sistem syariah adalah 2,5 persen dan pada sistem konvensional adalah 2,55 persen. Selain itu perbedaan yang nyata terletak dari adanya sistem bagi hasil
untuk nasabah yang tak mengalami kerugian pada asuransi syariah sementara pada asuransi konvensional apabila peserta tidak mengalami kerugian, mereka
tidak akan mendapatkan apa-apa. Keidentikan data pada keuntungan peserta asuransi syariah dan asuransi
konvensional jenis penggunan sewa terjadi karena adanya asumsi-asumsi dalam percobaan ekonomi seperti aset awal seluruh peserta percobaan yang sama, jenis
kendaraan dan harga kendaraan yang sama, serta uang pertanggungan kendaraan yang ditetapkan sama dengan harga pasar.
4.5 Keuntungan Peserta untuk Kedua Jenis Penggunaan dalam percobaan terpisah
Keuntungan peserta asuransi syariah lebih besar daripada keuntungan peserta asuransi konvensional baik untuk jenis penggunaan pribadi maupun untuk
jenis penggunaan sewa. Sementara perbandingan antara jenis penggunaan, keuntungan peserta yang lebih tinggi adalah keuntungan peserta dengan jenis
penggunaan pribadi. Tetapi untuk selisih keuntungan peserta antara sistem syariah dan konvensional yang lebih tinggi adalah jenis penggunaan sewa dimana selisih
tersebut adalah 3,061 poin. Perbedaan keuntungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.3. Perbandingan Keuntungan Peserta Asuransi Jenis Penggunaan Pribadi dan Sewa Percobaan Terpisah
4.6 Perbandingan Proporsi Keikutsertaan Peserta Asuransi Syariah
dengan Konvensional Percobaan Terpisah
Untuk membandingkan proporsi keikutsertaan peserta percobaan terhadap asuransi syariah dengan konvensional jenis penggunaan pribadi digunakan uji t.
Karena data yang didapat dalam bentuk persentase maka data ditransformasikan terlebih dahulu menjadi arch sin.
Tabel 4.4 Proporsi Keikutsertaan Kedua Sistem Percobaan Terpisah Pribadi Sewa
Periode Syariah
Konvensional Syariah Konvensional 1
100 80 60 80 2
80 80 60 20 3
60 80 0 40 4
100 60 0 40 5
80 60 20 40 Data transformasi dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil Output uji t tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:
Rp Rp
Rp Rp
Tabel 4.5.
Uji t untuk proporsi keikutsertaan peserta percobaan dalam percobaan terpisah jenis penggunaan pribadi
N Means
Std Dev SE Mean
T-Value P-Value
Syariah 5
0,814 0,155
0,069 Konvensional
5 1,128
0,421 0,19
-1,57 0,178
Dari output uji t tersebut dapat diketahui bahwa antara keikutsertaan peserta percobaan terpisah jenis penggunaan pribadi tidak ada perbedaan antara
sistem syariah dengan sistem konvensional. Hal ini terlihat dari nilai p-value yang bernilai 0,178 lebih besar dari taraf nyata 5 persen.
Sementara untuk proporsi keikutsertaan jenis penggunaan sewa dalam percobaan terpisah juga diuji dengan menggunakan uji t dan menghasilkan output
sebagai berikut: Tabel 4.6. Uji t untuk proporsi keikutsertaan peserta percobaan terpisah jenis
penggunaan sewa
N Means
Std Dev SE Mean
T-Value P-Value
Syariah 5 0,473
0,270 0,12
Konvensional 5 0,298 0,327 0,15
0,92 0,386
Dari output uji t tersebut dapat diketahui bahwa antara keikutsertaan peserta percobaan terpisah jenis penggunaan pribadi tidak ada perbedaan antara
sistem syariah dengan sistem konvensional. Hal ini terlihat dari nilai p-value yang bernilai 0,386 lebih besar dari taraf nyata 5 persen.
4.7 Perbandingan Keuntungan Perusahaan Asuransi Syariah dengan