Produksi Tepung Jagung dengan Teknik Dry Milling Pembuatan Tepung Jagung dengan Teknik Alkali Cooked Milling

B. Produksi Tepung Jagung

1. Produksi Tepung Jagung dengan Teknik Dry Milling

Pada pembuatan tepung jagung secara dry milling, pertama-tama jagung sebanyak 500 g dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran. Kemudian jagung digiling dengan menggunakan hammer mill. Pada penggilingan ini digunakan ayakan yang berukuran 80 mesh, sehingga tepung yang dihasilkan berukuran seragam yaitu 80 mesh. Pada pengolahan secara dry milling semua bagian biji jagung tergiling sehingga tidak ada pemisahan komponen dari biji jagung. Rendemen yang dihasilkan pada pembuatan tepung jagung secara dry milling dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rendemen tepung jagung Varietas Dry milling Alkali cooked milling Rendemen Kadar air bk Rendemen Kadar air bk Arjuna 95,53 7,73 96,25 8,47 Bisma 96,13 7,77 97,20 8,92 Lamuru 92,13 7,92 96,83 8,78 Sukmaraga 97,07 7,66 99,89 8,98 Srikandi Kuning 96,07 8,09 97,67 8,82 Srikandi Putih 92,67 7,34 98,00 8,70 Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rendemen tepung jagung yang dihasilkan cukup tinggi yaitu berkisar antara 92–96. Perbedaan rendemen dari tepung jagung yang dihasilkan ini disebabkan oleh adanya tepung yang menempel pada alat giling. Namun tepung yang menempel tersebut tidak terlalu banyak sehingga tepung jagung yang hilang juga tidak terlalu banyak. Neraca massa pembuatan tepung jagung dengan teknik dry milling dapat dilihat pada Gambar 12. Kadar air yang terdapat pada jagung adalah sekitar 7,66-8,09, dengan kadar air tersebut maka jagung sudah cukup kering untuk diolah secara dry milling sehingga jagung tidak memerlukan proses pengeringan terlebih dahulu sebelum digiling. Gambar 12. Neraca massa pembuatan tepung jagung dengan teknik dry milling

2. Pembuatan Tepung Jagung dengan Teknik Alkali Cooked Milling

Pada pembuatan tepung jagung dengan teknik alkali cooked milling, jagung terlebih dahulu direbus dengan menggunakan air dan CaOH 2 . Perbandingan air dan jagung yang digunakan adalah 3:1 sedangkan CaOH 2 yang ditambahkan adalah 1 dari bobot jagung. Tujuan dari perebusan jagung adalah untuk mengembangkan jaringan yang ada pada biji jagung sehingga CaOH 2 yang ditambahkan dapat masuk kedalam jaringan pada biji jagung. Penambahan air dengan perbandingan 3:1 dengan tujuan untuk memaksimalkan penyerapan air oleh biji jagung. Pemasakan dan perendaman dengan alkali menyebabkan air dan alkali masuk ke dalam biji jagung. Penambahan alkali ini dapat melepaskan kulit dan melunakkan struktur endosperma. Masuknya alkali ke dalam jaringan biji jagung dapat menyebabkan lepasnya amilosa setelah granula mengembang. Gelatinisasi pati terjadi karena interaksi antara amilosa dengan basa. Pembuatan jagung dengan teknik alkali cooked milling ini biasanya digunakan pada pembuatan tortilla dan pembuatan tepung jagung dengan cara ini mulai terkenal di negara berkembang untuk mempertahankan makanan tradisional. Neraca massa Jagung 500 g Dibersihkan dari kotoran Penggilingan dengan hammer mill Tepung jagung 480 g pembuatan tepung jagung dengan teknik alkali cooked milling disajikan pada Gambar 13. Rendemen yang dihasilkan pada pembuatan tepung dengan teknik ini dapat dilihat pada Tabel 9. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa rendemen yang dihasilkan yaitu antara 96,25–99,89. Rendemen yang dihasilkan pada pembuatan tepung jagung secara alkali cooked milling lebih besar jika dibandingkan dengan rendemen pada pembuatan tepung jagung secara dry milling, hal ini disebabkan oleh kadar air pada alkali cooked milling lebih besar dari pada dry milling yaitu antara 8,47-8,98. Gambar 13. Neraca massa pembuatan tepung jagung dengan teknik alkali cooked Milling Air 1500 ml CaOH 2 5 g Jagung 500 g Perebusan selama 60 menit Perendaman selama 120 menit Pencucian Pengeringan 490 g Penggilingan dengan hammermill Tepung jagung 490 g Air bekas cucian Jagung yang telah masak nixtamal 838,5 g Air sisa rendaman 466 ml

C. Karakteristik Fisiko-Kimia dan Fungsional Tepung Jagung