sebanyak 364,62 jam kerja dan TKDK wanita sebanyak 234,62 jam kerja. Biaya tenaga kerja pria sebesar Rp 1400,00 per jam sedangkan tenaga kerja wanita sebesar Rp 1000, per jam. Dengan lama jam kerja per hari adalah 5 jam, mulai dari jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Pembayaran upah tenaga kerja luar keluarga dilakukan menurut perjanjian. Pembayaran dapat dilakukan secara mingguan maupun harian. Selain itu, petani menyediakan makanan dan minuman bagi buruh tani yang bekerja di lahannya. Makanan yang disediakan dapat berupa nasi dan lauknya. Sedangkan minuman dapat berupa air putih maupun teh. Sebagai tambahan biasanya petani memberikan sebatang rokok bagi tenaga kerja laki- laki. Nilai makanan dan minuman tersebut sebesar Rp 1500,00 per orang per hari bagi TKLK laki- laki dan Rp 1000,00 per orang per hari bagi TKLK wanita. Biaya ini dimaksukkan dalam komponen biaya yang diperhitungkan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses produksi antara lain : 1. Pembenihan Sebagian besar petani di daerah penelitian membuat sendiri benih yang akan ditanam. Para petani melakukan pembenihan sendiri sehingga TKLK tidak begitu banyak digunakan. Kegiatan pembenihan terdiri dari penanaman, pemanen dan pengeringan. Penggunaan TKDK pria sebanyak 97,51 jam kerja dan TKDK wanita sebanyak 69,76. 2. Persiapan Lahan Kegiatan ini bertujuan untuk menggemburkan tanah. Dengan penggemburan tanah ini maka udara dapat masuk ke dalam tanah dengan mudah sebagai hara tana man. Persiapan lahan juga meliputi pemeberian pupuk kandang bagi sebagian petani. Penggunaan TKLK sangat besar pada kegiatan persiapan lahan yaitu sebanyak 847,73 jam kerja per hektar. 3. Penanaman Kegiatan penanaman dilakukan dengan cara menaburkan atau menaburkan benih pada alur yang telah dibuat sebelumnya. Sistem ini menyebabkan jarak antar tanaman yang akan tumbuh menjadi tidak teratur dan cenderung lebih rapat. Sebagian besar petani menggunakan TKLK wanita untuk mengerjakan kegiatan penanaman, dengan jumlah jam kerja sebesar 64,34 per hektar. 4. Pemupukan Kegiatan ini dilakukan khususnya bagi pupuk kimia yang terdiri dari urea, TSP, KCl dan ZA. Pemupukan pupuk kimia dapat dilakukan dua kali, yaitu umur 30 hari dan 60 hari. Penggunaan tenaga kerja banyak dilakukan oleh TKLK wanita sebanyak 56,01 jam kerja per hektar. 5. Penyemprotan Kegiatan penyemprotan merupakan kegiatan yang paling jarang dilakukan oleh petani wortel karena tanaman wortel sangat jarang diserang oleh hama dan penyakit. Oleh karena itu penggunaan tenaga kerja sangat kecil yaitu TKLK pria sebanyak 5 jam kerja per hektar. 6. Penyiangan Kegiatan penyiangan meliputi pencabutan rumput-rumput liar dan penjarangan tanaman wortel. Kegiatan ini dilakukan pada umur 30 hari dan 60 hari sebelum dilakukan pemupukan. Penggunaan tenaga kerja pada kegiatan sangat besar khususnya pada TKLK wanita sebanyak 1140,65 per hektar. 7. Pemanenan Kegiatan pemanen meliputi pencabutan umbi wortel dan pengantaran wortel ke pengumpul. Sebagian besar petani di daerah penelitian tidak melakukan pemanen karena wortel yang akan dipanen sudah dibeli oleh pengumpul. Hal ini dikenal dengan sistem tebas. Sistem ini dapat mengurangi biaya TKLK untuk pemanenan.

6.1.5. Alat – Alat Pertanian