Kadar Karbohidrat by difference Kadar Amilosa Kadar Amilopektin Kadar Pati Kadar Gula Pereduksi

5 alkali cooked milling yaitu antara 1.61 – 1.77 yang berarti belum sesuai dengan SNI tepung jagung. produk dari alkali cooked milling akan memiliki kandungan abu dan kalsium yang lebih tinggi dari pada pengolahan tepung jagung secara dry milling karena adanya panambahan CaOH 2 akan menambah jumlah mineral pada tepung jagung.

c. Kadar Serat Kasar

Kadar serat kasar tepung jagung berkisar antara 0.33 – 1.69 pada teknik pembuatan tepung jagung secara dry milling dan berkisar antara 1.16 – 2.49 pada teknik pembuatan tepung secara alkali cooked milling.

d. Kadar Protein

Tepung jagung diharapkan memiliki kadar protein yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan penggunaan tepung sebagai bahan pangan dan pakan sehingga tidak memerlukan bahan substitusi lagi dalam aplikasinya. Kadar protein dalam tepung bukan merupakan syarat mutu tepung menurut SNI. Namun, keberadaannya dalam tepung dapat melengkapi nilai gizinya. Tepung jagung dengan teknik pembuatan dry milling memiliki kandungan protein sebesar 8.39 – 9.98 untuk alkali cooked milling memiliki kadar protein yang hampir sama, yaitu berkisar antara 8.51 – 9.47 . Kandungan protein dalam tepung sangat penting untuk melengkapi nilai gizinya. Oleh karena itu kandungan protein tepung diharapkan setinggi mungkin.

e. Kadar Lemak

Kadar lemak pada pembuatan tepung secara dry milling adalah 5.23 – 9.16 , sedangkan pada teknik pembuatan alkali cooked milling kadar lemak berkisar antara 3.70 - 11.58 . Dari hasil analisa ini dapat dilihat juga bahwa pada tiap-tiap varietas tepung jagung kadar lemaknya masih cukup tinggi. Pada tepung jagung, kadar lemak juga bukan merupakan syarat mutu dalam SNI, namun kadar lemak pada tepung jagung diharapkan setinggi mungkin, hal ini sesuai dengan aplikasinya untuk produk pangan. Namun kadar lemak yang tinggi pada tepung jagung yang disimpan dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan penurunan mutu tepung. Menurut Winarno 1995, kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan.

f. Kadar Karbohidrat by difference

Kadar karbohidrat tepung jagung secara dry milling berkisar antara 72.63 – 77.13 sedangkan untuk tepung jagung secara alkali cooked milling berkisar antara 69.37 – 76.39 . Kadar karbohidrat yang tinggi ini diperlukan pada tepung jagung untuk aplikasinya pada produk pangan.

g. Kadar Amilosa

Kadar amilosa yaitu banyaknya amilosa yang terdapat di dalam granula pati. Kadar amilosa terhadap tepung dari tepung jagung yang diolah secara dry milling adalah 33.00 – 38.33 sedangkan untuk tepung jagung yang diolah secara alkali cooked milling adalah sekitar 33.42 – 37.87 . Jagung yang digunakan masih tergolong dalam normal corn.

h. Kadar Amilopektin

Perbandingan antara amilosa dan amilopektin akan berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan derajat gelatinisasi pati. Kadar amilopektin pada tiap-tiap varietas jagung pada pembuatan tepung jagung secara dry milling berkisar antara 58.07 - 66.09 , sedangkan untuk tepung jagung yang diolah secara alkali cooked milling memiliki kadar amilopektin antara 55.66 - 73.93 .

i. Kadar Pati

Kadar pati merupakan kriteria mutu terpenting tepung baik sebagai bahan pangan maupun non pangan. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa tepung jagung yang diolah secara dry milling memiliki kadar pati antara 49.93 - 64.68 sedangkan untuk alkali cooked milling antara 48.22 - 60.04 . Kadar pati yang dihasilkan oleh tepung jagung baik secara dry milling maupun alkali cooked milling sudah cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk pangan.

j. Kadar Gula Pereduksi

Kadar gula pereduksi terbesar pada teknik pembuatan tepung jagung secara dry milling adalah pada varietas Bisma yaitu sebesar 0.23 , sedangkan pada teknik pembuatan tepung jagung secara alkali cooked milling kadar gula pereduksi terbesar juga terdapat pada varietas 6 Bisma yaitu sebesar 0.16. Kadar gula pereduksi tepung jagung pada setiap varietas jagung manunjukkan angka yang tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 0.18 – 0.20 pada tepung jagung yang dibuat dengan teknik dry milling dan 0.13 – 0.15 untuk tepung jagung yang dibuat dengan teknik alkali cooked milling. Hal ini berarti gula pereduksi yang terdapat pada tepung jagung sedikit sekali karena kandungan glukosa pada jagung juga sangat kecil.

2. Sifat Fungsional a. Absorbsi air dan minyak