BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Konsep Usahatani
Usahatani menurut Soeharjo dan Patong 1973 adalah proses pengorganisasian faktor- fakor produksi yaitu alam tenaga kerja, modal dan
pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang-orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun
orang lain di samping bermotif mencari keuntungan. Menurut Riva’i dalam Hernanto 1988 usahatani adalah sebagai organisasi alam, kerja, modal, dan
pengelolaan yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Sedangkan Menurut Daniel dalam Suratiyah 2006 usahatani merupakan cara-cara petani
untuk mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan
besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil yang maksimum.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka terdapat empat unsur pokok yang selalu ada dalam usahatani. Unsur tersebut dikenal dengan istilah
faktor produksi. Adapun empat unsur yang termasuk dalam faktor- faktor produksi adalah :
Lahan
Lahan merupakan faktor produksi yang langka sehingga perlu digunakan secara efisien. Luas lahan merupakan salah satu ukuran besaran usahatani. Hal- hal
yang perlu diperhatikan dalam usahatani berkaitan dengan lahan yang digunakan adalah kesesuaian lahan, daya dukung lahan, status penggunaan lahan,
fragmentasi lahan, serta aksesibilitas terhadap sarana dan prasarana pendukung. Usaha-usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan antara lain
pemilihan komoditas cabang usahatani dan pengaturan pola tanam. Ukuran efisiensi penggunaan lahan adalah perbandingan antara output dan input. Lahan
sebagai modal mempunyai sifat khusus, yaitu : tidak dapat diperbanyak, tidak dapat berpindah tempat, dapat dipindahkan hak milik, dapat diperjualbelikan, nilai
biaya lahan tidak disusutkan dan bunga atas lahan dipengaruhi produktivitas.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja usahatani merupakan faktor produksi kedua selain lahan, modal, dan manajemen pengelolaan. Ada tiga jenis tenaga kerja yang dikenal
dalam usahatani, yaitu manusia, ternak, dan mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak-
anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Tenaga ternak digunakan untuk pengolahan
lahan dan untuk pengangkutan. Tenaga mekanik bersifat substitusi, yang menggantikan tenaga ternak atau manusia. Jika kekurangan tenaga kerja, petani
dapat memperkerjakan tenaga kerja dari luar keluarga dengan memberi balas jasa berupa upah.
Pada kenyataannya hampir seluruh bagian proses produksi yang berlangsung memerlukan tenaga kerja. Tenaga kerja digunakan untuk mengelola usahatani
perlu diukur efisiensinya dengan satuan kerja, yaitu jumlah pekerjaan produktif
yang berhasil diselesaikan oleh seorang pekerja. Efisiensi itu sendiri adalah upaya untuk mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin.
Modal
Modal adalah barang ekonomi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Macam modal usahatani antara lain lahan, bangunan, peralatan,
mesin, tanaman, ternak, sarana produksi, stok produksi, uang tunai, dan lain- lain. Sumber modal usahatani berasal dari modal send iri dan modal dari luar. Modal
sendiri merupakan modal milik petani, lahan dan non lahan. Sedangkan modal dari luar merupakan modal yang berasal pinjaman dari petani lain maupun
lembaga keuangan.
Manajemen
Manajemen usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor- faktor produksi yang
dikuasainya sebaik mungkin serta mampu memberikan produksi pertanian sesuai dengan yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah
produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas usahanya.
3.1.2 Penerimaan dan Biaya Usahatani