Penerimaan Usahatani Wortel Pendapatan Usahatani

banyaknya petani di Desa Rembul yang tidak memakai sarana produksi di atas. Aplikasi TSP, KCl dan pupuk kandang jarang diaplikasikan pada usahatani wortel karena petani percaya bahwa dengan kondisi tanah masih cukup untuk memenuhi unsur hara yang diperlukan wortel. Sedangkan aplikasi obat cair jarang diberikan karena tanaman wortel jarang terserang hama dan penyakit. Tabel 21. Komponen Biaya Usahatani Wortel di Desa Rembul Per Hektar untuk Satu Musim Tanam No Jenis Biaya Satuan Harga Rp Jumlah Nilai Rp Biaya Tunai A. Penggunaan TKLK 1. TKLK Pria Jam 1.400 912,86 1.278.004,00 22,00 2. TKLK Wanita Jam 1.000 1.347,38 1.347.380,00 23,19 B. Penggunaan Pupuk 1. Pupuk Kandang Kg 100 271,25 27.125,00 0,47 2. Pupuk Urea Kg 1.600 234,97 375.952,00 6,47 3. Pupuk TSP Kg 2.300 24,99 57.477,00 0,99 4. Pupuk KCl Kg 2.725 30,81 83.957,25 1,45 5. Pupuk Za Kg 1.750 27,75 48.562,50 0,84 C. Penggunaan obat- obatan Liter 90.000 0,62 55.800,00 0,96 E. Pajak Lahan 70.000,00 1,20 Jumlah Total Biaya Tunai 3.344.257,75 57,57 III Biaya Diperhitungkan A. Benih Kg 22500 7,41 166.725,00 2,87 B. Penyusutan 13.638,90 0,23 C. Penggunaan TKDK 1. TKDK Pria Jam 1400 267,11 373.954,00 6,44 2. TKDK Wanita Jam 1000 164,83 164.830,00 2,84 D. Natura TKLK 1. TKLK Pria Jam 300 912,86 273.858,00 4,71 2. TKLK Wanita Jam 200 1.360,00 272.000,00 4,68 E. Lahan Hektar 1.200.000,00 20,66 Jumlah Total Biaya Diperhitungkan 1.265.005,90 42,43 IV Jumlah Biaya Total 5.809.263,65 100,00

6.2.2. Penerimaan Usahatani Wortel

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari tahun 2007, tetapi dalam perhitungan data yang dipakai adalah data pada periode bulan September tahun 2006 sampai bulan Januari 2007. Dimana pada periode tersebut rata-rata harga Rp 1.930,00 per kilogram dan rata-rata produksi wortel sebesar 7.388,33 kilogram per hektar. Dengan maka penerimaan tunai yang diterima petani sebesar Rp 14.259.483,33 per hektar. Sedangkan untuk penerimaan tidak tunai untuk usahatani wortel di Desa Rembul tidak ada. Hal ini disebabkan semua hasil panen dijual dan petani umumnya tidak mengambil hasil panen dalam jumlah yang besar karena sifat wortel yang mudah busuk jika tidak segera dikonsumsi.

6.2.3. Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani wortel merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya produksi. Gambaran tentang pendapatan yang diterima oleh petani di Desa Rembul dapat dilhat pada Tabel 22. Tabel 22. Analisis Pendapatan Usahatani Wortel Desa Rembul per Hektar untuk Satu Musim Tanam No Uraian Nilai Rp I Total Penerimaan 14.259.483,33 II Total Biaya Tunai 3.344.257,75 III Total Biaya Diperhitungkan 1.265.005,90 IV Biaya Total 5.809.263,65 V Pendapatan Atas biaya Tunai 10.915.225,58 VI Pendapatan Atas Biaya Total 8.450.219,68 VII RC Rasio atas Biaya Tunai 4,26 VIII RC Rasio Atas Biaya Total 2,45 Wortel dapat dipanen pada saat tanaman berumur empat bulan 120 hari. Dari satu hektar lahan wortel rata-rata dapat menghasilkan produksi 7.388,33 kilogram dengan harga rata-rata ditingkat petani sebesar Rp 1.930,00 per kilogram, sehingga rata-rata penerimaan yang didapat petani sebesar Rp 14.259.483,33 per hektar. Sedangkan biaya tunai dan biaya total masing- masing sebesar Rp 3.344.257,75 dan Rp 5.809.263,00 per hektar untuk satu musim tanam. Sehingga didapat RC atas biaya tunai sebesar 4,26 dan RC atas biaya total sebesar 2,45. Nilai RC rasio atas biaya tuna i usahatani wortel sebesar 4,26 artinya bahwa setiap Rp. 1,00 biaya tunai yang dikeluarkan petani untuk menamam wortel maka akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 4,26 per hektar. Sedangkan RC rasio atas bia ya total usahatani sebesar 2,45 mengandung pengertian bahwa setiap biaya total Rp 1,00 yang dikeluarkan petani untuk menanam wortel maka akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar 2,45 per hektar. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa usahatani wortel di Desa Rembul dapat memberikan keuntungan bagi petani walaupun tingkat produksinya rendah yaitu 7.388 kilogram 7,388 ton per hektar jika dibandingkan dengan tingkat produksi di Jawa Barat yang mampu mencapai 23 ton per hektar. Keuntungan ini didapat dari fluktuasi harga pada periode penelitian Oktober 2006 sampai Januari 2007 yang berkisar Rp1.500,00 sampai Rp.3.000,00 per kilogram. Harga yang tinggi ini disebabkan kemarau yang panjang sehingga supply wortel dari daerah lain berkurang.

BAB VII ANALISIS FAKTOR – FAKTOR PRODUKSI DAN

EFISIENSI EKONOMI USAHATANI WORTEL

7.1. Analisis Fungsi Produksi

Model Fungsi produksi yang digunakan untuk menduga fungsi produksi dalam penelitian ini adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas. Penggunaan model Cobb-Douglas dilakukan karena pada model fungsi linear berganda ditemukan pelanggaran asumsi OLS, yaitu multikolinearitas. Faktor produksi variabel independen yang diduga berpengaruh dalam usahatani wortel adalah luas lahan X 1 , benih X 2 , pupuk urea X 3 , pupuk TSP X 4 , pupuk KCl X 5 , pupuk kandang X 6 , obat cair X 7 , penggunaan tenaga kerja pria X 8 dan penggunaan tenaga kerja wanita X 9 . Sedangkan variabel dependen adalah produksi wortel Y. Pengujian terhadap ketepatan model fungsi produksi dengan melihat koefisien determinasi R 2 , F-hitung, T-hitung maupun p-value dari masing- masing parameter Tabel 23. Tabel 23. Pendugaan dan Pengujian Parameter Model Fungsi Produksi Cobb-Douglas Variabel Koefisien Regresi Simpangan Baku Koefisien T hitung P-Value VIF Konstanta 5,380 1,083 1,16 0,256 Ln Luas Lahan X 1 0,041 0,270 0,15 0,879 5,7 Ln Benih X 2 0,542 0,219 2,48 0,019 5,1 Ln Pupuk Urea X 3 0,054 0,125 0,43 0,668 2,0 Ln Pupuk TSP X 4 0,043 0,053 0,81 0,424 1,3 Ln Pupuk KCl X 5 0,056 0,062 0,91 0,371 1,5 Ln Pupuk kandang X 6 0,049 0,034 1,45 0,158 1,2 Ln Obat Cair X 7 -0,014 0,028 -0,48 0,638 1,3 Ln TK Pria X 8 0,408 0,154 2,64 0,013 2,6 Ln TK wanita X 9 -0,152 0,133 -1,15 0,261 2,6 R-Sq = 73,7 R-Sq adj = 65,9 F-hitung = 9,36 MSE = 0,1997