Usahatani Wortel di Desa Rembul

5.3.5. Luas Lahan Garapan

Petani responden rata-rata mempunyai 0,46 hektar total lahan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar usahatani wortel yang dilakukan oleh petani responden di Desa Rembul merupakan usahatani kecil Tabel 18. Tabel 18. Penyebaran Responden Petani Wortel di Desa Rembul kecamatan Bojong Kabupaten berdasarkan Tegal Luas Lahan Tahun 2007 Luas Lahan Ha Jumlah Responden orang Persentase 0 – 0,46 28 70,00 0,46 12 30,00 Total 40 100 Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat sebagian besar petani responden memiliki luas lahan kurang dari 0,46 hektar, yakni sebanyak 70 persen. Sedang petani responden yang memiliki luas lahan garapan lebih besar dari 0,46 Hektar hanya sebanyak 30 persen. Petani yang mempunyai luas lahan lebih besar dari 0,46 Hektar tidak berada di satu lokasi atau terpencar – pencar di beberapa lokasi. Hal ini pada akhirnya mempengaruhi banyaknya jam kerja yang akan dialokasikan untuk usahatani wortel di daerah penelitian.

5.4. Usahatani Wortel di Desa Rembul

Sebagian besar penduduk Desa Rembul 69,03 persen bekerja pada bidang pertanian, baik sebagai petani maupun sebagai buruh tani. Para petani mengusahakan beberapa komoditas sayuran di Desa Rembul, antara lain : wortel, kolkubis, bawang merah, bawang putih, daun bawang, cabai, dan buncis. Wortel yang ditanam di Desa dapat ditanam secara monokultur maup un secara tumpang sari dengan caisin atau kacang tanah. Petani pada umumnya menggunakan bibit yang dibuat sendiri oleh mereka. Bibit diambil dari tanaman wortel yang berumur 30 hari kemudian ditanam pada ditempat lain hingga berumur 4 bulan. Tanaman yang dijadikan bibit adalah tanaman yang mengalami pertumbuhan yang baik, hal ini ditunjukkan oleh batang daunnya yang mulus dan umbi wortel lurus. Selain digunakan untuk kebutuhan sendiri, bibit wortel dapat juga dijual kepada petani lain untuk menambah pendapatan petani. Penanaman wortel tidak tergantung pada musim. Wortel pada umumnya dapat ditanam pada musim kemarau maupun hujan. Pada musim kemarau, petani harus memperhatikan ketersediaan air yang ada di lahan. Selain petani juga harus membeli racun karena pada musim kemarau tanaman wortel sangat rentan terhadap serangan hama ulat yang menyerang daun wortel. Sedangkan pada musim hujan, para petani harus lebih intensif pada pemupukan khususnya yang dapat membesarkan umbi. Pada penelitian ini, umumnya alasan petani berusahatani wortel adalah karena modal yang dikeluarkan lebih ringan dibandingkan komoditas sayuran lainnya. Selain itu, pemeliharaan tanaman wortel juga sangat mudah. Para petani tidak perlu melakukan perawatan yang sangat intensif terhadap tanaman wortel, hal ini terkait dengan obat-obatan dan pupuk yang digunakan. Selain bibit, pengadaan input produksi lainnya dapat dengan mudah diperoleh oleh para petani. Pestisida dan pupuk anorganik dapat diperoleh di Desa Rembul maupun desa tetangga yang berjarak dua kilometer. Sedangkan pupuk kandang dapat diperoleh dari pedagang keliling dengan menggunakan mobil. Untuk tenaga kerja, petani dapat memperolehnya dari lingkungan Desa Rembul Budidaya tanaman wortel dimulai dengan tahap pengolahan lahan dan penanaman. Pada tahap pengolahan lahan, petani mencangkul tanah supaya gembur. Sebelum melakukan penanaman, petani dapat melakukan pemupukan pertama dengan pupuk kandang yang berguna untuk menyuburkan lahan. Kemudian petani membuat alur tanaman dengan menggunakan alat yang dinamakan garit. Setelah ada alurnya, kemudian bibit wortel yang berupa benih ditebarkan pada alurnya. Setelah penanaman, dilakukan pemeliharaan meliputi kegiatan pemupukan, penyiangan dan penyemprotan. Pada umumnya petani melakukan penyiangan dua kali dalam satu musim. Penyiangan dilakukan dilakukan pada umur 30 hari dan 60 hari. Penyiangan pertama difokuskan pada penjarangan tanaman wortel. Sedangkan untuk penyiangan kedua difokuskan pada pencabutan rumput-rumput liar. Hal ini dilakukan agar pupuk yang diberikan dapat dengan optimal oleh tanaman wortel. Pemupukan juga dua kali dalam satu musim. Pemupukan dilakukan pada umur 30 hari dan 60 hari setelah kegiatan penyiangan selesai dilakukan. Pupuk yang digunakan biasanya adalah urea yang dicampur dengan TSP, KCl, atau ZA. Pemupukan yang biasa dilakukan oleh petani berdasarkan pada pengalaman- pengalaman petani sebelumnya, sehingga takaran yang dalam pencampuran pupuk tidak ada yang baku. Kegiatan penyemprotan sangat jarang dilakukan oleh petani wortel di Desa Rembul. Petani melakukan kegiatan penyemprotan biasanya bukan untuk tindakan pencegahan tetapi untuk pengobatan. Petani menyemprot bila tanaman wortel sudah mempunyai gejala- gejala terserang hama atau penyakit. Hama yang paling sering menyerang tananaman wortel adalah hama ulat yang menyerang daun wortel. Hama ulat biasanya muncul pada saat musim kemarau. Beberapa pestisida yang digunakan antara lain antracol dan curacron. Pemanenan wortel umumnya dilakukan pada umur panen 120 hari 4 bulan. Kelebihan terhadap umur panen akan mengakibatkan umbi wortel menjadi keras seperti kayu. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabuti umbi wortel kemudian memotong batang dan daunnya. Kemudian wortel dibawa ketempat pencucian dan dimasuk ke dalam karung. Ada dua alternatif bagi petani untuk melakukan pemanenan, yaitu menjual dengan harga kilo-an kepada pengumpul di desa atau dengan sistem tebas yang juga dilakukan oleh pengumpul di desa. Umumnya petani menjual dengan harga kilo-an jika harga wortel di pasar sedang naik. Sedangkan sistem tebas dipilih petani karena kemudahan yang diberikan, seperti : dapat langsung memperoleh uang tunai dari hasil penjualan dan dapat menghemat biaya produksi khususnya biaya tenaga kerja untuk pemanenan. Selain itu, alasan petani menjual panen dengan sistem tebas bila merasa bahwa produksi panennya tidak begitu baik akibat hama atau kondisi cuaca yang tidak baik. Sebagian besar petani wortel yang ada di Desa Rembul menjual panen wortelnya dengan suatu sistem yang dikenal dengan sistem tebas. Pada sistem tebas, para pedagang membeli wortel yang masih di lahan. Petani dan pedagang kemudian bertemu di lahan untuk mencari kesepakatan atas produksi wortel yang akan dipanen. Setelah kesepakatan tercapai, pedagang membayarkan uang tebasan kepada petani berdasarkan harga yang berlaku di pasar. Secara garis besar proses budidaya wortel di daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Gambaran Umum Budidaya Wortel di Desa Rembul Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Keterangan : Tidak selalu dilakukan oleh petani Pembenihan Persiapan Lahan dan Pemberian Pupuk Kandang Penyemprotan dan Pemberian Pupuk Kimia Penyiangan Penyiangan Pemberian Pupuk Kimia Pemanenan Selama 4 bulan Umur 30 hari Umur 60 hari Umur 120 hari Penanaman

BAB VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI WORTEL

6.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi

Budidaya wortel relatif mudah untuk dilakukan oleh petani wortel di Desa Rembul. Tanaman wortel dapat ditanam pada musim kemarau dan hujan. Oleh karena itu, wortel selalu tersedia dari sepanjang waktu di Desa Rembul. Petani wortel umumnya menanam wortel pada lahan yang sempit dan terpencar-pencar. Petani dapat menanam wortel secara monokultur atau pun tumpangsari dengan tanaman ceisim dan kacang tanah.

6.1.1. Sarana Produksi Benih

Benih yang baik merupakan salah satu faktor yang menentukan produksi wortel. Selama ini petani wortel di lokasi penelitian tidak membeli bibit untuk usahatani wortel yang mereka lakukan. Mereka biasanya memproduksi sendiri benih yang mereka butuhkan. Pertimbangan utama bagi petani untuk memproduksi benih sendiri adalah untuk mengurangi biaya produksi. Petani sudah mengetahui bahwa benih yang dibuat sendiri kualitasnya tidak jauh berbeda dengan benih yang ada di toko pertanian. Kalau petani membeli bibit maka akan sangat memberatkan, karena kemungkinan harga bibit hampir sama dengan harga jual wortel itu sendiri. Pada umumnya para petani menggunakan takaran gelas untuk menggunakan bibit. Dimana satu kilogram benih sama dengan sepuluh gelas kecil, dengan harga Rp 2.250,00 per gelas atau Rp 22.500,00 per kilogram. Untuk satu hektar lahan, rata-rata petani menggunakan 74,1 gelas atau 7,41 kg benih.