f. Apparent Viscosity
Tepung bila dipanaskan akan membentuk pasta yang kental. Beberapa hal yang mempengaruhi pengukuran viskositas yaitu: metode penyiapan pasta,
kecepatan pengadukan, kesadahan air yang digunakan, konsenterasi pati yang digunakan, dan temperatur. Untuk uji apparent viscosity ini, digunakan alat ukur
viskosimeter Brookfield sebagai alat ukur stabilitas viskositas. Menurut Greenwood 1970, peningkatan kekentalan secara tajam terjadi
ketika granula yang telah membengkak menempati porsi yang besar dari total volume dan berhubungan dengan granula-granula lainnya yang akan memberikan
kekentalan maksimum pada kurva. Kemudian kekentalan menurun karena pecahnya struktur pati sampai kekentalan minimal. Selama periode pendinginan
kurva naik lagi mencapai kekentalan maksimum yang kedua dimana pengukuran kekuatan gel dapat dilakukan.
Ketika suspensi tepung dan air dipanaskan di atas suhu gelatinisasinya, granula akan tergelatinisasi dan mengembang secara cepat sampai semua air
terkonsumsi. Tingkat swelling yang tinggi ini mengakibatkan granula-granula tepung mudah pecah karena shear rate. Pada fase awal, bagian pati yang larut
keluar dari granula dan akan terdifusi ke dalam fase air. Namun demikian, ketika seluruh volume larutan tepung dipenuhi oleh granula-granula yang mengembang,
beberapa bagian tepung yang larut tadi kembali terdifusi ke dalam granula sampai tingkat keseimbangan tercapai. Jadi, apparent viscosity dari larutan pati tidak
hanya disebabkan oleh pengembangan granula, tetapi juga oleh adanya bagian tepung terlarut yang menahan pengembangan granula-granula dengan adanya
daya adhesi, dan juga oleh interaksi diantara granula-granula yang mengembang Leach, 1965 di dalam Wurzburg, 1965.
Pada Gambar 15 dapat dilihat bahwa nilai apparent viscosity mengalami penurunan berbanding lurus dengan peningkatan shear rate. Tepung jagung dari
vareietas Srikandi Kuning memiliki nilai apparent viscosity yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tepung jagung dari varietas lain pada pembuatan tepung
secara dry milling. Pada pembuatan tepung secara alkali cooked milling varietas Sukmaraga mamiliki nilai apparent viscosity yang tertinggi. Perbedaan nilai
viskositas ini dapat disebabkan oleh perbedaan struktur molekul tepung jagung.
Pada tepung jagung yang dibuat secara alkali cooked milling nilai viskositasnya lebih rendah bila dibandingkan tepung jagung yang dibuat secara dry milling. Hal
ini dapat disebabkan oleh pada pembuatan tepung jagung secara alkali cooked milling, jagung telah mengalami perebusan sehingga, strukturnya sudah berubah
bila dibandingkan dengan pembuatan jagung secara dry milling yang tidak melalui proses perebusan.
Gambar 15. Pengaruh laju geser terhadap apparent viscosity tepung jagung A Dry Milling dan B Alkali Cooked Milling
20 40
60 80
100 120
140 160
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Laju geser 1s
a p
p a
re n
t visco
s ity
cP Arjuna
Bisma Lamuru
Sukamaraga Srikandi Kuning
Srikandi Putih
5 10
15 20
25 30
35 40
45
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Laju geser 1s
a p
p a
re n
t visco
s ity
cP Arjuna
Bisma Lamuru
Sukmaraga Srikandi Kuning
Srikandi Putih
A
B
yang telah tergelatinisasi disebut retrogradasi. Salah satu efek retrogradasi adalah terjadinya kenaikan viskositas pada pasta.
3. Sifat Fisik a. Warna Tepung