Tabel 4.5.
Uji t untuk proporsi keikutsertaan peserta percobaan dalam percobaan terpisah jenis penggunaan pribadi
N Means
Std Dev SE Mean
T-Value P-Value
Syariah 5
0,814 0,155
0,069 Konvensional
5 1,128
0,421 0,19
-1,57 0,178
Dari output uji t tersebut dapat diketahui bahwa antara keikutsertaan peserta percobaan terpisah jenis penggunaan pribadi tidak ada perbedaan antara
sistem syariah dengan sistem konvensional. Hal ini terlihat dari nilai p-value yang bernilai 0,178 lebih besar dari taraf nyata 5 persen.
Sementara untuk proporsi keikutsertaan jenis penggunaan sewa dalam percobaan terpisah juga diuji dengan menggunakan uji t dan menghasilkan output
sebagai berikut: Tabel 4.6. Uji t untuk proporsi keikutsertaan peserta percobaan terpisah jenis
penggunaan sewa
N Means
Std Dev SE Mean
T-Value P-Value
Syariah 5 0,473
0,270 0,12
Konvensional 5 0,298 0,327 0,15
0,92 0,386
Dari output uji t tersebut dapat diketahui bahwa antara keikutsertaan peserta percobaan terpisah jenis penggunaan pribadi tidak ada perbedaan antara
sistem syariah dengan sistem konvensional. Hal ini terlihat dari nilai p-value yang bernilai 0,386 lebih besar dari taraf nyata 5 persen.
4.7 Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Syariah dengan
Konvensional dalam Percobaan Terpisah
Perbedaan keuntungan perusahaan asuransi syariah dengan konvensional dapat diolah dengan menggunakan uji t. Sebaran data untuk keuntungan
perusahaan dapat dilihat Dari Gambar 4.4. Gambar tersebut memperlihatkan sebaran data keuntungan perusahaan asuransi kendaraan bermotor syariah dan
konvensional jenis penggunaan pribadi. Dari dotplot tersebut diketahui bahwa perusahaan kendaraan bermotor syariah mempunyai rentan keuntungan yang lebih
besar daripada keuntungan perusahaan asuransi kendaraan bermotor konvensional.
Keunt ungan perusahaan S
is te
m
85 80
75 70
65 60
55 50
K S
Dotplot of Keuntungan per usahaan vs Sistem
Gambar 4.4. Dotplot Keuntungan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Jenis Penggunaan Pribadi Percobaan Terpisah
Keuntungan perusahaan jenis penggunaan pribadi dapat diuji dengan uji t. Adapun hasil dari uji t tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.7. Uji t untuk Keuntungan Perusahaan Percobaan Terpisah Jenis Penggunaan Pribadi
N Means
Std Dev SE Mean
T-Value P-Value
Syariah 5 67,9
10,3 4,6
Konvensional 5 70,8 14,1 6,3
-0,37 0,720
Output uji t tersebut mengindikasikan bahwa tidak adanya perbedaan keuntungan perusahaan antara sistem syariah dengan konvensional terlihat dari p-
value yang bernilai 0,720 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Hal ini dikarenakan total keuntungan untuk kedua sistem hampir sama. Keuntungan perusahaan
asuransi ditentukan oleh proporsi keikutsertaan peserta dalam asuransi. Untuk per- satuan keikutsertaan peserta, perusahaan konvensional mempunyai keuntungan
lebih besar karena tak adanya sistem bagi hasil dan rate premi yang lebih tinggi dari syariah. Namun proporsi peserta pada asuransi konvensional lebih rendah
daripada proporsi keikutsertaan pada asuransi syariah. Dengan demikian ada kesamaan total keuntungan antar keduanya.
Sementara itu, sebaran data untuk keuntungan perusahaan asuransi kendaraan bermotor jenis penggunaan sewa dapat dilihat dari Gambar 4.5.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa keuntungan perusahaan asuransi konvensional lebih tinggi daripada keuntungan perusahaan asuransi syariah
dengan jenis penggunaan sewa. Pada sistem syariah perusahaan dua kali memperoleh keuntungan nol, sementara pada sistem konvensional perusahaan
tidak pernah memperoleh keuntungan nol.
Keunt ungan per usahaan S
is te
m
1 1 2 9 6
8 0 6 4
4 8 3 2
1 6 K
S
Dotplot of Keuntungan per usahaan vs Sistem
Gambar 4.5. Dotplot Keuntungan Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Jenis Penggunaan Sewa Percobaan Terpisah
Keuntungan perusahaan jenis penggunaan sewa dapat juga diuji dengan menggunakan uji t. Adapun output uji t untuk keuntungan perusahaan jenis
penggunaan sewa dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.8. Uji t untuk Keuntungan Perusahaan Percobaan Terpisah Jenis
Penggunaan Sewa
N Means
Std Dev SE Mean
T-Value P-Value
Syariah 5
62,2 31,0
14 Konvensional
5 35,8
38,7 17
1,19 0,272
Output uji t tersebut mengindikasikan bahwa tidak adanya perbedaan keuntungan perusahaan antara sistem syariah dengan konvensional terlihat dari p-
value yang bernilai 0,272 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Hal ini dikarenakan total keuntungan untuk kedua sistem hampir sama. Keuntungan perusahaan
asuransi ditentukan oleh proporsi keikutsertaan peserta dalam asuransi. Untuk per- satuan keikutsertaan peserta, perusahaan konvensional mempunyai keuntungan
lebih besar karena tak adanya sistem bagi hasil dan rate premi yang lebih tinggi dari syariah. Namun proporsi peserta pada asuransi konvensional lebih rendah
daripada proporsi keikutsertaan pada asuransi syariah. Dengan demikian ada kesamaan total keuntungan antar keduanya.
4.8 Preferensi Peserta Percobaan Ketika Dihadapkan Pada Alternatif