mempunyai hubungan kuantitatif dengan jumlah pigmen kuning dalam endosperma. Serealia umumnya miskin vitamin B yang larut dalam air Laztity,
1986.
B. PEMANFAATAN JAGUNG
Jagung dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, diantaranya adalah sebagai bahan pangan pokok masyarakat daerah tropis, sebagai
pakan ternak di daerah beriklim sedang, dan sebagai bahan baku dalam industri minuman, industri tepung jagung dan campuran dalam pembuatan kopi bubuk.
Pohon industri jagung disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Pohon industri jagung Purwono dan Hartono, 2006
Tepung Jagung Corn Steep
Liqour Media
Fermentasi
Grits Minyak Jagung
Di Afrika Selatan jagung dimakan sebagai bubur dengan nama Ugali, di Afrika Timur dengan nama Chenga dan Polenta di Italia, sedangkan di Rumania
dan Yugoslavia juga dimakan dalam bentuk bubur dengan nama Mamalia dan Zgance. Di Meksiko dan Amerika Tengah jagung dimakan dalam bentuk keripik
dengan nama Tortillas. Sebelum dikonsumsi sebagai makanan pokok, pengolahan jagung
dilakukan dengan cara pengupasan, pemipilan kemudian ditumbuk menjadi butiran beras, lalu direbus dan dikukus. Di daerah khususnya Madura dan
sebagian besar Jawa Timur jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok Warisno, 1998. Kontribusi jagung sekitar 10 dari total masukan kalori dan
protein dengan rata-rata konsumsi 15-20 kgtahun. Dalam industri, pemanfaatan jagung yaitu dengan mengubah komponen
biji jagung menjadi bahan yang memiliki nilai tambah yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan makanan ataupun bahan kimia seperti pati termodifikasi,
dekstrin, dan high fructose corn syrup. Dalam bidang non pangan biasanya digunakan sebagai makanan ternak. Produk-produk pakan dari jagung meliputi
silase jagung, gluten jagung, jagung biji dan jagung pipilan.
C. PRODUKSI TEPUNG JAGUNG
Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dengan cara penggilingan atau penepungan. Pada proses penggilingan ukuran bahan diperkecil dengan cara
diremuk yaitu bahan ditekan dengan gaya mekanis dari alat penggilingan. Mekanisme pada proses penggilingan diikuti dengan peremukan bahan, dan
energi yang dikeluarkan sangat dipengaruhi oleh kekerasan bahan dan kecenderungan bahan untuk dihancurkan.
Menurut SNI 01-3727-1995, tepung jagung adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji jagung yang bersih dan baik. Penggilingan biji jagung
ke dalam bentuk tepung merupakan suatu proses memisahkan kulit, endosperma, lembaga dan tudung pangkal biji. Endosperma merupakan bagian biji jagung yang
digiling menjadi tepung dan memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Kulit memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga kulit harus dipisahkan dari
endosperma karena dapat membuat tepung bertekstur kasar, sedangkan lembaga merupakan bagian biji jagung yang paling tinggi kandungan lemaknya sehingga
harus dipisahkan karena lemak yang terkandung di dalam lembaga dapat membuat tepung tengik. Tudung pangkal biji merupakan tempat melekatnya biji jagung
pada tongkol jagung. Tudung pangkal biji juga merupakan bagian yang harus dipisahkan karena dapat membuat tepung menjadi kasar. Apabila pemisahan
tudung pangkal biji tidak sempurna maka akan terdapat butir-butir hitam pada tepung.
Dalam usaha mereduksi ukuran jagung telah dikenal dua jenis teknik penggilingan, yaitu penggilingan kering dry milling dan pemasakan dengan
alkali alkali cooked milling. Pada proses penggilingan cara kering, jagung tidak mengalami perendaman yang lama. Pembasahan hanya dilakukan untuk
mengkondisikan agar endosperma jagung melunak sebelum jagung digiling pada hammer mill.
Pada proses
penggilingan kering dihasilkan grits, meal, flour dan germ.
Grits biasanya mengandung kurang dari 1 lemak, 1-1,5 fine meal, dan 2 flour. Germ biasanya digunakan untuk pakan ternak dan hanya sebagian kecil
yang digunakan untuk makanan. Grits digunakan untuk membuat makanan sereal atau untuk makanan ringan yang dibuat dengan metode ekstrusi Johnson, 1991.
Pengolahan biji jagung dengan alkali adalah proses pembuatan tepung jagung dengan penambahan CaOH
2
sebanyak 1 kemudian direbus dan dikeringkan baru kemudian digiling untuk mendapatkan tepung jagung. Tujuan
dari penambahan CaOH
2
adalah untuk meningkatkan kandungan kalsium pada tepung jagung. Pengolahan dengan alkali ini biasanya digunakan pada industri
pangan Johnson, 1991. Syarat mutu tepung jagung disajikan pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Syarat mutu tepung jagung SNI 01-3727-1995 Kriteria Uji
Satuan Persyaratan
Keadaan Bau
Rasa Warna
Benda – benda asing Serangga dalam bentuk stadia
dan potongan – potongan
Jenis pati lain selain pati jagung Kehalusan
Lolos ayakan 80 mesh Lolos ayakan 60 mesh
Air Abu
Silikat Serat kasar
Derajat asam Cemaran logam
Timbal Pb Tembaga Cu
Seng Zn Raksa Hg
Cemaran arsen As Cemaran mikroba
Angka lempeng total E. coli
Kapang -
- -
- -
-
bb bb
bb bb
ml N NaOH100 g
mgkg mgkg
mgkg mgkg
mgkg
kolonig APMg
kolonig Normal
Normal Normal
Tidak boleh ada Tidak boleh ada
Tidak boleh ada
Min. 70 Min. 99
Maks. 10 Maks. 1,5
Maks. 0,1 Maks. 1,5
Maks. 4,0
Maks. 1,0 Maks. 10,0
Maks. 40,0 Maks. 0,05
Maks. 0,5
Maks. 5 x 10
6
Maks. 10 Maks. 10
4
Sumber : Badan Standarisasi Nasional 1995
III. BAHAN DAN METODE