Kadar Abu Kadar Serat Kasar Kadar Protein Kadar Lemak

4 ada rongga yang kosong, sehingga nilai densitas kamba suatu bahan akan lebih rendah dari pada bobot jenisnya.

4. Konduktivitas panas biji

jagung Tabel Konduktivitas Panas Biji Jagung Varietas Konduktiv itas Panas Tebal mm Arjuna 0,1726 Wm.K pada suhu 38 o C 4,36± 0,92 Bisma 0,1919 Wm.K pada suhu 40 o C 4,53± 1,01 Lamuru 0,1864 Wm.K pada suhu 37,5 o C 6,15± 1,79 Sukmaraga 0,1742 Wm.K pada suhu 40 o C 4,80± 0,94 Srikandi Kuning 0,1784 Wm.K pada suhu 37 o C 0,31± 0,04 Srikandi Putih 0,1422 Wm.K pada suhu 37 o C 4,62± 0,86 Nilai konduktivitas panas berhubungan dengan ketebalan dari biji jagung. Semakin tebal biji jagung maka nilai konduktivitas panasnya semakin kecil. Varietas Lamuru yang memiliki tebal terbesar yaitu 6,15±1,79 mm memiliki nilai konduktivitas panas sebesar 0,1864 Wm.K. Pengukuran nilai konduktivitas panas ini diperlukan untuk menentukan suhu dan waktu pengeringan yang diperlukan biji jagung pada pengolahan pasca panen.

B. Produksi Tepung Jagung 1. Produksi Tepung Jagung

dengan Teknik Dry Milling Pada pembuatan tepung jagung secara dry milling, jagung dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran. Kemudian jagung digiling dengan menggunakan hammer mill. Pada penggilingan ini digunakan mesh yang berukuran 80, sehingga tepung tidak diayak lagi menggunakan ayakan, dan tidak ada tepung yang tidak lolos 80 mesh. Pada teknik dry milling semua bagian biji jagung tergiling sehingga tidak ada pemisahan komponen dari biji jagung. Menurut Lorenz dan Karel 1991, kadar air yang terdapat pada biji jagung adalah sekitar 15 , dengan kadar air tersebut maka jagung sudah cukup kering untuk diolah secara dry milling.

2. Pembuatan Tepung Jagung dengan Teknik

Alkali Cooked Milling Produksi tepung jagung dengan teknik alkali cooked milling, jagung direbus dengan menggunakan air dan CaOH 2 . Perbandingan air dan jagung yang digunakan adalah 3 : 1 sedangkan CaOH 2 yang ditambahkan adalah 1 dari bobot jagung. Tujuan dari perebusan jagung adalah untuk mengembangkan jaringan yang ada pada biji jagung sehingga CaOH 2 yang ditambahkan dapat masuk kedalam jaringan pada biji jagung. Tabel Rendemen tepung jagung C.K arak teris tik Fisi ko- Kim ia dan Fun gsio nal Tep ung Jagung 1. Karakteristik Kimia a. Kadar Air Kadar air yang terdapat pada tepung jagung dari berbagai varietas berkisar antara 7.34 – 8.09 pada dry milling dan 8.47 – 8.98 pada alkali cooked milling. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air yang terdapat pada tepung jagung telah memenuhi syarat SNI tepung jagung yaitu maksimum 10.

b. Kadar Abu

Kadar abu tepung jagung dengan proses pembuatan secara dry milling berkisar antara 1.13 – 1.34 . Hal ini sudah sesuai dengan persyaratan tepung jagung menurut SNI tepung jagung yaitu maksimum 1.5 . Kadar abu pada tepung jagung dengan proses pembuatan secara Varietas Dry milling Alkali cooked milling Srikandi putih 92.67 98.00 Sukmaraga 97.07 99.89 Bisma 96.13 97.20 Arjuna 95.53 96.25 Lamuru 92.13 96.83 Srikandi kuning 96.07 97.67 5 alkali cooked milling yaitu antara 1.61 – 1.77 yang berarti belum sesuai dengan SNI tepung jagung. produk dari alkali cooked milling akan memiliki kandungan abu dan kalsium yang lebih tinggi dari pada pengolahan tepung jagung secara dry milling karena adanya panambahan CaOH 2 akan menambah jumlah mineral pada tepung jagung.

c. Kadar Serat Kasar

Kadar serat kasar tepung jagung berkisar antara 0.33 – 1.69 pada teknik pembuatan tepung jagung secara dry milling dan berkisar antara 1.16 – 2.49 pada teknik pembuatan tepung secara alkali cooked milling.

d. Kadar Protein

Tepung jagung diharapkan memiliki kadar protein yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan penggunaan tepung sebagai bahan pangan dan pakan sehingga tidak memerlukan bahan substitusi lagi dalam aplikasinya. Kadar protein dalam tepung bukan merupakan syarat mutu tepung menurut SNI. Namun, keberadaannya dalam tepung dapat melengkapi nilai gizinya. Tepung jagung dengan teknik pembuatan dry milling memiliki kandungan protein sebesar 8.39 – 9.98 untuk alkali cooked milling memiliki kadar protein yang hampir sama, yaitu berkisar antara 8.51 – 9.47 . Kandungan protein dalam tepung sangat penting untuk melengkapi nilai gizinya. Oleh karena itu kandungan protein tepung diharapkan setinggi mungkin.

e. Kadar Lemak

Kadar lemak pada pembuatan tepung secara dry milling adalah 5.23 – 9.16 , sedangkan pada teknik pembuatan alkali cooked milling kadar lemak berkisar antara 3.70 - 11.58 . Dari hasil analisa ini dapat dilihat juga bahwa pada tiap-tiap varietas tepung jagung kadar lemaknya masih cukup tinggi. Pada tepung jagung, kadar lemak juga bukan merupakan syarat mutu dalam SNI, namun kadar lemak pada tepung jagung diharapkan setinggi mungkin, hal ini sesuai dengan aplikasinya untuk produk pangan. Namun kadar lemak yang tinggi pada tepung jagung yang disimpan dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan penurunan mutu tepung. Menurut Winarno 1995, kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan.

f. Kadar Karbohidrat by difference